Cari di blog ini

Rabu, 25 Maret 2015

SIKLUS HAID (WANITA)

  1. Pengertian 
    Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi olehhormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampaimenopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.

    Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya 
    darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.

    Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokongdan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vaginaatau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.
    Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004)
    Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.Tanda dan gejala
  2. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi:
    1. Siklus Menstruasi

      Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu :

      fase menstruasi atau deskuamasi, fase post menstruasi atau stadium regenerasi, fase intermenstruum atau stadium proliferasi, dan fase pramenstruum atau stadium sekresi.
      Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).  Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
      Siklus haid dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :
      A. Siklus Uterus



      Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus -
      endometrium. Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif – fase sekresi.

      Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
      1. 
      Fase menstruasi atau deskuamasi
      Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan  lendir dari cervik. Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa.  Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid.

      2.
      Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
      Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

      3.
       Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
      Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal  ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :

      a. 
      Fase proliferasi dini
      Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9.
      Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase  menstruasi dimana terlihat perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit.


      b.
      Fase proliferasi akhir
      Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14.
      Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar  yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.

      4. 
      Fase pramenstruum atau stadium sekresi
      Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28.Pada fase ini endometrium kira - kira  tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

      Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
      a. 
      Fase sekresi dini
      Dalam fase ini endometrium lebih  tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya  ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu :
             1.
      stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan   dengan                     lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar
             2.
      stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini                       disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit                    stroma         di antaranya.
             3.
      stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran saluran kelenjar sempit,                   lumennya berisi sekret dan stromanya edema.

      b. 
      Fase sekresi lanjut
      Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel stroma bertambah.  Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

      Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal.



      1.       FASE FOLIKULER ( hari 1 – 10 )
            Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memicu / merangsang pertumbuhan 10 – 20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia.
      Kadar FSH dan LH yang tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan progesteron yang rendah pasca fase haid sebelumnya.
      Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun akan kembali meningkat setelah masuk fase proliferasi

      2.       FASE FOLIKULER ( hari 9 -14 )

      • Follicle d’graaf : oosit dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa yang disebut cumulus oophorus
      • Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel granulosa meningkat dan mencapai puncaknya 18 jam menjelang ovulasi.
      • Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan (ANTRUM) - follicle d’graaf.
      • Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH ( proses umpan balik negatif




        3.      
        SIKLUS OVARIUM : OVULASI ( hari 14 )
      •    Pembesaran folikel yang cepat dan diikuti dengan protrusi permukaan cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan cumulus oophorus ( ovulasi )
      •     Peristiwa ini kadang disertai rasa nyeri : mittelschmerz
      •    Kadar estradiol yang meningkat dengan cepat menjelang ovulasi menyebabkan kenaikan kadar LH secara mendadak dan penurunan FSH pada pertengahan siklus (mekanisme umpanbalik positif )
    2. SIKLUS OVARIUM : FASE LUTEAL ( hari 15 - 28 )
      Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang telah mengalami ovulasi mengalami luteinisasi dan sisa folikel berubah menjadi CORPUS LUTEUM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar