LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T
DENGAN FRAKTUR FEMUR DEXTRA
DIRUANG J RS BETHESDA
Disusun oleh:
Nama :
Petrus Dwi Asmara
Nim : 1202167
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ada
tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional dan
anestesi lokal. Masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan. Seorang ahli
anestesi akan menentukan jenis anestesi yang menurutnya terbaik dengan mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dari masing-masing tindakannya tersebut. Operasi
obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010,
sekitar 22% pasien dilakukan dengan anestesi umum dan 78% dilakukan dengan
anestesi regional.
Regional
anestesi terbagi atas spinal anestesi, epidural anestesi dan blok perifer.
Spinal & anestesi epidural ini telah secara luas digunakan di ortopedi,
obstetri dan anggota tubuh bagian bawah termasuk fraktur colum femur.
Komplikasi
dari spinal anestesi yang mungkin terjadi adalah nyeri saat penyuntikan, nyeri
punggung, sakit kepala, retensio urin, meningitis, cedera pumbuluh darah dan
saraf, serta anestesi spinal total sehingga perlu dipahami teknik yang benar
tentang spinal anestesi.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Melalui pelaksanaan praktik klinik
keperawatan pada sistem neurobehavior, sistem imun hematologi dan sistem integumen di RS Bethesda
Yogyakarta, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang telah diperoleh selama menerima dan
mempelajari mata kuliah mata kuliah tersebut diatas.
2.
Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik laboraturium
klinik keperawatan di RS Bethesda Yogyakarta, Mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat, dengan mampu melakukan:
1)
Tujuan Khusus :
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui
dan menerapkan konsep medis :
A.
Pengertian
B.
Anatomi Fisiologi
C.
Pathofisiologi
D.
Manifestasi klinis
E.
Pemeriksaan diagnostic
F.
Penatalaksanaan medis
G.
Komplikasi
H.
Prognosis
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui
dan menerapkan konsep keperawatan :
A.
Pengkajian
B.
Diagnose keperawatan
C.
Perencanaan keperawatan
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian: 27 Januari 2015 Pukul: 10:00
WIB Oleh: Petrus
I.
IDENTITAS
- Pasien
Nama : Ny. t
Tempat / tgl lahir : Bantul, 21 juli
1930
Jenis Kelamin :
Perempuan
Usia : 85
Tahun
Agama : Islam
Alamat :
Panggang Bantul
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tani
Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia
Tgl. Masuk RS : 25 Januari 2015
No. RM : 02021xxx
Ruang : J
Diagnosa Medis : Fraktur Femur Dextra
- Keluarga/Penanggung
Jawab
Nama : Ny. S
Hubungan : Anak
Umur : 37
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tani
Alamat : Panggang Bantul
II.
RIWAYAT
KESEHATAN
A.
Kesehatan
pasien
1.
Keluhan
utama saat dikaji.
Pasien
mengatakan kaki kanannya sakit nyut-nyutan.
2.
Keluhan tambahan/keluhan yang lain saat dikaji
Pasien
mengatakan kepala sakit
3.
Alasan
utama masuk Rumah Sakit
Pasien
mengatakan jatuh dari tempat tidur dan kaki kanan sakit tidak bisa buat berdiri
4.
Riwayat
Penyakit Sekarang
Pagi
jam 05:15 tanggal 24 Januari 2015 pasien hendak bangun dari tempat tidur , dan
tidak bisa berdiri, , lalu dibawa ke rumah sakit Bethesda dan masuk IGD pukul
10:10, setelah di tangani oleh tim Dokter dan Perawat IGD dirujuk ke ruang J
untuk persiapan operasi karena pasien mengalami Fraktur femur dextra . Dan
masuk ruang J pukul 13:17.
5.
Riwayat
Penyakit yang lain
Tidak ada
- Alergi
Tidak
ada.
- Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ibunya
mempunyai riwayat Hipertensi.
Pasien juga tidak mempunyai riwayat
penyakit Diabetes Mellitus, Hemofilia, dll.
|
|
Keterangan :
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
: Tinggal Serumah
|
|
III.
POLA
FUNGSI KESEHATAN
A.
Pola
nutrisi-Metabolik
1.
Pola Nutrisi-Metabolik
a.
Sebelum Sakit
–
Frekuensi : 3 kali sehari tapi tidak teratur
–
Jenis makan : Nasi, lauk dan
sayur.
–
Makanan yang disukai : Tiwul.
–
Makanan yang tidak
disukai : Tidak ada makanan yang tidak
disuka
–
Makanan pantang : Sesuai ajaran agama yang
dianut.
–
Makanan tambahan : Jarang minum susu.
–
Kebiasaan makan : Kebiasaan makan di rumah,
–
Nafsu makan : Baik.
–
Banyaknya minum : 5-6 gelas kurang lebih 200
cc/gelas : 1000 2000 cc/ hari.
–
Jenis minuman : Air putih dan teh
–
Minuman yang disukai :
Jus apukat
b.
Selama Sakit
–
Jenis makanan : Bubur
–
Frekuensi : 3x sehari
–
Porsi makan yang
dihabiskan : 200 cc
–
Alat bantu : Tidak memakai alat bantu
2.
Pola Eliminasi
a)
Sebelum Sakit
-
Buang air besar
a)
Frekuensi : 1x sehari.
b)
Waktu : Biasanya waktu
pagi hari.
c)
Warna : Kecoklatan
d)
Konsistensi : Padat.
e)
Posisi waktu BAB : Jongkok
f)
Penghantar waktu BAB : Tidak pernah memakai pengencer waktu BAB.
g)
Keluhan : Tidak ada keluhan dalam BAB.
– Buang Air Kecil
a)
Frekuensi, jumlah : 5x sehari 800cc
b)
Warna : Kuning.
c)
Bau : Khas urine.
d)
Keluhan : Tidak ada keluhan.
b) Selama Sakit
–
Buang Air Besar
a)
Selama di rumah sakit
belum BAB.
– Buang Air Kecil
a)
Frekuensi, jumlah : 1200 per hari
b)
Memakai alat bantu kateter ukuran 18
c)
Warna : Kuning.
d)
Bau : Khas urine.
3.
Pola Aktivitas
Istirahat-Tidur
a).
Sebelum Sakit
1)
Keadaan Aktivitas
Sehari-hari
a)
Kebiasaan olah raga : Keluarga mengatakan pasien jarang olahraga,
b)
Lingkungan
rumah/tempat kerja : Alat bantu untuk memenuhi :
Pasien tidak memakai alat bantu aktivitas
c). Kegiatan sehari-hari sebelum sakit pasien dapat memenuhi sendiri.
AKTIVITAS
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mandi
|
ü
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
ü
|
|
|
|
|
Eliminasi
|
ü
|
|
|
|
|
Ambulansi
|
ü
|
|
|
|
|
Merapikan Rumah
|
ü
|
|
|
|
|
Belanja
|
ü
|
|
|
|
|
Ket : 0:
Mandiri
1:
Dibantu sebagian
2:
Perlu bantuan orang lain
3:
Perlu bantuan orang lain dan alat
4:
Tergantung total
2)
Kebutuhan Tidur
a). Jumlah jam tidur dalam
sehari
–
Tidur siang : 1-2 jam
–
Tidur malam : 4-6 jam.
b). Kebiasaan pengantar tidur : Pasien tidak menggunakan pengantar tidur
3)
Kebutuhan Istirahat
a) Kegiatan yang dilakukan pasien untuk mengisi waktu luang adalah melihat TV
dan bersih-bersih halaman
b).
Selama Sakit
1)
Keadaan aktivitas
Kemampuan Perawatan
Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
|
|
|
ü
|
|
|
Mandi
|
|
|
ü
|
|
|
BAB/BAK
|
|
|
|
|
ü
|
Memakai baju
|
|
|
|
|
ü
|
Mobilisasi di TT
|
|
|
|
ü
|
|
Ambulasi / ROM
|
|
|
|
ü
|
|
Ket : 0 = Mandiri
1 = Alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung total
2)
Kebutuhan Tidur
a)
Tidur siang :3
Jam.
b)
Tidur malam :4 Jam.
3)
Kebutuhan Istirahat
a) Pasien mengatakan terkadang susah untuk istrahat
4)
Pola Kebersihan Diri
a) Kebersihan Kulit
– Keluarga pasien mengatakan 2x sehari mandi, memakai sabun.
b). Kebersihan Rambut
– Pasien mengatakan selama dirumah sakit pasien belum pernah keramas
– Pasien juga mengatakan bahwa kulit kepalanya tidak gatal-gatal
c). Kebersihan Telinga
– Pasien mengatakan jarang membersikan telinga
d). Kebersihan Mata
– Keluarga pasien mengatakan jarang memakai tetes mata.
e). Kebersihan Mulut
– Keluarga pasien mengatakan gosok gigi minimal 2x sehari saat mandi.
– Memakai pasta gigi dan pasien tidak memakai gigi palsu.
f). Kebersihan kuku
– Pasien mengatakan satu minggu sekali memotong kuku
5)
Pola Persepsi –
Pemeliharaan kesehatan
i.
Penggunaan :
a.
Tembakau
– Pasien mengatakan tidak menggunakan atau mengkomsumsi rokok
b.
Alkohol
– Keluarga pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol.
ii.
Intelektual
–
Pasien mengetahui
tentang dirinya saat ini bahwa mengalami patah tulah femur kanan
6)
Pola Reproduksi
Seksual
·
Pasien memiliki 4 orang anak
7)
Pola
Kognitif-Persepsi/Sensorik
a)
Keadaan mental
– Compos mentis
b)
Berbicara
– Jelas dan baik
c)
Bahasa yang dikuasai
– Bahasa Jawa
d) Penglihatan : tidak memakai kacamata
e)
Penciuman : T.a.kada keluhan
f)
Pengecapan : t.a.k
g)
Perabaan : Ekskremitas bawah bagian dextra tidak dapat
digerakan karena fraktur
8)
Pola Konsep Diri
a) Identitas diri : pasien dapat
menyebutkan namanya, pasien mengenali anak-anaknya
b) Ideal diri : Pasien
mengatakan,” saya ingin cepat sembuh sehingga cepat pulang”.
c) Harga diri : Pasien mengatakan,” saya senang dijenguk
banyak orang “.
d) Gambaran diri : Pasien
mengatakan,” penyakit saya sembuhnya
lama “.
e) Peran diri : -
9)
Pola Koping
a)
Pola peran
-
b)
Gambaran peran
Sebagai nenek dari cucu-cucu
c)
Kepuasan menjalankan
peran
Tidak terkaji
d)
Pentingnya keluarga
sangat penting
struktur dan dukungan : Anak-anak dan keluarga selalu mendukung
e)
Proses pengambilan
keputusan : Dibantu oleh anak-anak dan keluarga
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
- Pengukuran TB: 157 cm
- Pengukuran BB 52 kg
- Pengukuran tanda vital
1.
Tekanan
darah:130/80 mmHg, diukur di lengan
kanan pasien, posisi pasien tidur.
2.
Nadi :84x/mnt,
reguler,diukur di radialis kanan, teraba kuat.
3.
Suhu: 36,8oC, diukur
di
aksila.
4.
Respirasi:21 x/mnt, reguler.
5.
Nyeri :
Sejak masuk di ruang J pasien mengatakan
kaki kanan nyeri
- Tingkat Kesadaran dengan metode kualitatif dan atau
kuantitatif (dilakukan dua-duanya bila kasus neurologi dan kesadaran pasien fluktuatif))
1.
Kualitatif: Compos Mentis
2.
Kuantitatif
GCS = E
: 4 V : 5 M : 6
- Keadaan umum:
Pasien
sakit berat (terpasang infus asering Rl,
kateter ukuran 18, kaki kanan dibalut bidai, dan terpasang traksi dengan beban
4kg )
- Urutan Pemeriksaan Fisik:
1. Integumen secara umum:
Warna
kulit coklat kehitaman , elastis, paha kanan di balut bidai setelah operasi dan
terpasang traksi
2. Kepala
-
Bentuk kepala simetris
-
Tidak ada lesi
-
Wajah sayu, terlihat
lemas
3. Mata
-
Konjungtiva:
ananemis
-
Sclera : pucat
-
Pupil : Isokor
4.
Telinga
-
Bentuk kanan kiri simetris
-
Tidak keluar cairan
dan tak bau
-
Dapat mendengar dengan
baik
5.
Hidung
-
Septum ditengah
-
Tidak terdapat sekret
6.
Mulut dan
tenggorokan
-
Warna lidah putih
-
Mukosa bibir kering
7.
Leher
-
Tidak ada pembesaran
tyroid
-
Tidak ada pembesaran
vena jugularis, dan kelenjar limfe
-
Tidak ada masa.
8.
Tengkuk
-
Kaku kuduk (-)
9.
Dada
a.
Inspeksi
-
Pernapasan dangkal
b.
Palpasi
-
Tidak terkaji
c.
Perkusi
-
Tidak terkaji
d.
Auskultasi
-
Vesikuler
10.
Payudara
-
Tidak terkaji
11.
Massa/tumor
Punggung
-
Bentuk (normal)
12.
Abdomen (IAPP)
a.
Inspeksi
-
Tidak terkaji
b.
Auskultasi
-
Frekuensi peristaltik (Bising usus) 8X/menit
c.
Perkusi
-
Tidak terkaji
d.
Palpasi
-
Tidak terkaji
13.
Anus dan
rektum
-
Tidak terkaji
14.
Genetalia
-
Terpasang kateter ukuran 18
15.
Ekstermitas
a.
Atas
-
Anggota gerak lengkap (D, S)
-
Kelainan
jari tidak ada
-
kekuatan otot (kanan :5 , kiri :
5)
-
Kesimetrisan:
bentuk sama & gerak tidak terkaji
-
Bentuk kuku panjang bersih
-
Clubbing
Finger normal
kurang dari 3 detik
-
Tidak ada oedema
-
Terpasang infus asering 500 ml di tangan kanan
b.
Bawah
-
Anggota
gerak
lengkap (D,S)
-
Kekuatan
otot (kanan
: 0, kiri : 5)
-
Bentuk
kaki (normal
lurus)
-
Telapak
kaki ( flatfood)
-
Tidak ada kaki gajah.
c.
Adanya oedema
-
Tidak ada edema
d.
Perabaan akral hangat
16.
Reflek-Reflek Neurologi:
a)
Babinski (-)
V.
DIAGNOSTIK
TEST
-Radiologi CT Scan Pelvis : AP
Tanggal 26 Januari 2015
a)
Diskontinuitas
pada1/3 proximalos femur dextra dengan :
·
Fragmented (+)
·
Angulasi (+)
·
Contracted (+)
·
Trabeculasi :dbn
Hasil : Completa fractur 1/3
proximal os femur dextra
- Laboratorium
Tanggal 7 Juli 2014
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai rujukan
|
Metoda
|
Darah Lengkap
|
Hemoglobin
|
10.7
|
gr/dL
|
11,7 -15,5
|
Hema auto
|
Leukosit
|
18.07
|
Ribu/mmk
|
4,50-11,50
|
|
Hitung jenis
|
Eusinofil
|
0,3
|
%
|
2,0 -4,0
|
Hema auto
|
Basofil
|
0,2
|
%
|
0,0 – 1,0
|
Hema auto
|
Segmen
|
82,2
|
%
|
50,0 – 70,0
|
Hema auto
|
Limfosit
|
13.8
|
%
|
18,0 -42,0
|
Hema auto
|
Monosit
|
H 4,7
|
%
|
2,0 – 8,0
|
Hema auto
|
Hematocrit
|
29.50
|
%
|
40,0 – 54,0
|
Hema auto
|
Eritrosit
|
3,55
|
Juta/mmk
|
4,50 – 5,40
|
Hema auto
|
RDW
|
13,90
|
%
|
11,50 – 14,50
|
Hema auto
|
MCV
|
86,10
|
Fl
|
80,0 – 94,0
|
Hema auto
|
MCH
|
30,90
|
Pg
|
26,00 – 32,00
|
Hema auto
|
MCHC
|
35,90
|
gr/dL
|
32,00 – 36,00
|
Hema auto
|
Trombosit
|
296
|
Ribu/mmk
|
150 – 450
|
Hema auto
|
MPV
|
8,60
|
Fl
|
7,20 – 11,10
|
Hema auto
|
PDW
|
9,5
|
Fl
|
9,0 – 13,0
|
Hema auto
|
Pungsi ginjal
|
Paket ginjal
|
Ureum
|
4,,2
|
mg/dL
|
10,0 – 50,0
|
Kimia auto
|
Kreatinin
|
H 1,27
|
mg/dL
|
0,70 – 1,20
|
SAFFE
|
VI.
PROGRAM PENGOBATAN dan Analisa Obat
1)
Enteral
-
Calcidin 3x1
2)
Parenteral
-
Ketorolac 2x1 60 mg
-
Dexpira 2x3 8mg
-
Narfoz 2x1 8mg
-
Tramadol 2x1 50mg
No.
|
Nama Obat
|
Indikasi
|
Kontra Indikasi
|
Efek
Samping
|
Implikasi
Keperawatan
|
1.
|
Ketorolac
|
untuk inflamasi akut dalam jangka
waktu penggunaan maksimal selama 5 hari
|
untuk pasien dengan riwayat gagal
ginjal, riwayat atau sedang menderita ulcerasi peptic, angka trombosit yang
rendah
|
a.
Efek pada gastrointestinal
b.
Efek pada ginjal
c.
Resiko perdarahan
d.
Reaksi hipersensitivitas
|
Memperhatikan 12 benar
(pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan ,
riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
|
2.
|
Dexpira
|
Mual dan muntah yang dipicu oleh kemoterapi atau
radiasi (radioterapi sitotoksis)
|
Insufisiensi ginjal kronik
(Bersihan kreatinin <20 mL/mnt
|
|
Memperhatikan 12 benar
(pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan ,
riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
|
3.
|
Narfoz
|
Mual dan muntah yang diinduksi obat
kemoterapi dan radioterapi sitotoksik.
|
Narfoz jangan
diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
Ondansetron
|
Sakit kepala, rasa panas atau
kemerahan pada kepala dan epigastrium, konstipasi, peningkatan temporer
aminotransferase yang asimtomati
|
Memperhatikan 12 benar
(pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan ,
riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
|
4.
|
Tramadol
|
Nyeri
akut dan kronik yang berat.
Nyeri pasca bedah.
|
Keracunan akut oleh alkohol,
hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO).
- Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol
|
mual, muntah,
dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit
kemerahan, mulut kering dan sakit kepala
|
Memperhatikan 12 benar
(pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan , riwayat
pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
|
VII.
PROGRAM TINDAKAN
-
Rawat
luka
-
Memberikan
obat
VIII.
RENCANA PULANG
A.
Di tempat tinggalnya, pasien
tinggal dengan:
-
Anaknya
B.
Keinginan tinggal setelah
pulang
C.
Pelayanan kesehatan yang digunakan
sebelumnya
D.
Kendaraaan yang digunakan
saat pulang
-
Mobil
ANALISIS DATA
TGL/ NO
|
PENGELOMPOKAN DATA
|
MASALAH (P)
|
PENYEBAB (E)
|
07/7/2014
1
|
DO:
-
Pasien berbaring
lemah di atas tempat tidur.
-
Hasil CT scan Pelvis
: AP
·
Completa fraktur
1/3 proximal os femur dextra
-
Kaki kanan dibalut bidai dan terpasang traksi dengan berat
beban 4kg
DS :
-
Pasien mengatakan
kaki kanannya nyeri dengan skala nyeri 6
|
Hambatan mobilitas
fisik
|
Fraktur os femur
dextra
|
2
|
DO :
-
Tonus otot tangan
kanan 5
-
Tonus otot tangan
kiri , mampu mengangkat tangan dan dapat menahan beban tangan pemeriksa.
-
Tonus otot kaki
kanan 0, tidak dapat digerakan
-
Pasien membutuhkan
bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan seperti : makan, mandi, BAB dan
BAK.
DS :
-
Klien mengatakan
badan lemas dan mual
|
Devisit perawatan diri.: mandi
|
Kelemahan otot /
hemiparese ekskremintas dextra.
|
3
|
DO :
-
Pasien terbaring
lemah di bed
-
Pasien terlihat
menahan nyeri
DS :
-
Pasien mengatakan
kaki kanan nyeri senut-senut dengan skala nyeri 6
-
Pasien mengatakan
susah istirahat
|
Nyeri Akut
|
Fraktur femur dextra
|
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(disusun
berdasarkan urutan prioritasnya)
TGL/NO
|
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
|
1.
2.
3.
|
Nyeri akut b/d agen cidera, fraktur femur
dextra
DS :
Pasien mengeluh pahanya sakit dengan skala nyeri 6
Pasien mengatakan jika pahanya bergerak
atau bergeser rasa nyerinya bertambah
DO :
Pasien terlihat menahan sakit
Pada femur dextra terpasang balut bidai
dan traksi dengan beban 4kg
Hasil CT scan : Completa fractur
1/3 proximal os femur dextra
Devisit perawatan diri : makan b/d gangguan muskuloskeletal
DS :
Pasien mengatakan badan lemas tidak bisa
makan sendiri dan sedikit mual
DO:
Tonus otot tangan kanan 5
Tonus tangan kiri 5
Tonus kaki kiri 5
Tonus kaki kanan 0
Pasien membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Seperti
: makan, mandi, toiletting.
Hambatan Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
DS :
Pasien mengatakan lemas dan tidak kuat untuk bergerak
Dan kaki kanannya kalo di gerakkan sakit
DO:
Mobilisasi pasien dibantu
Pasien terbaring lemah
Terdapat fraktur pada femur dextra
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Nn . N
Ruang : J / 2
Tanggal : 27-28 Januari 2015
Nama mahasiswa :
Petrus Dwi Asmar
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
RENCANA INTERVENSI
|
Inteview
|
Rasionalisasi
|
1.
|
Tanggal 27 Januari jam 12:00
Nyeri akut b/d agen cidera
fraktur femur dextra dengan:
DO:
a)
Tonus otot
kaki kanan 0, jika digeser pasien mengeluh sakit
b)
Femur
terpasang balut bidai dan terpasang traksi dengan beban 4 kg
c)
Tangan kanan
terpasang infus Asering Rl 20 tetes/menit
d)
Hasil Ct scanCompleta fractur 1/3 proximal os femur
dextra
DS:
a)
Pasien
mengatakan pahanya nyeri dengan skala 6
b)
Pasien
mengatakan nyeri bertambah jika kaki kanannya goyang atau digerakan atau
digeser
|
Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB setelah dilakukan
tindkaan keperawatan selama 2 x 24 jam
nyeri dapat berkurang,
dibuktikan dengan:
a)
Pasien
mengatakan rasa nyaman bertambah
b)
Derajat nyeri
berada di 0-4
c)
Tanda tanda
vital normal
|
Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB.
1.
Observasi derajat nyeri
2.
Observasi tanda-tanda vital setial
4-6 jam sekali
3.
Beri lingkungan yang nyaman dan
tenang
4.
Ajarkan cara mengontrol nyeri
dengan teknik nafas dalam
|
Tanggal 27 Januari 2015 jam 15:40 WIB.
a)
Untuk
mengidentifikasi karakteristik nyeri
b)
Untuk
mengetahui tanda-tanda vital , apabila tanda vital naik menunjukan pasien
mengeluh nyeri
c)
Menurunkan
stres dan rangsangan berlebihan
d)
Untuk
mengurangi rasa nyeri ketika bergerak . .Dan keluarga merupakan terapi
supportif bagi klien
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
RENCANA INTERVENSI
|
Inteview
|
Rasionalisasi
|
2.
|
Tanggal 27 Januari jam 12:00
Devisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal ditandai dengan:
DO:
a)
Tonus otot
kaki kanan 0
b)
Kaki kanan
terpasang traksi dengan beban 4kg
c)
Pasien
terlihat kesulitan dalan bermobilisasi
DS:
a)
Pasien
mengatakan badan lemas
b)
Pasien
mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya : makan
|
Tanggal 27 Juli 2015 jam 12 :00 WIB setelah dilakukan
tindkaan keperawatan selama 2 x 24 jam
pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya, dibuktikan
dengan:
a)
Pasien
mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi : makan, minum.mandi
b)
Pasien
mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri: mandi dan toiletting
c)
Kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi
a)
Kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi :
a)
Pasien dibantu
mandi
b)
Pasien dibantu
dalam mengganti baju
c)
Pasien dibantu
dalam toiletting
|
Tanggal 27 Januari 2015 jam 15:40 WIB.
1.
Kaji tingkat
kemandirian pasien
2.
Kaji pemenuhan
kebutuhan nutrisi pasien setiap jam makan tiba
3.
Kaji pemenuhan
kebersihan diri pasien setiap jam mandi tiba
4.
Kaji pemenuhan
kebutuhan dialetting pasien
5.
Bantu pasien
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri seperti : makan, mandi, ganti baju,
BAB, BAK.
5.
Libatkan
keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien.
|
Tanggal 27 Januari 2015 jam 12:40 WIB.
a)
Untuk Untuk
mengetahui seberapa tingkat kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhannya
b)
Untuk
mengetahui apakah kebutuhan nutrisi pasien sudah terpenuhi atau belum
b)
Mengetahui
apakah kebutuhan kebersihan diri pasien terpenuhi atau belum.
c)
Untuk
mengetahui apakah kebutuhan toiletting terpenuhi atau tidak
c)
Supaya
kebutuhan perawatan diri pasien dapat terpenuhi.
d)
Supaya keluarga dapat berlatih dalam membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri
pasien setelah di rumah.
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Inteview
|
Rasionalisasi
|
3
|
Tanggal 27 Januari 2015 jam 12:00 WIB Hambatan Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot , ditandai
dengan:
-
Do
a)
Mobilisasi
pasien dibantu
b)
Pasien
terbaring lemah
c)
Terdapat
fraktur pada femur dextra
-
Ds
a)
Pasien
mengatakan jika badannya dipakai gerak kakinya nyeri dan nyerinya bertambah
|
Tanggal 27 januari
jam 12:00 WIB setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perfusi jaringan serebral mengalami
perbaikan dengan kriteria:
a. Kesadaran CM
b. Tanda tanda vital normal
c. Nyeri berkurang
d. Tidak mual muntah
|
Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB.
1.
Kaji keadaan
umum pasien dan pantau GCS setiap 6 jam sekali.
2.
Kaji nyeri
kepala setiap 6 jam sekali, baik itu intensitas, frekuensi, durasi, lokasi.
3.
Kolaborasikan
dengan dokter dalam pemberian obat analgetikai : epinefrin
|
Tanggal 27 januari 2015 Jam 12:00 WIB
b)Mengetahui keadaan umum pasien, tingkat kesakitan, dan
mengobservasi apabila terjadi perubahan GCS.
c)
Untuk
mengetahui derajat/tingkat nyeri yang dialami pasien.
d)
Untuk
mengurangi nyeri kepada serta meningkatkan kelancaran sirkulasi pembuluh
darah serebral.
|
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN
Nama : Nn N
Ruang : J
Tanggal : 27 – 28 Januari 2015
Nama mahsiswa : Petrus Dwi Asmara
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
1
|
Diagnosa Nyeri akut b/d
agen cidera fraktur femur dextra, ditandai:
DS:
-
Pasien mengeluh
pahanya sakit dengan skala 6
-
Pasien mengatakan
jika kakinya digerakkan nyeri bertambah
-
Hasil CT scan:
Completa fractur
1/3 proximal os femur dextra
Do:
-
Pasien terlihat
menahan sakit
-
Kaki kanan
terpasang traksi dengan beban 4kg
-
Tangan kanan
terpasang infus asering RL 500ml
-
Pasien mengatakan
mual
|
27 Januari 2015
12:00 WIB
13.30 WIB
|
I:
- Obs nyeri secara komprehensif lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
-
Observasi vital sign setiap 4-6 jam.
-
KU Baik, kesadaran apatis
-
TTV S : 36,8, N : 84, T :130/80 mmHg
R:21
- Membatasi pengunjung.
- Pertahankan tirah baring selama fase akut
- Kolaborasi pemberian analgetik
Tramadol 1 kapsul 50 mg dan dexpira 2x3 8mg
E: DS:
·
pasien mengatakan kaki kanan masih
nyeri dengan skala 6
·
pasien mengatakan susah istrahat kalo
kakinya nyeri
DO :
-
TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg R
: 21
|
petrus
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
2.
|
Devisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, ditandai:
DO:
-
Tonus otot kaki kanan 0
-
Tonus tangan kiri 5
-
Tonus kaki kiri 5
-
Tonus tangan kanan 5
-
Pasien memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
DS:
-
Pasien mengatakan badan lemas
-
Pasien mengatakan membutuhkan bantuan
orang lain dalam memenuhi kebutuhan akivitasnyat
|
27 Januari 2015
12:00 WIB
13.30 WIB
|
I:
- Mengkaji tingkat kemandirian pasien
-
Pasien mengatakan
membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya karena kaki kanan
fraktur dan terpasang traksi jika digerakkan sakit
- Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
-
Pasien makan dibantu oleh anaknya.
-
Porsi yang dihabiskan setengah dari porsi yang diberikan ± 7 sendok.
- Mengkaji pemenuhan kebutuhan toileting pasien
-
pasien mengatakan belum BAB dari tadi pagi.
-
Jumlah urine dalam urine Bag
400 cc
E:
DS : Pasien mengatakan masih
membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
DO :
-
TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg
-
Pasien mendapatkan bantuan dalam
memenuhi kebutuhannya
|
petrus
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
3
|
Hambatan Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
, ditandai:
DO:
-
Tonus otot tangan kanan 5
-
Tonus tangan kiri 5
-
Tonus kaki kanan 5
-
Pasien memerlukan bantuan orang lain
dalam kebutuhan aktivitasnya
-
Pasien Kesulitan
merubah posisi
-
Kaki kanan terpasang
traksi dengan beban 4kg
DS:
-
Pasien mengatakan jika menggerakkan badan dan
merubah posisi kaki kanannya sakit
|
27 Januari 2015
12:00 WIB
13:30 WIB
|
I:
- Monitoring
vital sign
TTV S : 36,9, N :
84, T :130/80 mmHg
- Kaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Bantu klien
dalam mobilisasi
E:
DS : Pasien mengatakan membutuhkan
bantuan orang lain dalam mobilisasi
DO :
- TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg
- Pasien mendapatkan bantuan dalam mobilisasi
|
petrus
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
1.
|
Diagnosa Nyeri akut b/d
agen cidera, fraktur femur dextra, ditandai:
DS:
-
Pasien mengatkan
nyeri kaki kanan pada skala 5
-
Pasien mengatakan
sudah bisa istrirahat semalam
DO:
-
Pasien terlihat
menahan nyeri ketika badan di geser
-
Kaki kanan masih
terpasang traksi dengan beban 4kg
|
28 Januari 2015
08:40 WIB
09 .30 WIB
13:00 WIB
|
I:
- Obs nyeri secara komprehensif lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
-
Observasi vital sign setiap 4-6 jam.
-
KU Baik, kesadaran CM
-
TTV S : 36,7, N : 85, T :120/90 mmHg
- Membatasi pengunjung.
- Pertahankan tirah baring selama fase akut
- Kolaborasi pemberian analgetik
Tramadol 1 kapsul 50 mg
S :
·
Pasien mengatakan semalam sudah bisa
istrahat
·
Pasien mengatakan skala nyeri 5
·
Sudah tidak mual
O : Pasien mengikuti anjuran untuk istrahat dan tirah baring
A : masalah teratasi sebagian
P :
a)
Kaji keadaan umum dan pantau GCS 6 Jam
sekali
GCS E 4 V5 M 6
b)
Kaji nyeri pasien
Derajat nyeri 5
c)
Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian tramadol 1 kapsul
I : Lanjut
E
DS : -Pasien mengatakan kaki
kanan sakit dengan skala 5
DO : TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg
|
petrus
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
2.
|
Devisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, ditandai:
DO:
-
Tonus otot tangan kanan 5
-
Tonus tangan kiri 5
-
Tonus otot kaki kanan 0
-
Pasien memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
DS:
-
Pasien mengatakan badan lemas, masih susah
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas secara mandiri
|
28 Januari 2015
08:00 WIB
O8.30 WIB
13:00 WIB
|
I:
- Mengkaji tingkat kemandirian pasien
-
Pasien mengatakan
membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya karena kaki kanan
fraktur dan terpasang traksi jika digerakkan sakit
- Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
-
Pasien makan dibantu oleh anaknya.
-
Porsi yang dihabiskan setengah dari porsi yang diberikan ± 8 sendok.
-
Pasien minum 2 gelas air ±400 cc
- Mengkaji pemenuhan kebutuhan toileting pasien
-
pasien mengatakan belum BAB dari tadi pagi.
-
Jumlah urine dalam urine Bag 300
cc
S : Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
perawatan diri
O : Tubuh pasien masih lemas, tonus otot kaki kanan 0
A : masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi
I : mengganti infus yang habis dengan RL
E:
DS : Pasien mengatakan masih
membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
DO :
-
TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg
-
Pasien mendapatkan bantuan dalam
memenuhi kebutuhannya
|
petrus
|
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Waktu
Tanggal/Jam
|
Perkembangan
|
Tanda Tangan
|
3
|
Hambatan Mobilitas fisik b/d
Penurunan kekuatan otot
, ditandai:
DO:
-
Tonus kaki kanan 0
-
Pasien memerlukan bantuan orang lain
dalam kebutuhan aktivitasnya
-
Pasien kesulitan merubah posisi
-
Pahan kanan terbalut bidai dan
terpasang traksi
DS:
-
Pasien mengatakan badan lemas dan kesulitan
dalam bermobilisasi
|
28 Januari 2015
07:30 WIB
10:30 WIB
12:00 WIB
13:00 WIB
|
I:
- Monitoring
vital sign
TTV TTV S : 36,9, N
: 84, T :90/60 mmHg
- Kaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Bantu klien
dalam mobilisasi
S : Gerak terbatas di tempat tidur
O : ADL dibantu
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi lanjut
I : membantu pasien mobilisasi diatas tempat tidur
Memberikan obat
injeksi
Dexpira 8mg
Celocid 250mg
Narfoz 8mg
Ketorolac 60mg
E:
DS : Pasien mengatakan
membutuhkan bantuan orang lain dalam mobilisasi
DO :
- TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg
- Pasien mendapatkan bantuan dalam mobilisasi
|
petrus
|
BAB III.
PENUTUP
- Kesimpulan
Pemahaman akan landasan teori yang
matang membuat praktik lapangan yang dilakukan dan pengelolaan kasus yang ada
dapat berjalan dengan baik sebagai penegakan diagnose yang diterapkan pada
pasien. Penegakan diagnose keperawatan antara landasan teori dan pengelolaan
kasus sama, karena keluhan pasien yang sama. Pengkajian yang komperhensif perlu
dilakukan untuk membantu masalah pasien dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
B.
Saran
Berdasarkan hasil prektik klinik
laboratorium keperawatan, maka ada beberapa saran yang sekiranya dapat
digunakan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi pasien:
1.
Bagi pasien
Pemerliharan lingkungan serta pola makan
yang teratur dan menjaga kebiasaan hidup sehat dan bersih perlu dilakuakan untuk menghindari penyakit ini. Penanganan yang tepat dan cepat dapat
membantu pemulihan pasien serta mengindari terjadi komplikasi dari penyakit
tersebut.
2.
Bagi perawat
Pengkajian yang menyeluruh dan
komperhensif perlu dilakuakn untuk mengevalusai masalah yang dialami pasien.
Pengkolaborasian dengan tim kesehatan yang dapat membatu penanganan masalah
pasin perlu dilakuakn guna peningkatan derajad kesehatan pasien.
3.
Bagi mahasiswa
Pemahaman landasan teori yang ada perlu
dilakuakan agar tidak terjadi kerancuan dari penegakan diagnose yang ada.
4.
Untuk Ruang J
a.
Menindaklanjuti
rencana keperawatan yang belum teratasi dengan baik.
b.
Lebih sering mengadakan
komunikasi dengan klien untuk membantu membina hubungan saling percaya antara
klien dengan perawat dan dapat bekerjasama demi kelancaran proses keperawatan
yang dilakukan demi kesembuhan klien.
5.
Untuk STIKES Bethesda
YAKKUM Yogyakarta
Tetap mempertahankan
RS Bethesda terutama Ruang J sebagai lahan praktik klinik. Agar
praktikan dan mahasiswa/i praktikan dapat lebih mengenal mengenai dunia
keperawatan dan lebih peduli dengan sesama terlebih klien/pasien kita.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Vol 3. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Pathofisiologi.
Jakarta : EGC
Doenges, E Marylin. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Johnson, M,et all. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey : Upper Saddle River
Mc, Closkey, C.J, et all. 1996. Nursing Interventions Classifications (NIC)
second Edition. New Jersey : Upper Saddle River
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika