Cari di blog ini

Jumat, 14 Agustus 2015

30 HARI

30 HARI

Cerpen Karangan: 
Lolos moderasi pada: 20 July 2015
“Kamu divonis mengidap penyakit Kanker Otak stadium akhir, waktumu tersisa 30 hari lagi dan maafkan kami. Selesaikan urusanmu yang ada disini”. Kata-kata itu menghantam jantungku, bagaimana mungkin aku bisa mengidap penyakit ini? Aku masih muda dan aku masih punya cita-cita. Bagaimana mungkin Tuhan tega kepadaku? Apakah salahku kepada-MU Tuhan? Sebegitu bencinyakah kau terhadapku? Aku mempertanyakan itu sepulang aku dari Rumah Sakit.
Aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku pada malam itu, aku tak kuasa menerima semua ini. Ketika aku ingin melompat di sebuah jembatan, ada seseorang menarikku, laki-laki itu memelukku dan berteriak marah “Apa yang kau lakukan? Sependek itukah pikiranmu?” aku membalas berteriak kepadanya. “Apa masalahmu? Kau orang asing, stop mencampuri urusanku!!!” bercucuranlah air mataku saat itu. “Kau bodoh, kau punya kehidupan dan kau rela membuangnya dengan percuma.” Balasnya. “Apa bedanya jika aku mati? Hari ini atau 30 hari lagi. Aku akan tetap mati” aku mengucapkannya sambil terisak. “lalu apa bedanya aku dan kamu? Aku juga akan mati pada akhirnya. Hari ini, besok atau bahkan saat ini.” “tapi kau tidak menderita penyakit mematikan ini, kau tidak mengalaminya, bukan kau yang divonis hidup 30 hari.” Aku mengucapkannya sambil marah, apa peduli orang ini? Mengapa dia repot-repot menyelamatkanku dan repot-repot menolongku?
“Baiklah jika itu maumu, silahkan lompat, permalukan dirimu di depan Tuhan, permalukan keluargamu di masyarakat. Kau tau? Kau menyedihkan bukan karena penyakitmu tapi karena pikiranmu. Datanglah besok jam 1 di depan Rumah Sakit, aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu, bahwa aku akan membuat 30 hari terakhirmu menjadi bermakna, menjadi hidup walau mungkin hanya 30 hari, kumohon percayalah kepadaku, bahkan kau tidak mengenalku.” Ucapnya dengan tulus, “ngomong-ngomong namaku Indra, dan senang berkenalan denganmu. Sebaiknya kau pulang dan persiapkan dirimu untuk petualangan yang indah besok. Percaya Padaku.” Dia melanjutkan. Dan orang asing itu pergi meninggalkanku begitu saja, seenaknya saja dia memerintahku untuk melakukan semaunya dia.
Malam itu aku pulang, bodohnya aku pun menyiapkan diri untuk besok sesampai di rumah dan langsung tidur terlelap. Memangnya ada apa besok? Hanya hari-hari bodoh bersama orang asing yang menjengkelkan dan suka ikut campur, walau kuakui orang asing bernama Indra itu tampan, dengan tinggi semampai dengan postur tubuh yang indah, ah seperti malaikat saja.
HARI 1 – 29
Yap masuk ke hari pertama dimana berarti sisa 29 hari lagi, aku datang siang itu pukul 1 kutunggu dia di rumah sakit. Lalu secara mengagetkan dia muncul di hadapanku membawa ice cream vanilla, aku tak mengerti kenapa dia bisa tau apa yang aku suka atau ini memang mungkin hanya kebetulan semata.
“Sudah siap?” tanyanya. Aku menjawab “Yah siap untuk menjalani hari pertama”. Kataku tak acuh. “Hei semangatlah, kau akan mengalami sesuatu sebagai pembelajaran hidupmu hari ini.” Ucapnya sambil tersenyum. “oke, oke orang asing, mau kemana kita hari ini?”. “jangan hancurkan kejutannya. Kau akan tau nanti”. Sambil menggandeng tanganku kami pergi ke motornya. Aneh sekali aku tak marah sedikitpun ketika dia menggandeng tanganku, orang asing aneh yang membuatku nyaman.
“Kita sudah sampai, di yayasan untuk anak-anak kanker di Indonesia”. Sambil tersenyum dia menolongku turun dari motornya. “Mengapa kita disini? Aku tak mau disini.” Ucapku sambil sedih. “Kau harus disini, percayalah kau akan bahagia disini.”
Hari itu aku melihat, memperhatikan dengan takjub ketika Indra membantu anak-anak tersebut dan menghibur mereka, seolah anak-anak itu adalah keluarganya, Anak-anak ini mengidap penyakit yang sama terhadapku, anak-anak ini tak menyerah dan tetap semangat. Mereka menghargai kehidupan sebagaimana semestinya. Mereka bahagia walau mereka tau hidup mereka tak akan lama lagi. Aku merasa malu, tak kuasa aku menahan tangisku dan Indra melihatku, aku pun hanya tersenyum dan berkata “Aku mau ke toilet” sambil menunjuk keluar.
Aku tak masuk kembali ke ruangan, aku duduk di sebuah ayunan sambil melamun ketika seorang anak mengejutkanku. “Kakak, ngapain disini? Kok gak masuk ke dalam?” dia berkata. “gak papa kakak lagi pengen duduk disini aja, kamu ngapain disini?”. “Aku disini karena aku pengen menikmati alam ini aja, udaranya, mataharinya, selagi aku bisa aku harus menikmati apapun yang Tuhan berikan.” Aku merasa tersentuh mendengarnya. Aku mendekapnya dan berkata “Mulai saat ini kita berteman, namaku Rani, siapa namamu?.” “Namaku Rere, dan aku akan sangat senang menghabiskan waktu dengan kakak.” Dengan tulus dia tersenyum.
Setiap hari semenjak hari pertamaku ke rumah anak-anak itu aku mengahabiskan waktuku dengan Indra, dia baik sekali kepadaku sampai aku tak kuasa terharu dan tersenyum. Kami bermain ke taman air, wahana hiburan dan pergi bersenang-senang sampai aku lupa kalau aku mempunyai penyakitku. Sampai pada akhirnya kondisiku yang begitu lemah, aku terjatuh dan pingsan, aku dirawat di rumah sakit, dan Indra setia menemaniku, kami menghabiskannya dengan bermain kartu, monopoli atau bahkan hanya sekedar bercanda-canda. Aku mulai mencintainya.
“Besok adalah hari terakhirku, hari ke 30-ku, aku takut. Tak inginkah kau ucapkan sesuatu?” aku berbicara sambil menahan air mataku. “sssttt… hidup dan mati di tangan Tuhan, apa yang kau inginkan di hari terakhirmu jika itu memang hari terakhirmu? Apa yang ada dalam prioritas keinginanmu? Kumohon katakanlah.” Ucapnya sambil menggenggam tanganku. “Aku punya daftar bodoh dalam hidupku, ada 10 keinginanku dan 9nya sudah aku wujudkan bersamamu.” Aku berucap dengan lirih. “Lalu apa keinginan terbesarmu, apakah aku dapat membantumu mewujudkannya?” “itu hanya sebuah keinginan bodoh yang diucapkan oleh anak kecil yang suka berkata ceplas-ceplos.” Aku terkekeh. “Apa itu?” ucapnya serius. “Oke baiklah mister yang tidak ingin teralihkan, aku ingin menikah di sebuah mesjid lalu berpesta di sebuah pantai dengan nuansa warna putih, semua harus putih dan hanya aku dan pasangankulah yang memakai kostum berwarna merah muda. Bagaimana? Bodoh kan?” “Sama sekali tidak bodoh, itu hanya permintaan yang indah dari seorang anak kecil.” Dia mengucapkannya sambil mencium keningku. “Izinkan aku pergi sebentar, aku hanya harus mengurus sesuatu. Aku mencintaimu.” Dia mengucapkan di telingaku, tak ada tuntutan, tak ada rayuan, tak ada kepalsuan, hanya ucapan tulus yang terdengar dan dia pun pergi.
HARI 30
Aku takut ya Tuhan, kumohon jangan biarkan hari ini terlalu sakit.
Lalu datanglah Indra hari itu, dengan kemeja merah muda dan jas hitamnya, dia terlihat tampan sekali. Aku berkata “kamu dari mana saja? aku hampir takut kau tak akan menemaniku hari ini. Aku takut, Indra”. “Jangan, jangan takut sayang, aku pergi mengurus sesuatu. Aku disini bersamamu, aku selalu bersamamu. Aku hanya ingin mengucapkan sebuah kalimat ‘maukah kamu menikah denganku?’” ucapnya sambil berlutut dengan menunjukkan sebuah cincin indah. Aku terkejut “Jangan bercanda, pernikahan bukanlah suatu permainan, kumohon jangan bercanda.” ucapku lirih. “Tak ada kata bercanda dalam kamusku jika itu menyangkut mencintaimu dan bersamamu, tidak ada. Hari ini aku berlutut di hadapanmu bersungguh-sungguh. Aku hanya ingin bersamamu, ketika aku melihatmu keluar dari rumah sakit hari itu aku mengikutimu, aku terpesona olehmu dan aku mencintaimu. Jadi maukah kamu menikah denganku?” aku tak kuasa menahan tangis, air mataku tumpah membasahi pipiku, sambil berucap dalam air mataku aku mengatakan “ya, aku mau”. dan dia langsung menciumku sambil memasangkan cincin ke jari manisku. “Kau akan menjadi istriku, di dunia ini, di alam sana nanti, dimanapun kau akan menjadi istriku, pertama dan satu-satunya.”
Hari itu aku menikah dengannya, dengan tema putih, dihadiri orang-orang tersayangku dan di sebuah pantai yang indah. Aku merasa bahagia, aku tak tau ini berlangsung sampai kapan tapi aku bahagia dengan pernikahanku, bersama orang yang paling kucintai. Tak ada tandingannya di bumi ini selain sebuah kata “bahagia”.
HARI SETELAH HARI 30
Aku masih hidup sampai hari-hari berikutnya, membangun rumah tangga bersama suamiku, seorang lelaki terhebat dan pada malam itu aku bersamanya. Duduk di serambi rumah, aku bersandar kepadanya. Aku mengucapkan betapa beruntungnya aku bertemu dengannya, bersamanya dan merasakan cinta darinya. Dia mengecupku dan aku pun memeluknya. Aku menghembuskan nafas terakhirku dalam dekapannya. Semua gelap, hanya tersisa sebuah mata yang menangis menatapku. Aku pun tertidur untuk selamanya, meninggalkan suamiku, laki-laki yang paling berharga dalam hidupku.


Cerpen Karangan: Vanda Deosar
Blog: http://vandadeosar.blogspot.com
Hallo Nama saya Vanda Deosar, saya bercita-cita menjadi penulis. Tapi menulis saya masih berantakan, mohon dimaklumi. Saya seorang mahasiswi yang sehari-harinya bekerja untuk survive. Saya pecinta Sherlock Holmes, Harry Potter dan Real Madrid. Musik yang saya dengar cukup simple yaitu westlife dan maroon 5. Saya suka sekali dengan film dan buku

CERITA

Suatu malam kira-kira pukul 18:30 wib seorang sedang latihan karate di blalala dan selesai pukul 21:00 wib lalu cowo tersebut pulang, di perjalan cowo tersebut melihat seorang wanita  sedang duduk sendirian di depan sebuah mall dan wanita tersebut mirip dengan seseorang yang dia kenal, lalu cowok tersebut berhenti dan menuju wanita tersebut lalu
Cowok                        : Hai ternyata kamu, ngapain disini sendirian ? lhoo kenapa kamu nangis ….?
Cewe               : Gak papa kok … (Sambil nundukin kepala)
Cowo              : Ikut aku yokk… kesana ?
Cewe               : Kemana …. Mau ngapain ?
Cowo              : Uda ikut aja yookk…( sambil narik si cewek dan di boncengin naik motor menuju suatu tempat)
Setibanya di tempat tersebut…..!!!!
Cewe               : Kok disini …?
Cowo              : Nga papa ,, hehe aku sering kesini kalo malem,,(sambil nyengir) ngomong ngomong kenapa kamu nangis tadi,, boleh diriku tau..??
Cewe terdiam sejenak ….
Cewe               : Tadi aku ngeliat cowo ku jalan sama cewe lain dan gandengan tangan…(sambil nangis)….
Cowo              : Jangan nangis dong kan masih ada aku,,hihihi (sambil ngusap pipi pipi cewek)…
Cewe               : Kamu nga ngerasain…. Sakit tau…!!
Cowo              : Sakitan mana sama aku,,selalu ngarepin kamu tapi kamu nga pernah sadar, akan sikapku ke kamu, perhatianku ke kamu semua itu nga pernah kamu sadari, bahkan setiap kali saat kamu ada masalah sama pacarku aku selalu mendengar keluh kesahmu, bahkan aku selalu mendengarkan cerita-cerita bahagiamu saat kamu abis jalan sama pacar mu ..… kamu nga ngerti bagaimana perasaanku dengan semua itu …
Cewe               : Maksud kamu gimana ??
Cowo              : Kamu nga pernah sadar kalo selama ini aku disini ngarepin kamu, sayang sama kamu, hampir setiap malam aku kesini duduk sambil menatap langit , berharap ada bintang jatuh, agar aku bisa buat permohonan, kamu tau gak permohonanku sama Tuhan apa…… ? Aku minta sama Tuhan agar kamu selalu bahagia meski nga sama aku :) dan senyum manis diwajah kamu agar tidak ilang karena air matamu.. aku bertahan sampe saat ini karna bagi aku kebahagiaan mu adalah yang penting, aku senang kok masih bisa ngobrol , dan liat kamu
Cewe               : terdiam ………
Cowo              : kamu memang nga ngerti , ini karena kebodohanku yang nga berani mengungkapkan apa yang hatiku rasakan, aku tidak mengatakannya karena aku cukup sadar diri kok, karena aku tau kamu nga ada rasa sama aku dan kamu hanya menganggapku sebagai sahabatmu,,, Mungkin sudah saatnya aku “STOP” semua harapanku ke kamu,, oiya,,,, makasih banyak ya sudah pernah jadi pelangi dihatiku (sambil ngusap air mata di pipi cewe)
Cewe               : Masih terdiam dan nangis
Cowo              : Udah jangan nangis lagi ya, nanti mata kamu jadi bengkak dan sipit..hihihi (sambil tersenyum) ntar kalo ada yang liat dikiranya aku yang bikin kamu nangis lagi,, kamu yang sabar ya, ingat libatkan Tuhan dalam setiap perkara yang kamu alami, Tuhan tidak akan membiarkan anakNya jatuh dan kehilangan arah kok,,,
Cewe               : Tapi…. (sambil nangis) tapi kenapa walau hatimu sakit tapi kamu masih peduli sama aku sampai saat ini ….
Cowo              : Kan sudah aku jelasin tadi,,, yang penting aku masih bisa ketemu kamu ya meski hanya sekedar menyapa dan melihat senyum mu…
Cewe               : Diam tanpa kata sambil nunduk
Cowo              : Pulang Yokk uda malam,,,,
Cewe               : Menganggukan kepala, ( sambil tersenyum)
Lalu si cewe diantar pulang kerumah ,
Begitu sampe di depan rumah lalu cewe turun dari sepeda motor..
Cewe               : Makasi banyak ya untuk selama ini dan malam ini, aku memang bodoh selama ini nga pernah peka terhadap perasaan kamu, dan ngak liat sikap perhatian kamu, maafin aku selama ini yg uda buat kamu sakit,,,
Cowo              : Iya nga papa aku ngerti kok, jangan lupa gosok gigi, cuci muka, tangan dan kaki ya,, aihihihi aku mohon jangan nangis lagi okke aku pulang dulu ya,, daaa
Cewe               : Iya makasi banyak ya,,, hati-hati ya,,, daaa


To Be Continue,,,,,,,, :)


Senin, 06 Juli 2015

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PertolonganPertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan atau Rumah sakit. P3k yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan pertama yang lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

P3k diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cidera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.

Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa peralatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan tetapi kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
A. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
B. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4.Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban. Namun pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
1) Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
2) Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang.
3) Compression (Tekanan pada Dada)

Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation). Melakukan RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan datar dan keras. Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban dewasa adalah :
– Berlutut di samping korban.
– Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan tulang iga dada korban.
– Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada titik tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.
– Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.
– Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan kecepatannya.
– Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).
4) Airway (Jalan Nafas)

Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas. Cara melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu:
– Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
– Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka.
5) Breathing (Bernafas)

Setelah jalan nafas terbuka,ju lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :
– Pastikan jalan nafas korban masih dalan posisi terbuka dengan metode Head-tilt chin-lift sebelumnya.
– Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut.
Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu diketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat diketahui jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya punya waktu kurang dari 4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban.
Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR)
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.
Adapun susunan prioritas pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu pada korban:
1. Henti napas.
2. Henti jantung.
3. Pendarahan berat.
4. Syok ketidak sadaran.
5. Pendarahan ringan.
6. Patah tulang atau cidera lain.
Tindakan penolong selama melakukan pertolongan pertama, harus di perhatikan pula:
1. Hindari memindahkan korban
Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang.
2. Jangan pernah ragu
Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.
3. Hubungi petugas yang berwenang
Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.
Adapun kasus-kasus kecelakaan atau gangguan dalam kegiatan alam terbuka berikut gejala dan penanganannya, yaitu sebagai berikut:
A. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
gejalanya:
– Menguap berlebihan
– Tak respon (beberapa menit)
– Denyut nadi Perasaan limbung
– Pandangan berkunang-kunang
– Telinga berdenging
– Nafas tidak teratur
– Muka pucat
– Lemas
– Keringat dingin lambat
Penanganan:
– Baringkan korban dalam posisi terlentang
– Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
– Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
– Beri udara segar
– Periksa kemungkinan cedera lain
– Selimuti korban
– Korban diistirahatkan beberapa saat
– Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
B. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
gejala dan tanda dehidrasi:
dehidrasi ringan:
– Defisit cairan 5% dari berat badan
– Penderita merasa haus
– Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang:
– Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
– Nadi lebih dari 90x/menit
– Nadi lemah
– Sangat haus
Dehidrasi berat:
– Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
– Hipotensi
– Mata cekung
– Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
– Kejang-kejang
Penanganan:
– Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
– mengganti elektrolit yang lemah
– Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
– Memberantas penyebabnya
– Rutinlah minum jangan tunggu haus.
C. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala:
– Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
– Terdengar suara nafas tambahan
– Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
– Irama nafas tidak teratur
– Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
– Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
– Tenangkan korban
– Bawa ketempat yang luas dan sejuk
– Posisikan ½ duduk
– Atur nafas
– Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
D. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala:
– Kepala terasa nyeri/berdenyut
– Kehilangan keseimbangan tubuh
– Lemas
Penanganan:
– Istirahatkan korban
– Beri minuman hangat
– beri obat bila perlu
– Tangani sesuai penyebab
E. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala:
– Perut terasa nyeri/mual
– Berkeringat dingin
– Lemas
Penanganan:
– Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
– Beri minuman hangat (teh/kopi)
– Jangan beri makan terlalu cepat
F. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala:
– Nyeri di dada
– Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
– Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
– Denyut nadi tak teraba/lemah
– Gangguan nafas
– Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
– Kepala terasa ringan
– Lemas
– Kulit berubah pucat/kebiruan
– Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan:
– Tenangkan korban
– Istirahatkan
– Posisi ½ duduk
– Buka jalan pernafasan dan atur nafas
– Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
– Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
– Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

G. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala:
– Seolah-olah hilang kesadaran
– Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
– Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
– Tenangkan korban
– Pisahkan dari keramaian
– Letakkan di tempat yang tenang
– Awasi

H. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala:
– Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
– Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
– Kadang disertai pusing
Penanganan
– Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
– Tenangkan korban
– Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
– Diminta bernafas lewat mulut
– Bersihkan hidung luar dari darah
– Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
Inilah beberapa contoh kasus – kasus kecelakaan atau gangguan kegiatan dialam terbuka, dan masih banyak lagi contoh – contoh dan kasus – kasus lainnya dialam terbuka.
Adapun beberapa Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan yang digunakan terhadap Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yaitu sebagai berikut:
1. Sarung tangan Lateks
2. Kacamata Pelindung
3. Masker Penolong
4. Masker Resusitasi
Pemakaian APD tidak sepenuhnya dapat melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan, yaitu:
1. Mencuci Tangan
2. Membersihkan Peralatan.
Peralatan Pertolongan Pertama
Adapun Peralatan Pertolongan Pertama lainnya adalah:
1. Penutup Luka
– Kasa Steril
– Bantalan Kasa
2. Pembalut, contoh:
– Pembalut Gulung / Pipa
– Pembalut Segitiga / Mitela
– Pembalut Tubuler / Tabung
– Pembalut Rekat / Plester
3. Cairan Antiseptik, contoh:
– Alkohol 70%
– Povidone iodine 10%
4. Cairan Pencuci Mata
– Boorwater
5. Peralatan Stabilisasi, contoh:
– Bidai
– Papan Spinal Panjang
– Papan Spinal Pendek
6. Gunting Pembalut
7. Pinset
8. Senter
9. Kapas
10. Selimut.
11. Kartu Korban
12. Alat Tulis
13. Oksigen
14. Tensimeter dan Stetoskop
15. Tandu

Semua Peralatan diatas kecuali yang berukuran besar, dapat dimasukkan ke dalam tas atau sejenisnya. Daftar peralatan di atas tidaklah harus selalu sama, dapat bervariasi tergantung dari kemampuan penolong dan juga ketersediaan peralatan tersebut.
Catatan : Sebagai Pelaku Pertolongan Pertama, kita harus mampu berimprovisasi mempergunakan bahan atau peralatan yang ada jika terjadi kekurangan atau ketiadaan peralatan tersebut, sehingga korban bisa ditolong dengan maksimal.


SUMBER 

PPPK (PETROLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)

KECELAKAAN



Kecelakaan dapat terjadi di mana-mana tetapi dapat dibagi dalam beberapa golongan dimana ia sering terjadi :
  1. Ditempat kerja dan sekolah-sekolah terutama waktu anak-anak bermain.
  2. Ditempat lalu lintas , lebih lebih kalau terjadi tabrakan mobil atau kecelakaan kereta api
  3. didala rumah walaupun manusia telah berusaha mencegah kecelakaan oleh suatu sebab diluar kekuasaannya namun akan terjadi juga.

APAKAH AKIBAT KECELAKAAN ?

Akibat dari kecelakaan :
  1. Sikorban meninggal ketika saat itu juga sehingga pertolongan apapun tidak berguna
  2. pada banyak kecelakaan si korban tidak sampai meninggal dan harus mendapat pertolongan secepat mungkin supaya menolong sikorban terhindar dari bahaya maut.
  3. Untuk menolong inilah diperlukan pertolongan pertama, lebih-lebih kalau keclakaan itu terjadi disuatu tempat jauh dari rumah sakit dimana pertolongan langsung dilakukan oleh seorang ahli.

ARTI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(PPPK)


Pertolongan pertama ialah pertolongan sementara yang diberikan kepada seorang yang sakit sekonyong-konyong atau yang mendapat kecelakaan sebelumnya mendapat pertolongan dari seorang ahli yaitu dokter atau ahli bedah.

terkecuali pada kecelakaan kecil-kecil , pertolongan pertama tidak boleh mengganti pertolongan yang diberikan oleh dokter . Ia hanya memberi pertolongan sementara kepada sikorban sebelum ia datang.


SIFAT - SIFAT DARI PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Memberi perasaan ketenangan kepada sikorban , 
  2. mencegah atau mengurangkan rasa takut dan gelisah mengurangi bahaya yang lebih besar
Tergantung dari apa dan bagaimana pertolongan itu diberikan, maka kadang-kadang ia dapat mencegah perpanjangan waktu tak dapat bekerja dan dapat menyelamatkan jiwa seseorang.


Sumber :



Rabu, 24 Juni 2015

Melepaskan Amarah



Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Kitalah yang akan terbakar.” -Sidharta Gautama

Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi kita kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.

Kekesalan, amarah dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat kita menerima apa yang kita berikan.

Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu kita menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu, maka kita akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.

Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang kita salahkan, tetapi sejatinya kita akan mendapatkan kembali keadaan yang kita salahkan itu.

Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.
“Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan” –  Tao Te Ching

Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan :)

cara bahagia






Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.

Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.

Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.

Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.


Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.

Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.

Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.. mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal…

“Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.”

“Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .”

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.

Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.”
Kebahagiaan itu milik Orang-orang yang dapat Bersyukur.

 

Senin, 22 Juni 2015

PONED dan PONEK, DESA SIAGA

PONED dan PONEK , DESA SIAGA

1.1  Latar Belakang
      Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, merupakan suatu masalah yang sejak tahun 1990-an mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. AKI di Indonesia tahun 2003 adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKI pada tahun tersebut mencapai 32% dari kondisi tahun 1990. Keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau 125/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : 1). Penyebab kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Menurut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebab kematian ibu karena perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, emboli Obstetri 3% dan lain-lain 11%. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya menurunkan AKI dan AKB beberapa upaya telah dilakukan. Upaya tersebut diantaranya adalah mulai tahun 1987 telah dimulai program safe motherhood dan mulai tahun 2001 telah dilancarkan Rencana Strategi Nasional making pregnancy safer (MPS). Adapun pesan kunci MPS adalah : (1) Setiap persalinan, ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; (2) Setiap komplikasi Obstetri dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat; (3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Realisasi dari MPS tersebut di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya puskesmas dengan rawat inap dikembangkan menjadi Puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Koesno, 2004 : 3).Puskesmas mampu PONED menjadi tempat rujukan terdekat dari desa sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bersalin karena komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak dapat diduga atau diramalkan sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi 2006 : 1). Pengembangan Puskesmas mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, perawat dan bidan serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai syarat-syarat yang telah ditetapkan diharapkan dapat mencegah dan menangani komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Puskesmas Perawatan Panjang Kota dengan cakupan ibu hamil resiko tinggi 228 orang dari 1140 ibu hamil pada tahun 2006, (Laporan Puskesmas Rawat Inap KP Kotamadya Bandar Lampung 2007 : 1). Maka dari hasil evaluasi tahun 2006 Puskesmas Panjang ditunjuk untuk dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PONED sejak bulan Oktober 2006 (Laporan Puskesmas Perawatan Panjang  2006 : Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul  Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas.

Definisi Puskesmas PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED dilakukan di puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat, dan tim PONED puskesmas beserta penanggung jawab terlatih.     Puskesmas PONED adalah  puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan  neonatal selama 24 jam. Sebuah Puskesmas PONED harus memenuhi standar yang  meliputi standar administrasi dan manajemen, fasilitas bangunan atau ruangan, peralatan dan obat-obatan, tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang lain. Puskesmas PONED juga harus mampu memberikan pelayanan yang meliputi penanganan preeklampsi, eklampsi, perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang, ikterus, hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sindroma gangguan  pernapasan dan kelainan kongenital.


Tujuan PONED
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri. Agar tujuan diadakannya Puskesmas PONED ini tercapai, diperlukan pengelola yang memiliki kemampuan manajemen dan ketrampilan memadai. Selain pengelola PONED langsung, peran Kepala Puskesmas sebagai pengambil keputusan tertinggi di Puskesmas sangat menentukan keberlangsungan PONED. Kapasitas manajerial Kepala Puskesmas untuk memfasilitasi pengembangannnya sangat vital.


Syarat Puskesmas PONED
Pelayanan buka 24  jaM
Mempunyai Dokter, bidan, perawat  terlatih PONED dan siap melayani 24 jaM
Tersedia alat transportasi siap 24  jam
Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn dan spesialis anak .

2.1.3 Tugas Puskesmas PONED
  1. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok bersalin Desa
  2. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
  3. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.
2.1.4 Indikator kelangsungan dari PUSKESMAS PONED adalah :
  • Kebijakan tingkat PUSKESMAS
  • SOP (Sarana Obat Peralatan)
  • Kerjasama RS PONED
  • Dukungan Diskes
  • Kerjasama SpOG
  • Kerjasama bidan desa
  • Kerjasama Puskesmas Non PONED
  • Pembinaan AMP
  • Jarak Puskesmas PONED dengan RS
            Adapun kualitas PONED dipantau melalui assesment yang dilakukan setiap enam bulan sekali untuk melihat indikator keberhasilan pelaksanaannya yang meliputi :
  1. a) Peningkatan pengetahuan dan kinerja klinis. Ini dilihat dari penilaian langsung dengan menggunakan daftar tilik dan evaluasi kinerja dari waktu ke waktu melalui audit klinis.
  2. b) Penghargaan positif dari masyarakat yang dilayani. Ini dilihat dari kunjungan PONED dari waktu ke waktu.
  3. c) Peningkatan moral pelaksanaan yang secara positif mempengaruhi retensi dan motivasi.
2.1.5 Pelayanan yang dilaksanakan Pelayanan PONED
  1. Pelayanan KIA/KB
  2. Pelayanan ANC & PNC
  3. Pertolongan Persalinan normal
  4. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
  5. Penatalaksanaan Bumil Resti
  6. Perawatan Bumil sakit
  7. Persalinan Sungsang                      
  8. Partus Lama                                   
  9. KPD                                            
  10. Gemeli                              
  11. Pre Eklamsia                     
  12. Perdarahan Post Partum
  13. Ab. Incomplitus
  14. Distosia Bahu
  15. Asfiksia
  16. BBLR
  17. Hypotermia
  18. Komponen pelayanan maternal
  • Pre eklamsia/eklamsia
  • Tindakan obstetri pada pertolongan persalinanm
  • Perdarahan postpartum
  • Infeksi nifas
  1. Komponen pelayanan neonatal
  • Bayi berat lahir rendah
  • Hipotermi
  • Hipoglikemi
  • Ikterus/hiperbilirubinemia
  • Masalah pemberian nutrisi
  • Asfiksia pada bayi
  • Gangguan nafas
  • Kejang pada bayi baru lahir
  • Infeksi neonatal
  • Rujukan dan transportasi bayi baru lahir
2.1.6 Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED  yaitu :
  1. Mutu SDM yang rendah
  2. Sarana prasarana yang kurang
  3. Ketrampilan yang kurang
  4. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum maksimal
  5. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
  6. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatalbelum memadai
2.1.7 Faktor pendukung keberhasilan PONED Puskesmas antara lain :
  1. a) Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
  2. b) Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
  3. c) Peran serta aktif bidan desa
  4. d) Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
  5. e) Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
  6. f) Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart pelayanan minimal.
2.1.8 Kewenangan bidan di PONED
Dalam PONED bidan boleh memberikan :
  1. Injeksi antibiotika
  2. Injeksi uterotonika
  3. Injeksi sedativa
  4. Plasenta manual
  5. Ekstraksi vacuum
Keberlangsungan Puskesmas PONED sangat bergantung pada komitmen para pelaksananya. Adapun perkembangannya dipantau melalui assesment yang dilakukan setiap enam bulan sekali dan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Di luar itu, Puskesmas melakukan self assesment untuk mengevaluasi pencapaian dan ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan kapasitas. Penyebaran informasi dan pengembangan ketrampilan terhadap seluruh petugas terkait menjadi sangat penting. Tim yang dilatih harus mampu memberikan informasi dan melakukan assesment pelaksanaan PONED di Puskesmas. Selain self assesment, juga dilakukan peer review yang dilakukan antar tenaga kesehatan maupun antar puskesmas. Dengan demikian, setiap personal akan berupaya meningkatkan kemampuannya. Tiap puskesmas diharapkan akan meningkat kualitas pelayanannya.
Untuk hal tersebut di atas, peran kepala Puskesmas sangat besar dalam menumbuhkan motivasi mengembangkan diri pada karyawan yang akhirnya akan berimbas pada peningkatan kualitas pelayanan. Hal tersebut hanya akan terjadi bila dalam Puskesmas tersebut ada semangat untuk belajar. Semangat dan motivasi untuk menjadi organisasi pembelajaran (learning organization).
Di samping yang sudah disebutkan di atas, untuk menjamin keberlangsungan program, perlu diciptakan suatu mekanisme untuk memelihara dan memutakhirkan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam praktek sehari – hari. Untuk hal tersebut, perlu pemantauan efektivitas program in-service training dan pendidikan berkelanjutan.
Selain peran Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan pengelola PONED di Puskesmas memiliki andil besar dalam pelaksanaan dan pemantauan kegiatan in-service training ini. Kepala Puskesmas harus mampu menjadi fasilitator dalam kegiatan ini. Dengan pelaksanaan in-service training yang efektif,  pelaksanaan PONED diharapkan akan semakin mantap dan berkelanjutan.  
Gambar puskesmas PONED
2.2 Definisi PONEK
            PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan a) seksia sesaria, b) Histerektomi, c) Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih, d) Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, e) Tranfusi darah.           
            RS PONEK adalah rumah sakit yang digolongkan mampu memberikan pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif untuk ibu dan neonatal. Kegiatan disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS Kab/Kota untuk aspek obstetri ditambah dengan melakukan transfusi darah dan operasi sesar sedangkan aspek neonatal ditambah dengan kegiatan perawatan intensif oleh bidan/perawat terlatih emergency ( tidak termasuk NICU ) setiap saat. Rumah sakit PONEK menerima rujukan dari puskesmas PONED apabila terdapat kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang memerlukan penanganan seksio sesarea dan pemberian transfusi darah.
Kriteria/ persayaratan umun Rumah Sakit PONEK 24 jam
  1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergency baik secara umum maupun emergency obstetri neonatal.
  2. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat daruratan obetetri dan neonatus.
  3. Mempunyai standar operating prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat daruratan obstetri dan neonatal.
  4. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat daruratan obstetri dan neonatus.
  5. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
  6. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
  7. Tersedia kamar operasi yang siap ( siaga 24 jam ) untuk melakukan operasi , bila kasus emergency obstetri atau umum.
  8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam kurang dari 30 menit.
  9. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu –waktu, meskipun on call.
  10. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK . antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/ petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
  11. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
  12. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia.
  13. Perlengkapan
  • Semua perlengkapan harus bersih
  • Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
  • Semua perlengkapan harus kokoh ( tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil)
  • Permukaan yang di cat harus utuh dan bebas dari goresan besar.
  • Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi.
  • Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik ( saklar, kabel ).
  1. Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit.
Kriteria/ Persyaratan  khusus Rumah Sakit PONEK 24 Jam
  1. Sumber daya manusia
memiliki tim PONEK esensial yang terdiri :
  • 1 dokter spesialis kebidanan kandungan
  • 1 dokter spesialis anak
  • 1 dokter di unit gawat darurat
  • 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia )
  • 2 orang perawat
Tim PONEK ideal ditambah dengan :
  • 1 dokter spesialis anastesi/perawat anastesi
  • 6 bidan pelaksanan
  • 10 perawat ( tiap shif 2-3 perawat jaga )
  • 1 petugas laboratorium
  • 1 pekarya kesehatan
  • 1 petugas administrasi
  1. Peningkatan Sarana dan Prasarana
PERALATAN MATERNAL :
PERALATAN NEONATUS :
2.3 DESA SIAGA 
            Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa, yang memiliki kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian merencanakan dan melakukan pemecahannya sesuai potensi yang dimilikinya serta selalu siap siaga dalam menghadapi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan.
            Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).
2.3.1 Tujuan Desa Siaga
            Tujuan Umun Desa Siaga adalah untuk terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya . sedangkan tujuan khusus Desa Siaga :
ü  Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
ü  Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawatdaruratan, dan sebagainya).
ü  Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
ü  Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
ü  Meningkatnya kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan kesehatan.
ü   Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
ü   Meningkatnya dukungan dan peran aktif para masyarakatnya.
2.3.2 Sasaran Pengembangan Desa Siaga
  • Semua individu dan keluarga desa itu yang diharapkan mampu dan mau melaksanakan hidup sehat ( PHBS), serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di desanya.
  • Key person ( tokoh-tokoh yang berpengaruh), tokoh agama, tokoh pemuda, kader, dll.
  • Pihak- pihak yang diharapkan dukungannya ( camat, pejabat yang terkait, kades, swasta, para donatur, dll )
2.3.3 Kriteria Desa Siaga
Kriteria desa siaga meliputi :
  1. a) Adanya forum masyarakat desa
  2. b) Adanya pelayanan  kesehatan dasar
  3. c) Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
  4. d) Dibina Puskesmas Poned
  5. e) Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.
  6. f) Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat.
  7. g) Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
  8. h) Memiliki lingkungan yang sehat.
  9. i) Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.

            Sebuah desa telah menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah PoskesDes.
2.3.4 Tahapan Desa Siaga
  1. Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.
  2. Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.
  3. Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.
  4. Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga.
2.3.5 Program-program yang Terdapat Dalam Desa Siaga
Inti dari kegiata Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sahat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi Desa Siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
  1. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Dalam Desa Siaga
Pengertian Poskendes
Poskesdes adalah upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan / menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Kegiatan Poskendes
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
  • Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
  • Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang gizi).
  • Kesiapsiagaan dan penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
  • Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
  • Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyehatan lingkungan, dan lain-lain, merupakan kegiatan pengembangan.
            Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai coordinator dan UKBM-UKBM tersebut.
Sumber Daya Poskendes
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya dua orang kader. Untuk menyelenggarakan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan, perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran komunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya Puskesmas), Poskesdes seyogyanya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir). Pembangunan saranan fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, yaitu dengan urutan alternative sebagai berikut:
  1. a) Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi Poskesdes.
  2. b) Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai Desa, Bali Pertemuan Desa, dan lain-lain.
  3. c) Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donator, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
2.3.6        Pelaksanaan Desa Siaga
  1. Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:
  • Penyusunan pedoman.
  • Pembuatan modul-modul pelatihan.
  • Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers (TOT).
Provinsi:
  • Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten / Kota).
Kabupaten / Kota:
  • Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
  • Penyelenggaraan pelatihan kader.
  1. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:
  • Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Provinsi:
  • Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Kabupaten / Kota:
  • Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
  • Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Kecamatan:
  • Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.
  1. Pemantauan dan Evaluasi
Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:
  • Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan Desa Siaga.
Provinsi:
  • Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
  • Melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
Kabupaten / Kota:
  • Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
  • Melaporkan hasil pemantauan ke Provinsi.
Kecamatan:
  • Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
  • Melaporkan pengembangan ke Kabupaten /Kota.
  1. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
            Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu / memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap-tahap:
  • Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
  • Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
  • Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan dan melaksanakannya.
  • Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah dilakukan.
  • Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara garis besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
  1. a) Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan masyarakat.
  1. b) Pengembangan Tim di Masyarakat
               Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga.
               Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
               Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan financial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikut sertakan dalam setiap persemuan dan kesepakatan
  1. c) Survei Mawas Diri
               Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survey ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi mereka.
               Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka membangun Poskesdes.
  1. d) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
               Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, diakitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga. Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi). Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, utamanya dalah daftar masalah kesehatan, data potensial, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu / institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-masing Desa Siaga.
  1. e) Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
  • Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
  • Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi / pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan pedoman orientasi / pelatihan yang berlaku. Materi orientasi / pelatihan yang berlaku. Materi orientasi / pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga (sebagaiman telah dirumuskan dalam Rencana Operasional). Yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan UBKM lain, serta hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jga, Keluarga Sadar Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-siagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD), dversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, PHS, dan lain-lain.
  1. f) Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
         Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari Polindes yang sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja tentang alternative lain pembangunan Poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan , membangun baru dengan fasilitas dari pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donator, membangun baru dengan swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang / tidak aktif.
  1. g) Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
               Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB., penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan kesehatan dasar (bila diperlukan). Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.
  1. h) Pembinaan dan Peningkatan
               Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumber daya, maka untuk memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Perwujudan dan pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran Desa.
               Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upay-upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologinya harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan kader-kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian gaji / intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
               Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register UKBM (contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu dan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).
2.3.7 Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait
Peran Jajaran Kesehatan
  1. a) Peran Puskesmas
Dalam rangka pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung tombak dan bertugas ganda yaitu sebagai penyelenggara PONED dan penggerak masyarakat desa. Namun demikian, dalam menggerakkan masyarakat desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang telah dilatih Provinsi.
Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut:
  • Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
  • Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
  • Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.
  1. b) Peran Rumah Sakit
Rumah Sakit memegang peranan penting sebagai sarana rujukan dan pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu, dalam hal ini peran Rumah Sakit adalah:
  • Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
  • Melaksanakan bimbingan teknis medis , khususnya dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana di Desa Siaga.
  • Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumah Sakit dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana.
  1. c) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah Sakit, peran Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota meliputi:
  • Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat  Kabupaten / Kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk PONED, dan pemberdayaan masyarakat.
  • Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan rujukan dengan baik, termasuk PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah Sakit.
  • Merekrut / menyediakan calon-calaon fasilitator untuk dilatih menjadi Fasilitator Pengembangan Desa Siaga.
  • Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.
  • Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat Kabupaten / Kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
  • Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga.
  1. d) Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Dinas Kesehatan Provinsi berperan:
  • Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota mengembangkan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara lain.
  • Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota mengembangkan kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit di bidang konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan, dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pengembangan Desa Siaga dengan metode kalakarya(interrupted training).
  • Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
  • Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
  • Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga.
  1. e) Peran Departemaen Kesehatan
Sebagai aparatur tingkat Pusat, Departemaen Kesehatan berperan dalam:
  • Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Desa Siaga, serta mensosialisasikan dan mengadvokasikannya.
  • Memfasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, serta Posyandu dan UKBM-UKBM lain.
  • Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan Desa Siaga.
  • Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi / pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
  • Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk tingkat desa.
  • Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT).
  • Menyediakan dana dan dukungan sumber daya lain.
  • Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
  1. f) Peran Pemangku Kepentingan Terkait
            Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas sektor, unsur-sunsur organisasi / ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama, PKK, LSM, dunia usaha, swasta dan lain-lain, diharapkan berperan aktif juga di semua tingkat administrasi.
  • Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah
ü  Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga.
ü  Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan Poskesdes / Puskesmas / Pustu dan berbagai UBKM yang ada (Posyandu, Polindes, dan lain-lain).
ü  Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa Siaga secara teratur dan lestari.
  • Tim Penggerak PKK
ü  Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UBKM di Desa Siaga (Posyandu dan lain-lain).
ü  Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatka UBKM yang ada.
ü  Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan kadarzi dan PHBS.
  • Tokoh Masyarakat
ü  Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Desa Siaga.
ü  Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga.
ü  Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Desa Siaga.
  • Organisasi Kemasyarakatan / LSM / Dunia Usaha / Swastas
ü  Beperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga.
ü  Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga.
2.3.8    Indikator Keberhasilan Desa Siaga
          Keberhas/ilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari empat kelompok indikatornya, yaitu: indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, dan indikator dampak.  Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1)      Indikator Masukan
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut:
ü  Ada / tidaknya Forum Masyarakat Desa.
ü  Ada / tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya.
ü  Ada / tidaknya UBKM yang dibutuhkan masyarakat.
ü  Ada / tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
2)      Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut:
ü  Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
ü  Berfungsi / tidaknya Poskesdes.
ü  Berfungsi / tidaknya UBKM yang ada.
ü  Berfungsi / tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan Kegawatdaruratan dan Bencana.
ü  Berfungsi / tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
ü   Ada / tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
3)      Indikator Keluaran
          Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator keluaran terdiri atas hal-hal berikut:
ü  Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes.
ü  Cakupan pelayanan UBKM-UBKM lain.
ü   Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan.
ü  Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
4)      Indikator Dampak.
          Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator dampak terdiri atas hal-hal berikut:
ü  Jumlah penduduk yang menderita sakit.
ü   Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
ü    Jumlah ibu yang melahirkan dan meninggal dunia.
ü   Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
ü  Jumlah balita dengan gizi buruk.
2.3.9    Lambang Desa Siaga

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih. Dalam PONED bidan boleh memberikan
1.Injeksi antibiotika
2.Injeksi uterotonika
3.Injeksi sedative
4.Plasenta manual
5.Ekstraksi vacuum
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-rnasalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Tujuan umum dari desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: Semua individu dan keluarga di desa, pihak-pihak yang yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga, dan pihak-pihak yang di harapkan memberikan dukungan kebijakan. Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari empat kelompok indikatornya, yaitu : Indikator Masukan, Indikator Proses, Indikator Keluaran dan Indikator Dampak.


DAFTAR PUSTAKA
  1. Depkes, R.I, (2008). Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010. Sekretariat Jenderal.
  2. Depkes, R.I, (2009). Sistem Kesehatan Nasional : Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Sekretariat Jenderal.
  3. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta
  4. ______________________.2005. Kebijakan Pelayanan Ibu dan Perinatal di Indonesia. Jakarta.EGC
  5. Syafrudin .2009.  Kebidanan Komunitas . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
  6. Depkes RI. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta: Depkes RI.
  7. Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.