Cari di blog ini

Selasa, 06 Mei 2014

Hunting Ke Pantai Baron Kebun Buah Mangunan

Dari pagi sampe malam hahahahahahahaha
cekidotttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.........................................



























cukup segitu dulu uploadnya jaringan agak lola
sekian semoga akan selalu teringat ,,,,

Surat Dari Ibu

Tulisan ini saya salin dari situs http://www.michaelyamin.net/?ct=1
saya begitu tersentuh ketika membacanya , semoga dengan saya share banyak pembaca yang dapat memahami seperti apakah sosok seorang Ibu,,,,,,,,

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.
Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!
Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Tuhan mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Tuhan,

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Tuhan, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Tuhan, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Tuhan pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Penantian Sang Ayah

Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.
Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat. Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat., namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. “Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku.”

Lima Jari Berdoa

Ilustrasi

JARI JEMPOL
Jari ini adalah yang paling dekat dengan Anda, ketika Anda sedang melipat tangan dan berdoa. Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dan dekat dengan Anda. Sebutkan nama-nama mereka yang Anda kenal dengan baik. Bagi CS. Lewis, mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah "a sweet duty."

JARI TELUNJUK
Jari berikutnya adalah si telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para pendidik lainnya. Mereka butuh dukungan dan hikmat, agar dapat menunjukkan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa mereka. Doakan mereka selalu.

JARI TENGAH
Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. Mereka sangat butuh bantuan dariNya.

JARI MANIS
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. Nah, guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. Oleh sebab itu, mari kita doakan bagi saudara-saudara kita yang lemah, kena musibah, dan lain-lain. Kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka sangat membutuhkan doa-doa Anda, baik siang maupun malam. Tapi, bukan cuma doa, lho !

JARI KELINGKING
Jari terakhir ini adalah yang paling kecil diantara jari- jari manusia. Inilah jari yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah roh dan meneladani kehidupan Kristus Yesus, Tuhan kita.
Saran saya yang terakhir, "Saat Anda berdoa bagi keempat kelompok diatas, Anda harus menaruh kebutuhan pribadi Anda dalam perspektif yang tepat, agar Anda bisa mendoakan diri Anda sendiri dengan lebih efektif lagi."

HEMODINAMIK

Kali ini saya akan berbagi Ilmu tentang HEMODINAMIK materi ini saya tulis ketika dulu saya belajar saat sebelum ujian lab AGD
langsung saja semoga bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat yang membaca

Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Hemodinamik monitoring adalah pemantauan dari hemodinamik status.Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan menjamin early detection bisa dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mecegah pasien jatuh kepada kondisi lebih parah.

Hemidinamik status adalah indeks dari tekanan dan kecepatan aliran darah dalam paru dan sirkulasi sistemik.
Pasien dengan gagal jantung, overload cairan, shock, hipertensi pulmonal dan banyak kasus lain adalah pasien dengan masalah perubahan status hemodinamik.

Dalam hal ini, Kritikal Care Nurse bukan hanya dituntut mampu mengoperasikan alat pemantauan hemodinamik saja melainkan harus mampu menginterpretasikan hasilnya.

Faktor penentu hemodinamik adalah:1.       Pre load : menggambarkan tekanan saat pengisian atrium kanan selama diastolic digambarkan melalui Central  Venous Pressure (CVP). Sedangkan pre l oad  ventricle kiri digambarkan melalui Pulmonary Arterial Pressure (PAP).
2.       Contractility : menggambarkan kekuatan otot jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.
3.       After load : menggambarkan kekuatan/tekanan darah yang dipompakan oleh jantung.
After load dipengaruhi oleh sistemik vascular resistance dan pulmonary vascular resistance.
Melalui monitoring beberapa parameter di bawah ini dapat diketahui bagaimana perfusi sistemikseorang pasien yang menggambarkan status hemodinamiknya.

1.     BLOOD PRESSURE (TEKANAN DARAH)

Dua macam cara pemantauan tekanan darah yang kita kenal. Pemantauan darah Non Invasive(cuff pressure) dan Invasive Blood Pressure(arterial pressure)
  1. a.      Non Invasive Blood Pressure (NIBP)
Teknik pengukuran darah dengan menggunakan cuff atau manset, baik secara manual maupun menggunakan mesin sebagaimana bedsidemonitor yang ada di unit pelayanan Intensif. Ukuran manset harus disesuaikan dengan besarnya lengan pasien, karena ketidak sesuaian ukuran manset akan mengurangi validitas hasil pengukuran.
Data status hemodinamik yang bisa didapatkan adalah tekanan sistolik, tekanan diastolic, dan tekanan rata-rata arteri (Mean Arterial Pressure=MAP)
Sistolik pressure adalah tekanan darah maksimal dari ventrikel kiri saat systole.
Diastolic pressure adalah gambaran dari elastisitas pembuluh darah dan kecepatan darah saat dipompakan dalam arteri.
MAP adalah tekanan rata-rata arteri, menggambarkan perfusi rata-rata dari peredaran darah sistemik.

HEMODINAMIK PRESSURE VALUE
VALUE ABBREVIATION DEFINITION NORMAL RANGE FORMULA
Mean Arterial Pressure MAP Tekanan rata-rata yang dihasilkan oleh tekanan darah arteri disaat akhir cardiac cycle 70-90 mmHg 2D + 1S3
Cardiac out put CO Banyaknya darah yang dipompakan oleh ventrikel dalam satu menit. 5-6 L/min(at rest) HRXStroke volume
Stroke Volume SV Banyaknya darah yang dipompakan oleh ventrikel di setiap kali denyutan 60-130ml  COHR       X   1000
Central Venous pressure CVP Tekanan yang dihasilkan oleh volume darah di dalam jantung sebelah kanan 6-12 cm H2O4-15 mmHg Hasil pengukuran
Sangat penting bagi kita untuk mempertahankan MAP diatas 60 mmHg, untuk menjamin perfusi otak, perfusi arteria coronaria, dan perfusi ginjal tetap terjaga.

  1. b.      Invasive Blood Pressure (IBP)
Pengukuran tekanan darah secara invasive dapat dilakukan dengan melakukan insersi kanule ke dalam arteri yang dihubungkan dengan tranduser. Tranduser ini akan merubah tekanan hidrostatik menjadi sinyal elektrik dan menghasilkan tekanan sistolik, diastolic, maupun MAP pada layar monitor.
Setiap perubahan dari ketiga parameter diatas, kapanpun,dan berapapun maka akan selalu muncul dilayar monitor.
Ketika terjadi vasokonstriksi berat, dimana stroke volume sangat lemah, maka pengukuran dengan cuff tidak akurat lagi. Maka disinilah penggunaan IBP sangat diperlukan.
Pada kondisi normal, IBP lebih tinggi 2-8 mmHg dari NIBP
Pada kondisi sakit kritis bisa 10-30 mmHg lebih tinggi dari NIBP.

2.     CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

Merupakan  pengukuran langsung dari atrium kanan. Central venous pressure mencerminkan preload ventrikel kanan dan kapasitas vena,sehingga dapat diketahui volume pembuluh darah atau cairan dan efektifitas jantung sebagai pompa. CVP  adalah pengukuran tekanan di  vena cava superior atau atrium kanan.
  1. 1.      Indikasi Monitoring
    1. Gangguan volume sirkulasi darah, tetapi fungsi kardio pulmoner relative normal.
    2. Therapi cairan pada paska perdarahan, bedah trauma, sepsis, kondisi emergency dengan kekurangan cairan dan komponen darah.
  1. 2.      Pengukuran
    1. Apabila menggunakan Pressure tranduser, maka dalam satuan millimeter of mercury (mmHg)
    2. Apabila menggunakan Water manometer, maka dalam satuan centimeter air (cmH2O)
Untuk merubah dari mmHg →cm H2O adalah
mmHg X 1,36 = …..cmH2O
Sebaliknya untuk merubah dari cmH2O →mmHg adalah
cmH2O ÷1,36 = …mmHg
pasien dengan nilai CVP rendah, artinya Hipovolemik
pasien dengan CVP tinggi artinya overload cairan.
  1. 3.      Komplikasi
  • Hematothorax
  • Pneumothorax
  • Nerve injury
  • Arterial puncture
  • Thorxic duct perforation
  • Infeksi local/sistemik
  • Thrombosis
  • Emboli udara

Referensi
1. you tube cardiac contraction,  Nationwide children`s Hospital
2,J. Christopher Farmer, MD, FCCM. Pocket Advisor – ICU Management Authors Department of
 Medicine Division of Pulmonary and Critical Care Medicine Mayo Clinic Rochester, M


Sabtu, 03 Mei 2014

KENANGANKU






diatas adalah beberapa pict yg sempat saya abadikan dengan rekan rekan saya,
sungguh tidak akan terlupakan saat momen itu

:)
bagi yang sempat baca harap diingat kembali yah

Lebih Jauh tentang Florence Nightingale

Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny Nightingale dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak pertama, lahir di Napoli, Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan pada tanggal 12-Met 1820: Florence.

Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota London, dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim panas bernama Lea Hurst, dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada usia tujuh belas tabun, dia menulis di buku hariannya, "Pada tanggal 7 Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya." Tetapi pelayanan apa?

Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita -- bukan karena status sosial keluarga kaya -- saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar Embley, rumah keluarganya.

Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah sakit -- rumah sakit umum (para orang kaya dirawat di rumah sendiri) -- dan dianggap sebagai peminum atau pelacur.

Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya, merasa hampir gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, dr. Samuel Howe, "Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?" Dia menjawab, "Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain."

Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of Charity -- suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.

Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan semangat tinggi Florence menanggapi bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.

Tahun 1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemu dengan Sidney Herbert dan istrinya, Liz. Mereka adalah orang Kristen yang taat. Kemudian dia menjadi Menteri Perang dan seorang teman serta pendorong, semangat bagi Florence Nightingale.

Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman selama dua minggu. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte -- menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. (Komite institusi ini menginginkan agar institusi tersebut hanya menerima jemaat Gereja Inggris).

Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai Crimea dan Konstantinopel -- pintu gerbang menuju Timur Tengah -- Sidney Herbert, sebagai Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia tiba bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, Dissenting Deaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.

Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Perang Crimea telah membongkar sistem kemiliteran Inggris yang ternyata mengirim ribuan prajurit untuk menjemput kematiannya sendiri akibat kekurangan gizi, penyakit, dan diabaikan. Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke Crimea. Sejumlah 43.000 meninggal, sakit, atau terluka, dan hanya 7.000 yang terluka oleh musuh. Sisanya merupakan korban akibat lumpur, kekacauan, dan penyakit.

Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat Inggris seperti dilanda badai. Dia menjadi pahlawan wanita negara tersebut. Pada tahun 1860, Sekolah Keperawatan Nightingale dibuka di London dan kelas pertamanya berisi lima belas orang murid wanita muda. Sepanjang hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang tidur pada usia sembilan puluh tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk mengadakan perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan perawatan kesehatan dan medis.

Sebab dia telah bersumpah, "Semua yang terjadi di Crimea, tidak boleh terulang kembali.

Kisah Pelayan TUHAN: 'Florence Nightingale -- Terang KRISTUS Dalam Pekatnya Dunia Perawat

Keputusannya menyentak seisi rumah. Keluarganya tak menyangka bahwa gadis manis yang telah terbiasa hidup senang memilih menjadi perawat, padahal citra perawat pada waktu itu buruk.

Sebuah Visi
Florence gadis manis yang cantik itu lahir di kota Florence, Italia pada 12 Mei 1820. Flo, begitu panggilannya, dilahirkan dari keluarga kaya. Karena itu hidupnya bergelimang kesenangan. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia merasa prihatin dengan orang-orang yang hidup miskin.

Pada 7 Pebruari 1873, Florence mendapat visi untuk mengabdi kepada masyarakat. Dalam buku pribadinya ia menulis, "Tuhan telah bersabda kepadaku dan memanggilku untuk mengabdi kepada-Nya." Visi itu selalu menantangnya untuk mematuhi panggilan mulia ini. Namun, tampaknya hal ini tidak semudah yang ia bayangkan.

Keluarganya, terutama sang ibu, menentang keinginannya. Rupanya keluarga Flo memiliki obsesi khusus bagi masa depannya. Untunglah ia seorang wanita yang terdidik sehingga dapat menahan perasaan di hatinya. Namun tanpa disadarinya, pengekangan itu justru membuatnya makin tertekan sehingga ia jatuh sakit. Oleh karena itu, ia pergi ke rumah bibinya.

Di rumah bibinya Florence merasa agak terhibur. Ia menekuni pelajaran matematika, bahasa Yunani, dan Filsafat. Sewaktu sang bibi menyampaikan kegiatan Flo di London, ibunya tidak setuju. Bagi ibunya takdir Florence adalah menikah dan mengurus rumah tangga dengan baik.

Menantang Badai
Rasa simpati Flo terhadap kehidupan di sekitarnya yang miskin dan menderita mulai membuatnya nekad. Karena itu, ia tak segan mengunjungi mereka sambil membagikan sup dan uang. Flo begitu gemas terhadap para gadis yang menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli pakaian mahal yang dijahit oleh para gadis lain yang harus menahan lapar.

Di benak Flo yang ada hanyalah keprihatinannya terhadap penderitaan manusia. Karena itu, ia bertekad menjadi orang yang berguna bagi orang miskin. Tetapi apa yang dapat dilakukannya? Tampaknya menolong orang melarat bukanlah pekerjaan yang tepat baginya. Karena itu, untuk beberapa waktu ia agak bingung menentukan ladang pelayanan yang tepat guna merespon panggilan Tuhan yang diterimanya.

Pada tahun 1844, saat Florence berusia 24 tahun, ia menemukan pekerjaan yang cocok untuk memenuhi panggilannya, yaitu menjadi perawat. Tanpa berkonsultasi dengan orangtuanya ia memutuskan belajar tentang keperawatan. Keputusannya membuat sang ibu marah, bahkan Parthe, kakak Flo histeris. Namun tekadnya telah bulat. Secara diam-diam ia mulai mempelajari laporan-laporan tentang rumah sakit untuk memperbaiki citra perawat yang buruk waktu itu.

Selama beberapa tahun Flo mengalami ketidakpastian hidup. Kekecewaan demi kekecewaan dialaminya silih berganti. Ibu dan kakaknya selalu mencercanya. Mereka tak mampu merasakan pergumulan batinnya. Tahun 1849 Flo hampir bunuh diri. Namun ia dapat mengatasinya.

Ia, bahkan sempat jatuh cinta pada Robert Milnes seorang lelaki cerdas yang dikaguminya. Sayang, rasa cintanya itu tidak terpenuhi. Pasalnya bagi Flo pernikahan hanya akan menghalangi pengabdiannya. Dengan berat hati ia menolak pinangan lelaki pujaannya.

Pada Oktober 1846 seorang temannya memberi informasi tentang keadaan rumah sakit milik gereja yang ada di Kaiserswerth, Jerman. Sesampainya di Kaiserswerth ia melihat pastor menghimbau para wanita Kristen untuk menjadi perawat. Selama dua minggu di kota itu Flo mengamati para suster merawat orang sakit dan itu berkesan baginya. Karena itu, ia juga bertekad mengajak wanita lain untuk terlibat pelayanan kemanusiaan.

Sekembalinya dari Kaiserswerth, ibu dan saudaranya mengomel dan meminta agar Flo tidak menyebut-nyebut kota itu lagi. Mereka berasumsi bahwa pekerjaan sebagai perawat hanya mempermalukan keluarga.

Meski kendala dari keluarganya datang beruntun, ada saat bagi Flo untuk mengambil keputusan. Kali ini dengan berat ia harus menentang keluarganya apa pun alasan atau risiko yang bakal dihadapinya.

Ia belajar ilmu keperawatan di Jerman, kemudian di Prancis. Pada waktu itu berbagai rumah sakit yang ada bersifat sektarian. Karena itu, ketika ia hendak belajar di Rumah Sakit Katholik, Flo yang beragama Protestan meminta nasihat Pastor Manning di Inggris. Hasilnya, kardinal itu menganjurkan Flo mengikuti latihan keperawatan di rumah sakit yang dikelola oleh para suster Katholik.

Setelah pengetahuannya tentang keperawatan cukup memadai, ia kembali ke London dan menjadi guru sebuah rumah sakit besar. Di rumah sakit ini rasa cintanya terhadap manusia yang menderita semakin besar. Karena itu, ia menentang diskriminasi yang berlaku pada waktu itu. Flo yakin bahwa sikap hidup yang demikian tidak sesuai dengan kasih yang diajarkan Tuhan Yesus.

Selain belajar tentang keperawatan, ia juga giat mempelajari segala kekurangan yang menyebabkan pelayanan rumah sakit menjadi buruk. Atas ketekunan dan kejeliannya dalam melakukan pelayanan, ia menjadi orang yang sangat dicintai. Ia menulis semua pengamatannya dalam tulisan ilmiah yang memuat segala kekurangan dan jalan keluar pada sistem rumah sakit di Inggris. Tulisan ini membuat Flo semakin terkenal.

Flo kemudian dipercaya mengkoordinasi pelayanan kesehatan tentara Inggris dan sekutu selama perang Krim. Di Rumah Sakit Militer Scutari ia melihat kondisi dan pengelolaan rumah sakit yang buruk. Ia menyaksikan para serdadu bergelimpangan dan terluka sekarat dibiarkan begitu saja bak binatang tak berharga. Flo melengkapi rumah sakit dengan berbagai perlengkapan yang memadai, bahkan merenovasinya dengan hasil donasi dan uangnya sendiri.

Setelah perang usai perjuangan dan kegigihannya semakin dikenal. Di Inggris ia dianggap sebagai malaikat penyelamat perang Krim yang ganas itu. Ia menerima berbagai pujian dan penghargaan. Sumbangan yang datang berjumlah banyak sehingga diputuskan mendirikan Yayasan Nightigale yang menangani sebuah lembaga pelatihan keperawatan.

Seusai perang Krim, Flo tampak kelelahan. Tenaganya telah terkuras dalam perjuangan di medan perang. Saat itu ia berpikir bahwa inilah akhir perjuangannya. Ia tak pernah membayangkan bahwa itu baru permulaan dari suatu perjuangan panjang yang membutuhkan pengorbanan. Perang Krim bagaikan laboratorium bagi kasus yang berhubungan dengan keperawatan. Pengamatan yang dilakukan Flo terhadap puluhan rumah sakit di Eropa dan di barak-barak militer menunjukkan bahwa kematian para pasien sering diakibatkan oleh bangunan yang lembab, kotor, tanpa ventilasi, saluran air yang tidak teratur dan jatah makanan minim.

Lentera yang Memudar
Selama 50 tahun sisa hidupnya, Florence Nightigale menjadi cacat dan lumpuh. Pada hari-hari itu ia tidak lagi dapat bergerak bebas karena selalu berada di atas kursi roda. Inilah yang membuatnya kesepian. Apalagi setelah kematian Sidney Herbert dan beberapa teman yang membantunya. Semuanya itu menggoncangkan jiwanya. Namun Flo tetap berjuang menjalankan tugasnya.

Atas perjuangannya, Flo dapat mempengaruhi pemerintah India untuk memperbaiki sistem kesehatan di negeri Sungai Gangga. Ia juga berhasil membangkitkan reformasi asrama gelandangan di Inggris dan menulis ribuan halaman kertas kerja yang revolusioner di bidang keperawatan. Beberapa karya monumentalnya antara lain, sekolah perawat wanita di St. Thomas`s Hospital London dan sebuah karya berjudul `Notes on Nursing of The Sick Poor`.

Henry Dunant pendiri Palang Merah Internasional dan pelopor Konvensi Jenewa pun mengakui bahwa kertas kerja Florence merupakan ilham bagi dirinya untuk melakukan hal-hal berguna bagi kemanusiaan. Bahkan, apa yang dilakukan Henry Dunant merupakan penghargaan bagi Florence Nightigale.

Tahun 1906 Flo menjadi pikun, sehingga semua kegiatannya otomatis terhenti. Namun, apa yang telah dilakukannya merupakan karya abadi yang tidak mungkin dilupakan. Sebelum kematiannya, di seluruh dunia telah berdiri ribuan sekolah perawat dan semua diakui sebagai karya Florence Nightigale. Ia meninggal pada 13 Agustus 1910 dalam usia 90 tahun.

Ia telah menjadi ibu terbaik bagi ribuan pasien yang menderita sakit. Terang Kristus yang bersinar melalui Florence Nightigale yang dijuluki dengan wanita dengan lentera benar-benar telah menyinari lorong-lorong gelap kesehatan manusia. Walaupun lentera di tangannya telah padam karena ia telah berpulang ke rumah Bapa di surga, Flo telah berhasil menyalakan banyak lentera lain yang menyala secara estafet sehingga tak akan padam sampai akhir dunia.

Selasa, 15 April 2014

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN ANEMIA DI RUANG E RS BETHESDA YOGYAKARTA

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN ANEMIA
DI RUANG E RS BETHESDA YOGYAKARTA



Description: D:\Photos\LOGO STIKES.jpg
DISUSUN OLEH :

 DEVRI SETIADI
1202035



PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
T.A 2013/2014
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan ini sudah diteliti dan disetujui oleh
Pembimbing Laboratorium Klinik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Yogyakarta, Juli 2012

Pembimbing Klinik I                                            Pembimbing Klinik II


( Rustamadji, A Md. Kep )                                         ( Danarso, S Kep., Ns. )



Pembimbing Akademik


( Ch. Hatri I., M Kep., Sp. KMB )





BAB I
LANDASAN TEORI
A.    MEDIS
1.      Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

2.      Anatomi Fisiologi
SUMSUM TULANG
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah rongga tulang panjang. Sumsum merupakan 4%-5% BB total, sehingga merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa warna merah atau kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah aktif dan meruapakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama, sedangkan sumsum kuning tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen darah.
Selama masa kanak-kanak, sebagian besar sumsum berwarna merah. Sesuai dengan pertambahan usia, sebagian besar sumsum pada tulang panjang mengalami perubahan menjadi sumsum kuning, namun masih mempertahankan potensi untuk kembali berubah menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah pada orang dewasa terbatas terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang pipih lainnya.
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas jaringan ikat yang mengandung sel bebas. Sel paling primitive dalam populasi sel bebas ini adalah sel stem yang merupakan prekusor dari 2 garis keturunan sel yang berbeda. Garis keturunan myeloid meliputi eritrosit, berbagai jenis leukosit, dan trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi menjadi limfosit.

DARAH
v 
Eritrosit (sel darah merah)
Normalnya 5 ribu per mm3 darah. Sel darah merah normal berbentuk cakram bikonkaf, konfigurasinya mirip dengan bola lunak yang dipijat diantara 2 jari. Diameternya sekitar 8 µm, namun Sangat fleksibel sehingga mampu melewati kapiler yang diameternya 4µm. volume sel darah merah sekitar 90 m3. Membrane sel darah merah sangat tipis sehingga gas seperti oksigen dan karbondioksida dapat dengan mudah berdifusi melaluinya. sel darah merah dewasa tersusun terutama oleh hemoglobin, yang menyusun sampai 95% massa sel. Sel ini tidak mempunyai inti sel lainnya. Adanya sejumlah besar hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi utamanya, transport O2 antara paru dan jaringan.
Pigmen pembawa oksigen hemoglobin merupakan protein yang berat molekulnya 64.000. molekul ini tersusun atas empat sub unit, masing-masing mengandung bagian heme yang terikat pada rantai globin. Besi berada pada bagian heme molekul ini. Kemampuan khusus bagian heme adalah kemampuannya mengikat oksigen secara longgar dan reversible. Ketika hemeoglobin berikatan dengan oksigen, dinamakan oksihemoglobin. Oksihemoglobin berwarna merah lebih terang disbanding hemoglobin yang tidak mengandung oksigen (hemoglobin tereduksi), maka darah arteri berwarna lebih terang disbanding darah vena. Darah keseluruhan normalnya mengandung 15 g hemoglobin per 100 ml darah, atau 30 µm hemoglobin per seribu eritrosit.
Produksi eritrosit disebut eritropoesis. Eritroblas muncul dari sel stem primitive dalam susmsum tulang. Eritroblas adalah sel berinti yang dalam proses pematangan di sumsum tulang menimbun Hb dan secara bertahap kehilangan intinya. Pada tahap ini, sel dikenal sebagai retikulosit. Pematangan lebih lanjut menjadi eritrosit, disertai dengan menghilangnya material berwarna gelap dan sedikit penyusutan ukuran. Eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Dalam keadaan eritopoesis cepat, retikulasi dan sel imatur lainnya dapat dilepaskan dalam sirkulasi sebelum waktunya.
Diferensiasi sel stem multipotensial primitive sumsum tulang menjadi eritroblas distimulasi oleh eritropoietin. Suatu substansi yang diproduksi terutama oleh ginjal. Dalam keadaan hipoksia lama, seperti pada kasus orang yang tinggal di ketinggian atau setelah perdarahan berat, terjadi peningkatan kadar eritropoetin dan stimulasi produksi sel darah merah.
Untuk produksi eritrosit normal, sumsum tulang memerlukan besi. Vitamin B12, asam folat, pridoksin (vitamin B6), dan factor lainnya. Defisiensi factor-faktor tersebut Selama eritropoesis mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah dan anemia.
Penyimpanan dan metabolisme besi. Kandungan besi tubuh total pada kebanyakan orang dewasa sekitar 3g, sebagian besar terkandung dalam hemoglobin atau salah satu hasil pemecahannya. Normalnya sekitar 0,5-1 mg besi diabsorbsi tiap hari dari traktus intestinalis untuk mengganti kehilangan besi melalui feses. Penambahan jumlah besi, sampai 2 mg perhari harus diabsorbsi oleh wanita dewasa untuk mengganti kehilangan darah selama menstruasi. Defisiensi besi pada orang dewasa (penurunan kandungan besi total) biasanya menunjukkan adanya kehilangan darah dari tubuh – misalnya, akibat perdarahan atau menstruasi yang berlebihan.
Konsentrasi besi dalam darah normalnya sekitar 80-180 µg/dl (SI :14-32 µmol/L) untuk pria dan 60-160 µg/dl (SI:11-29 µmol/L) untuk wanita. Pada defisiensi besi, simpanan besi dalam sumsum tulang dengan cepat dikosongkan, sintesa hemoglobin tertekan, dan sel darah merah yang dihasilkan oleh sumsum lebih kecil dan rendah kadar hemoglobinnya.
Destruksi sel darah merah. Rata-rata rentang hidup sel darah merah yang bersirkulasi adal 120 hari. Sel darah merah tua dibuang dari darah oleh system retikuloendotelial, khusunya dalam hati dan limpa. Sel retikuloendotelial menghasilkan pigeman yang disebut bilirubin, berasal dari hemoglobin yang dilepaskan dari sel darah merah yang rusak. Bilirubin merupakan hasil sampah yang diekskresikan dalam empedu. Besi yang dibebaskan dari Hb selama pembentukan bilirubin, diangkut dalam plasma ke sumsum tulang dalam keadaan terikat pada protein yang dinamakn transferin, yang kemudian diolah lagi untuk menghasilkan Hb baru.
Fungsi eritrosit. Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen dari paru ke jaringan. Eritosit mempunyai kemampuan khusus melakukan fungsi ini karena kandungan hemoglobinnya tinggi. Apabila tidak ada hemoglobin, kapasitas pembawa oksigen darah dapat berkurang sampai 99% dan tentunya tidak mencukupi kebutuhan metabolism tubuh. Fungsi penting hemoglobin adalah kemampuannya mengikat oksigen dengan lonngar dan reversible. Dalam darah vena, Hb bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan oleh metabolism sel sehingga dapat menyangga kelebihan asam.
v  Leukosit
Dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu, mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dapat dibedakan menurut inti selnya. Warnanya bening. Banyaknya 6000-9000 dalam 1mm3 darah.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan mmakan bibit penyakit/bakteri yang masuk ke dalam jaringan system retikuloendotel, tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe. Sebagai pengankut yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Terdapat diseluruh jaringan tubuh manusia.

Macam-macam leukosit meliputi:
1)      Agranulosit. Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri dari:
·         Limfosit.
Description: D:\susan\tugas susan\lymphocyte-01a.jpeg
Limfosit dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentknya ada yang besar dan ada yang kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
·         Monosit.
Description: D:\susan\tugas susan\monosit 2.jpg
Terbanyak dibuat di sumsum tulang, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru sedikt abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang.

2)      Granulosit disebut juga leukosit granulat terdiri dari:
·         Neutrofil.
Description: http://drdjebrut.files.wordpress.com/2009/12/netrofil-segmen1.jpg?w=191&h=152
Neutrofi atau polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/granula, banyaknya 60-70%. Fungsinya merespon terhadap benda asing.
·         Eosinofil
Description: D:\susan\tugas susan\eosinofil 1.jpg
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira24%. Fungsinya mengatur respon terhadap alergi
·         Basofil.
Description: http://drdjebrut.files.wordpress.com/2009/12/basofil.jpg?w=199&h=159
Basofil lebih kecil dari eoinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian di sumsum tulang. Fungsinya berhubungan dengan inflamasi.

v  Trombosit (sel pembeku)
Trombosit meruapakan benda-benda kecil yang mati yang berntuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat ada yang lonjong, warnanya putih, normal pada orang deawasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka bila ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.
v  Plasma Darah
Apabila elemen seluler diambil dari darah, bagian cairan yang tersisa dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein, dan zat lain. Apabila plasma dibiarkan membeku, sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum. Serum mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, kecuali kandungan fibrinogen dan beberapa faktor pembekuan.
Protein plasma. Tersusun terutama oleh albumin dengan globulin. Globulin tersusun atas fraksi alfa, beta, dan agam yang dapat dilihat dengan uji laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein. Masing-masing kelompok disusun oleh protein tertentu.
Gama globulin, yang tersusun terutama oleh antibody, dinamakan immunoglobulin. Protein ini dihasilkan oleh limfosit dan sel plasma.Albumin, terutama penting untuk pemeliharaan volume cairan dalam system vaskuler.

3.      Etiologi
Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:
a.         Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.
b.       Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
c.        Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
d.       Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).

4.      Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
5.      Tanda dan Gejala
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

6.      Pemeriksaan Diagnostik
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi
Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
TBC serum : meningkat (DB)
Feritin serum : meningkat (DB)
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
LDH serum : menurun (DB)
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).
Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).

7.      Penatalaksanaan Medik
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
a.       Transpalasi sel darah merah.
b.      Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c.       Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d.      Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
e.       Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f.       Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
a.       Anemia defisiensi besi
b.      Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
c.       Pemberian preparat fe
d.      Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
e.       Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
f.        Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
g.      Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
h.      Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah.

8.      Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

9.      Pencegahan
Pilih makanan yang kaya vitamin
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, dapat membantu menghindari anemia defisiensi besi dan anemia kekurangan vitamin dengan memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, termasuk:
·         Besi Besi makanan kaya. Termasuk daging sapi dan lainnya, kacang-kacangan, lentil, diperkaya zat besi sereal, sayuran berdaun hijau dan buah kering.
·         Folat gizi ini,. Dan bentuk sintetisnya, asam folat, dapat ditemukan dalam buah jeruk dan jus, pisang, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan dan diperkaya roti, sereal dan pasta.
·         Vitamin B-12 Vitamin ini ditemukan secara alami pada daging dan produk susu.. Ini juga ditambahkan ke beberapa sereal dan produk kedelai, seperti susu kedelai.
·         Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah jeruk, melon dan berry, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Pertimbangkan konseling genetik jika memiliki riwayat keluarga anemia
Jika memiliki riwayat keluarga anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, berbicara dengan dokter dan mungkin seorang konselor genetik tentang risiko dan risiko apa yang dapat menyampaikan kepada anak.

10.  Prognosa
Seberapa baik seseorang dengan anemia akan sembuh tergantung pada penyebab anemia dan bagaimana parah itu. Misalnya, jika ulkus lambung yang menyebabkan anemia karena perdarahan maka anemia dapat disembuhkan jika ulkus diperlakukan dan perdarahan berhenti. Jika anemia disebabkan oleh gagal ginjal, namun, maka kemungkinan besar akan memerlukan pengobatan jangka panjang. Secara umum, orang muda pulih dari anemia lebih cepat daripada orang yang lebih tua. Orang muda juga mentolerir anemia lebih baik dari orang tua karena orang tua cenderung memiliki masalah medis yang lebih kronis. Anemia  hampir semua masalah medis buruk.

B.     KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
a.       Aktivitas / istirahat:
·         Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
·         Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

b.      Sirkulasi
·         Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
·         Tanda :
TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia.
Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).
Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
c.       Integritas ego
·         Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
·         Tanda : depresi.

d.      Eleminasi                          
·         Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
·         Tanda : distensi abdomen.
e.       Makanan/cairan
·         Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
·         Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
f.       Neurosensori
·         Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
·         Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
g.      Nyeri/kenyamanan
·         Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

h.      Pernapasan
·         Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
·         Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
i.        Keamanan
·         Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
·         Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
j.        Seksualitas
·         Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
·         Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan intake, mual dan anoreksia (penurunan nafsu makan).
b.       Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curang jantung.
c.        Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)
d.       Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
e.        Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

3.      Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan intake, mual dan anoreksia (penurunan nafsu makan).
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
·         menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
·         tidak mengalami tanda mal nutrisi.
·         Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai
Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1.
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai
mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi
2
Observasi dan catat masukkan makanan pasien
mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3
Timbang berat badan setiap hari.

mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
4
Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.
menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster.
5
Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.
gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

6
Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.
gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ
7
Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
8
Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium
meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan
9
berikan obat sesuai indikasi
kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi

Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curang jantung.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
·         melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
·         menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji kemampuan ADL pasien
mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
2
Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot
menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera
3
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan
4
Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan
meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.
5
Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).
meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
6
Libatkan keluarga klien menentukan makanan klien
Keluarga klien yang lebih dekat dengan klien, jadi lebih tau aopa yang diinginkan klien sehingga tepat dalam menetukan makanan yang disukai klien tetapi bergizi.
Diagnosa 3: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku
memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
2
Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius
dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
3
Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.
4
Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer
termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen
5
Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.
mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.
6
Kolaborasi Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
memaksimalkan transport oksigen ke jaringan




Diagnosa 4: Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
·         mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
·         meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien
mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
2
Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka
menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri
3
Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat
menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.
4
Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.
5
Tingkatkan masukkan cairan adekuat
membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal
6
Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu
7
Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam
adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

8
Amati eritema/cairan luka.
indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan
9
Kolaborasi Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi
membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan
10
Kolaborasi Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik
mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local


C.    Kepustakaan
·         Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
·         Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
·         Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta
·         Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
·         Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.
·         Hassa. 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI : Jakarta
·         Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
·         Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta