LAPORAN SKENARIO 6
BERPIKIR
KRITIS
Nama Kelompok :
1.
Damaris Anggita Gadi (1202030)
2.Greny
Estivany Nenomnanu (1202054)
3.Ika
Sagita D (1202062)
4.Lusia
Meli Megasari (1202085)
5.Ni
Nym Budi Utari (1202101)
6.Petrus
Dwi Asmara (1202167)
7.Rosaryo
Rahanubun (1202125)
8.Wanda
Widurita Petrof (1202148)
9.Yanny
Antika Putri (1202153)
10.Yuni
Ratmawati (1202163)
STIKES BETHESDA
YAKKUM
YOGYAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasihnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada yang semua yang telah membantu penyusunan makalah
ini
Walaupun
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penyusunan
makalah ini, namun tentu saja masih banyak kekurangannya. Untuk itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnan makalah ini kami harapkan.
Akhirnya
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua yang membacanya.
|
Yogyakarta, Oktober 2012
|
|
Penulis
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR ISI
Definisi
Berpikir Kritis…………………………………………………………………….6
Aspek
Berpikir Kritis……………………………………………………………………....8
Indikator
Berpikir Kritis…………………………………………………………………..10
Karakteristik
Berpikir Kritis………………………………………………………………10
Tahap
Berpikir Kritis……………………………………………………………………...11
Unsur
Berpikir Kritis……………………………………………………………………...11
Cara
Berpikir Kritis……………………………………………………………………….12
Model
Berpikir Kritis……………………………………………………………………..13
Tingkatan
Berpikir Kritis…………………………………………………………………14
Proses
Berpikir Kritis……………………………………………………………………..15
Keterampilan
Berpikir Kritis…..…………………………………………………………15
Faktor
Berpikir Kritis……………………………………………………………………..16
Hambatan
Berpikir Kritis………………………………………………..………………..16
Macam
Berpikir Kritis…………………………………………………………………….16
Pandangan
Berpikir Kritis………………………………………………………………...17
Open
Minded……………………………………………………………………………...17
Maturnitas…………………………………………………………………………………18
Tahapan
Berpikir Kritis…………………………………………………………………..18
BERPIKIR KRITIS
Definisi Berpikir
Kritis :
Gordon, 1995
Berpikir
adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, membuat keputusan,
menarik kesimpulan, dan merefleksikan.
Chaffee,1994
Berpikir
merupakan suatu proses yang aktif dan terkoordinasi
Strader,1992
Berpikir
secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru
dan untuk menginterprestasikan serta mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai
simpulan suatu perspektif.
Menurut
Halpen, 1996
Berpikir
kritis adalah memberdatakan keterampilan atau strategi kognitif dalam
menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan,
dan membuat keputusan ketika menggunakan semua ketrampilan tersebut secara
efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Anggelo,
1995: 6
Berpikir
kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang
meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan
pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Scriven
Berpikir
kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam
membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat
sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil
observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan
membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).
MCC
General Education Iniatives
Berpikir
kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan
yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan
masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan
keputusan. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi
yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa.
Menurut
Ennis, 1985: 54
Berpikir
kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar
yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.
Patrick,
2000:1
Kemampuan
berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir
kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942.
Menurut
Ennis, 1985: 54
Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif
yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa
yang harus diyakini dan dilakukan.
Krulik dan Rudnik,
1993
Mendefinisikan
berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi
semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di dalam berpikir kritis adalah
mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis informasi.
Berpikir kritis memuat kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi
materi yang diperlukan dengan yang tidak ada hubungan. Hal ini juga berarti
dapat menggambarkan kesimpulan dengan sempurna dari data yang diberikan, dapat
menentukan ketidakkonsistenan dan kontradiksi di dalam sekelompok data.
Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Chanche, Huitt,
1998
Seorang ahli
psikologi kognitif mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan untuk
menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan pendapat,
membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan
masalah. Menurut Sukmadinata (2004) berpikir kritis adalah suatu kecakapan
nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah,
menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian
ilmiah.
Swart dan Perkin,
Hassoubah, 2004
Menyatakan bahwa
berpikir kritis berarti mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya
untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian. Dengan
demikian berpikir kritis sebagian besar terdiri dari mengevaluasi argumen atau
informasi dan membuat keputusan yang dapat membantu mengembangkan kepercayaan
dan mengambil tindakan serta membuktikan.
R.Matindas,
1996:71
Berpikir kritis
adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah
pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima,
menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah
proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi
tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau
komunikasi.
Tujuan berpikir kritis
1. Memahami realitas dalam
rangka mengambil keputusan.
2. Memecahkan masalah.
3. Menghasilkan ide, konsep,
pemikiran, sesuatu yang baru.
4. Menghasilkan suatu
kreatifitas.
Macam-macam berpikir kritis
1. Berpikir austik
2. Berpikir realistis
Ada 2 model:
a.
Berpikir deduktif: mengambil kesimpulan dari umum ke khusus
b.
Berpikior induktif: mengambil kesimpulan dari khusus ke umum
3. Berpikir evaluative/ menilai
baik atau buruk
4. Berpikir konsep
5. Berpikir abstrak
6. Berpikir kreatif
Cirri-ciri berpikir kritis
1. Bersikap cermat
2. Berani menyampaikan kebenaran
3. Mencari info dengan baik
4. Dapat menelaah
Bentuk beerpikir kritis
1. Total recall
2. Habits
3. Inguiri
4. News ideas
5. Terbuka pad aide-ide baru
Aspek Aspek Berpikir
Kritis
a. Clarity
(kejelasan)
Kejelasan merujuk kepada
pertanyaan: "Dapatkah permasalahan yang rumit dirinci sampai
tuntas?"; "Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang
lain?"; "Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!".
Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita
tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat
pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara apapun, sebab
kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan
pendidik dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu
menjadi jelas, maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah
itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang
harus dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar
telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai
hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat keputusan dalam
kehidupan sehari-hari?".
b.
Accuracy (keakuratan, ketelitian,kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan:
"Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan?";
"Bagaimana cara mengecek kebenarannya?"; "Bagaimana menemukan
kebenaran tersebut?" Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat,
seperti dalam penyataan berikut, "Pada umumnya anjing berbobot lebih dari
300 pon".
c.
d.
Precision(ketepatan)
Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat
mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan
sebuah pernyataan. "Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat
terurai?"; "Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?". Sebuah
pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat,
misalnya "Aming sangat berat" (kita tidak mengetahui berapa berat
Aming, apakah satu pon atau 500 pon!)
e. Relevance (relevansi,
keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan
berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat
diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut: "Bagaimana menghubungkan
pernyataan atau respon dengan pertanyaan?"; "Bagaimana hal yang
diungkapkan itu menunjang permasalahan?". Permasalahan dapat saja jelas,
teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan. Contohnya: siswa
sering berpikir, usaha apa yang harus dilakukan dalam belajar untuk
meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas
belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan
ketepatan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.
f. Depth
(kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju
kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan
diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor yang
signifikan terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi
persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi jawaban sangat
dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat ungkapan,
"Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam
rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut
cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan
tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.
g. Breadth (keluasaan)
Keluasan
sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah
pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah memerlukan
tinjauan atau teori lain dalam merespon
pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..; Seperti apakah pernyataan
tersebut menurut... Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan
kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup
luas. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan
yang diajukan
h.
Logic (Logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan
konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak
lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan
sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir,
kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita
berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan
mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika
berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung
atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.
Indikator
Berfikir Kritis
Wade
(1995) Mengidentifikasikan delapan karakteristik berfikir kritis yakni meliputi
:
·
Kegiatan merumuskan
pertanyakan
·
Membatasi permasalahan
·
Menguji data-data
·
Menganalisis berbagai
pendapat dan bias
·
Menghindari pertimbangan
yang sangat emosional
·
Menghindari
penyerderhanaan yang berlebihan
·
Mempertimbangkan
berbagai interprestasi
·
Mentoleransi ambiguitas
Karakteristik
yang lain berhubungan dengan berfikir kritis,dijelaskan Bayer (1995) secara
lengkap dalam buku Critical Thinking
·
Watak (disposition)
Seseorang yang
mempunyai ketrampilan berfikir kritis mempunyai sikap skeptif,sangat
terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap berbagai data dan
pendapat,respek terhadap kejelasan dan ketelitian,mencari pandangan-pandanganlain
yang berbeda dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang
dianggapnya baik.
·
Kriteria (criteria)
Dalam berfikir
kritis harus mempunyaisebuah kriteria atau patokan,untuk sampai kearah sana
maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.
·
Argumen (argument)
Argumen adalah
sebuah pernyataan atau proposisi yang dilandari oleh data-data.Ketrampilan
berfikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan,penilaian,dan menyusun
argumen.
·
Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Kemampuan untuk
merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis,prosesnya akan meliputi
kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
·
Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang
adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini,yang akan mennentukan
konstruksi makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah
fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
·
Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur
penerapan fberfikir kritis sangat kompleks dan prosedural.Prosedur tersebut
akan meliputi merumuskan permasalahan,menentukan keputusan yang akan diambil
dan mengidentifikasi perkiraan pemikiran.
Tahap-Tahap
Berfikir Kritis
·
Ketrampilan Menganalisis
Ketrampilan
menganalisis merupakan suatu ketrampilan menguraikan sebuah struktur kedalam
komponen-komponen agar mengetahui perorganisasian struktur tersebut.
·
Ketrampilan Mensintesis
Ketrampilan
mensintesis merupakan ketrampilan yang berlawanan dengan ketrampilan
menganalisis.Ketrampilan menganalisis adalah ketrampilan menggabungkan
bagian-bagian menjadi sebuah bentuk atau susunan yang baru.
·
Ketrampilan mengenal dan memecahkan masalah
Ketrampilan ini
merupakan ketrampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian
baru.Ketrampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis
sehingga setelah kegiatan membaca selsai siswa mampu menangkap beberapa pikiran
pokok bacaan sehingga mampu membola sebuah konsep.
·
Ketrampilan menyimpulkan
Ketrampilan
menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian atau
pengetahuan yang dimilikinya,dapat beranjak mencapai pengertian atau
pengetahuan yang baru.
·
Ketrampilan mengevakuasi atau meniali
Ketrampilan ini
meuntut pemikiran yang matang dalam mentukan nilai suatu dengan berbagai
kriteria yang ada.Ketrampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu.(Harjasujan 1987)
Unsur-unsur
yang membentuk struktur pemikiran manusia
·
Pengamatan
Unsur ini
merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk struktur pikiran karena
melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan pada objek tertentu sehingga dapat
membuat sebuah pemikiran.
·
Penyelidikan
Setelah
dilakukan pengamatan ,maka dapat dihasilkan suatu persepsi an konsep yang diingat
baik secara sederhana maupun kompleks,sehingga dapat terbentuk truktur
pemikiran.
·
Percaya
Rasa percaya
pada objek muncul pada kesadaran yang biasanya timbul dari suatu rasa keraguan
akan objek yang akan diselidiki,melalui rasa percaya terhadap objek tersebut
akan timbul pemikiran untuk mencapai akan apa yang dihasilkan.
·
Keinginan
Keinginan dapat
menjadi pembentuk struktur pemikiran.Apabila tidak ada keinginan untuk
mengenal,mengetahui,bahkan menyelidiki suatu objek ,maka tidak terjadi sebuah
pemikiran.
·
Adanya Maksud
Apabila
seseorang tidak mempunyai magsud terhadap objek tertentu walaupun telah diamati
& diselidiki mak sulit untuk dapat terjadi sebuah pemikiran.
Cara
meningkatkan kemampuan berfikir kritis
·
Membaca dengan kritis
Untuk berfikir
secara kritis seseorang harus membaca dengan kritis pula.Adapun cara membaca
dengan kritis adalah:
*Membaca sekilas
secara keseluruhan dari bahan bacaan
*Hubungkan text
dengan konteksnya
*Refleksikan
kandungan text dengan pendapat anda sendiri
*Buat ringkasan
dengan kata-kata sendiri
*Evaluasi text
dari segi logika,kredibilitas,dan reliabilitas.
*Bandingkan
persamaan dan perbedaan dengan text lain.
·
Meningkatkan daya analitis
Caranya dengan
membuat diskusi kelompok dan dengan diskusi itu cari permasalahan dan cari
solusi dari permasalahan tersebut.
·
Mengembangkan kemampuan observasi (mengamati)
Untuk
meningkatkan kemampuan mengamati seseorang harus:
*Peka atau
tanggap terhadap lingkungan
*Melatih diri
sendiri untuk mengoptimalkan pemakaian indra
*Bisa langsung
mengungkapkan secara verbal komentar yang ada didalam pikiran.
·
Meningkatkan rasa ingin tahu,kemampuan bertanya dan refleksi
Meningkatkan
rasa ingin tahu didapat dengan cara banyak bertanya ,pertanyaakan yang diajukan
hendaklah dengan jawaban yang bukan sesuatu hal yang pasti.
·
Metakognisi
Metakognisi
berarti memahami cara berfikir sendiri.Metakognisi dapat berupa :
*Merencanakan
cara berfikir
*Menyadari dan
mengawasi cara berfikir
*menamai proses
berfikir yang khusus
*Menjelaskan
tahap-tahap berfikir untuk setiap proses khusus yang dilalui
*Mengevaluasi
tahap berfikir untuk menuju efisiensi
·
Mengamati “Model” dalam berfikir kritis
Orang yang
dianggap sebagai model atau contoh dalam berfikir kritis menunjukan sifat-sifat
tertentu :
*Mampu
menjelaskan alasan tindakan mereka dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh
orang yang mengamatinya
*Bertanggung
jawab atas tindakan mereka mengakui kekurangan,kegelisahan,dan kesuksesan yang
dialami
*Mengakui dilema
dan kerancauan atau ketidak jelasan yang mereka hadapi
*Tidak mengubah
tingkah laku atau respon mereka terhadap situasi yang kurang beralasan atau
tidak rasional.
·
Diskusi yang “Kaya”
Kesepakatan
untuk diskusi yang “kaya” didapat melalui :
*Forum
perdebatan atas isu-isu yang kontroversial
*Menghindari
pertemuan-pertemuan di masyarakat tempat pandangan dan pendapat yang
berbeda-beda diungkapkan.
*Menulis surat
pembaca atau artikel kesurat kabar untuk menyampaikan pendapat atas isu yang
sedang hangat dibicarakan
*Menganalisis
artikel dari surat kabar atau bahan-bahan lainya untuk mencari kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan
*Membaca literatur yang mengambarkan
nilai-nilai dan tradisi yang berbeda-beda
Model berpikr kritis
dalam keperawatan
Cosat
dan collcagues:
·
Remembering (mengigat)
·
Repeating (mengulang)
·
Reasoning (memberi
alasan tau rasional)
·
Reorganizing
(reorganisasi)
·
Relating (berhubungan)
·
Refleting
(memantulkan/merenungkan)
Perkumpulan
perawarat mencoba mengembangkan gambaran berpikir kritis dan mengklasifikasikan
lima model yang disebut T. H.I. M. K yaitu:
1. Total
recall
Recll berarti
mengingatkan fakta atau mengigat dimana dan bagaimana untuk mendapatkan fakta/
data ketika diperlukan. Data keperawatan di kumpulkan dari banyak data
keperwatan bias di kumpulkan dari banyak sumber juga membutuhkan kemampuan
untuk mengakses pengetahuan, dengan adanya pengetahuan akan menjadi sesuatu di
pelajari dan di pertahankan dalam pikiran.
2. Habits
(kebiasaan)
Kebiaasan
merupakan pendekatan pikiran ditinjau dari tindakan yang diulang berulang kali
sehingga menjadi kebiaasan yang lain.mereka menerima apa yang mereka
kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk
dilakukan
3. Inguiry
(penyalidikan/menanyakan keterangan)
Merupakan
latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan pertayaan yang
mendekati kenyataan. Kebutuhan primer dalam berpkir yang digunakan untuk
menyimpulkan sesuatu.
Inguiry
bias di wujudkan melalui:
a) Melihat
sesuatu (menerima informasi)
b) Mendapatkan
kesimoulan awal
c) Mengakui
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
d) Mengumpulkan
data atau informasi baru dengan yang sudah diketahui
e) Mrnggunakan
pertanyaan netral
f) Menemukan
satu atau lebuh kesimpulan
g) Memvalidasi
kesimpulan utama dan alternativeuntuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi
4.Nem ideas and creativity
Ide baru dan kreatif terdiri dari model
berpikir unik dan bervariasi khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir
ini akan di bawah individu selama hidupnya dan biasnya membentuk kembali norma
5.Knowing how you thing (mengetahui apa
yang kamu pikirkan)
Merupakan yang terakhir tetapi bukannya
yang paling tidak dihiraukan
Tingkatan Berpikir
Kritis
Menurut
Kataoka-yahiro dan Saylor ( 1994 )
a. Tingkat
Dasar
Seseorang
mempunyai kewenangan untuk menjawab setiap masalah dengan benar. Pemikiran ini
harus berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dengan berpegang pada aturan atau
prinsip yang berlaku. Merupakan langkah awal dalam kemampuan perkembangan (
member alas an ). Ketika perawat sebagai orang baru yang belum berpengalaman di
pelayanan, berpikir kritisnya dalam melakukan asuhan keperawatan terbatas,
sehingga harus belajar dan menerima pendapat orang lain.
b. Tingkat
Kompleks
Seseorang
akan lebih mengetahui banyaknya perbedaan pandangan dan persepsi. Pengalaman
dapat membantu sesorang menambah
kemampunnya untuk melepaskan ego/kekuasaanya untuk menerima pendapat orang lain
kemudian menganalisis dan menguji alternative secara mandiri dan sistematis.
Hal ini membutuhkan lebih dari suatu pemecahan masalah untuk setiap masalah
yang ditemukan. Di sini perawat belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda.
c. Tingkat
Komitmen
Perawat
sudah memilih tindakan apa yang dilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari
berbagai alternative pada tingkat kompleks. Perawat dapat mengantisipasi
kebutuhan klien untuk membuat pilihan kritis sesudah menganalisis berbagai
manfaat dari alternative yang ada. Kematangan seorang perawat akan tampak dalam
memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif dan lebih cepat guna perawatn
klien.
Proses Berpikir Kritis
1. Memahami
2. Mengevaluasi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab,dsb
4. Membangun
pertanyaan : pemicu protes berkelanjutan yaitu proses untuk mencari jawaban,
dengan kemungkinan : a. ada
jwaban-pertanyaan jawaban
b.
Tak terdapat jawaban-masalah
5.
Titik jawab-upaya pencarian-mencari
jawaban melalui rangkaian kegiatan-riset
Keterampilan Berpikir
Sebagai prose kognitif yang dipecah-pecah
ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir
Terdapat
tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir,
1. Berpikir
tingkat tinggi, operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-prose
berpikir yang terjadi dalam short memory, meliputi evaluasi , sintesis, dan
analisis
2. Berpikir
kompleks, melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian
3. Berpikir
kritis, jenis berpikir konvergen, merupakan lawan dari berpikir kritis adalah
berpikir kreatif
·
Tahapan
dalam proses keperawatan
Faktor- faktor yang mempengaruhi orang berpikir
kritis
1. Kemampuan
kognitif yang tinggi
2. Sikapnya
terbuka ( perbedaan, perubahan )
3. Sikapnya
bebas ( tidak dibelenggu apa kata orang banyak )
4. Sikapnya
mandiri dan percaya diri ( berani ambil resiko atas apa yang dipilihnya )
5. Merasa
aman
Hambatan Berpikir kritis
a.Kurangnya
Pengetahuan
b.
Sikap
c.Paradigma
yang diangkat
d.Menyangkut
keyakinan
Macam Berpikir Kritis
a.
Berpikir
Autistik
Fantasi, melamun, berkhayal , bertujuan
melarikan dirin dari keyakinan
b. Berpikir Realistis
Dasar Pernalaran, logika, reasoning,
bertujuan menyesuaikan diri dengan realitas
Berpikir
realistis ada 2 model :
1.Berpikir deduktif Mengambil
kesimpulan dari hal-hal umum ke hal-hal khusus
2. Berpikir Induktif Mengambil kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal-hal umum
c. Berpikir Evaluatif
Menilai
baik buruk , kekuatan kelemahan dan tepat menyeleweng
d. Berpikir
Konsep
Bentuk= , ,
, dsb
Simbol=
angka : 5,3
Huruf : A,B,C
Warna : merah , putih , dst
e.
Berpikir Abstrak
Bentuknya tidak jelas dan tidak
konkret
f.
Berpikir Kreatif
Menemukan sesuatu yang baru
dipicu oleh insight , stimulus, dari lingkungan problem solving yang biasanya
bersifat tiba-tiba
Pandangan Berpikir kritis
a.
Berpikir dan berbuat
b.
Berpikir perasaan , berbuat tidak terpisahkan dalam praktek keperawatan
c.
Perawat dan mahasiswa keperawatan tidak kosong seperti batu tuis
d.
Mahasiswa keperawatan berpikir kritis tentang sesuatu yang sulit
Open Minded
1. Open Mind adalah Pikiran Terbuka,
yang berarti, memiliki kemampuan untuk membuka pikiran Dalam gagasan luar.
Tidak terkukung dalam kotak
Dalam HMM, opend mind adalah suatu
nilai yang cukup penting, karena salah satu bentuk perbaikan sistem , dengan
membuka pikiran kita terhadap kondisi zaman, maka sesungguhnya semua itu
merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai nilai yang harus diterapkan
dalam kehidupan sehari hari Dalam realita yang ada, aplikasi opend mind tidak
bisa optimal salah satu bentuk ketiddak optimalam ini adalah ketika kita
menutup diri dengan kehidupan luar
2. Salah satu tipe kepribadian yang
banyak ditentukan adalah keterbukaan /ketertutupan pikiran kita terhadap segala
sesuatu dan keterbukaan terhadap segala seustu dari luar kenandakan bahwa kita
mampu untuk mebuka diri apapun yang terkadang mengganggu keseimbangan kita.
open
mindedness menandakan tingkat toleransi
dua fleksibelitas kita terhadap pemikaran seberapa jauh kita bersikap favarable
terhadap apapun yang berbeda dengan kita.
Maturitas
Maturitas
(kematangan) kepribadian adalah kemamapuan untuk kemampuan mengendalikan diri
(self control) dan tidak mudah terpancing dari raekasi yang provokatis.
Cirri-cri
keanekaragaman seseorang jika dilihat dalam melaksanakan pekerjaan / tugasnya:
1. Berorientasi
pada tugas
Bukan
pada diri atau pada ego minat orang yang matang pikirannya berorientasi pada
tugas yang di kerjakannya dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri
sendiri/ kepentingan pribadi
2. Tujuan
yang jelas dan kerasan kerja yang efisien
Seseorang
yang matang pikiran terlihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas
dan tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan tahu mana yang pantas dan
tidak serta bakaerja secara terbimbing menuju arahnya
3. Mengedalikan
perasaan pribadi
Menyetir
perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan
sesuatu perasaan atau berhadapan dengan orang lain. Tidak mementingkan dirinya
sendiri, tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain
4. Keobjektifan
Berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan kenyataan
5. Menerima
kritik dan saran
6. Pertanggung
jawaban usaha-usaha pribadi
7. Penyesuain
yang realistis terhadap situasi baru
Tahap
Proses Keperawatan
1.
Pengkajian :
mengumpulkan informasi mengenai kondisi klien (menganalisis data )
2.
Diagnosa
keperawatan : proses menetukan status kesehatan setelah menganalisis perilaku,
tanda dan gejala yang ada pada klien ( status kesehatan, penyebab/etiologi,
tanda gejala )
3.
Perencanaan :
menetapkan tujuan keperawatan hasil yang diharapkan serta mengidentifikasi
tindakan keperawatan yang tepat
4.
Implementasi :
melakukan tindakan keperawatan seperti rencana yang telah ditetapkan
5.
Evaluasi :
menentukan apakah tujuan tercapai dan hasil sesuai yang diharapkan. Proses
keperawatan adalah pendekatan keperwatan professional yanf dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mengatasi respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit