Cari di blog ini

Selasa, 10 Februari 2015

ANALISA PROSES INTERAKSI (API) PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN



ANALISA PROSES INTERAKSI


Initial klien               : Ny.I
Umur                        : 38 tahun
Status Interaksi ke   : Ke-1 (satu)   
Lingkungan              : Di kamar pasien kamar 2. Ruang Shinta, duduk berhadapan suasana tenang
Beberapa klien lain duduk di tempat tidurnya masing-masing
Deskripsi Klien        : Klien mengenakan pakaian bangsal  warna biru, rambut diikat rapi,
Tujuan Interaksi       : Klien mampu membina hubungan saling percaya
Tgl/Jam                     : 19 Januari  jam 09.00 WIB
Ruang                       : Ruang 22 (R Shinta)


KOMUNIKASI VERBAL

KOMUNUKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT

ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN

RASIONAL
P : Selamat pagi, mbak.”
P :
Tersenyum dan menatap klien yang sedang duduk di ruang tamu

K :
Menoleh dan tersenyum pada perawat

Mengharap klien mau mengawali perkenalan dengan perawat





Klien menyadari kehadiran perawat  

Dengan mengucapkan salam diharapkan klien mau berkenalan dengan perawat

K : Pagi.
K :
Klien menjawab salam



P :
Menatap klien dengan tersenyum







Perawat menghargai klien
Klien mengawali percakapan dengan membalas salam perawat
Klien mau menjawab salam perawat menunjukkan klien mau mengawali pembicaraan dengan perawat.

P : Perkenalkan nama saya Petrus mahasiswa dari stikes Bethesda yang akan prakte disini selama 1 minggu, saya senang dipanggil Petrus. Saya yang akan merawat mbak selama di rumah sakit ini Nama Mbak siapa?

P :
Sambil menatap klien dan tersenyum  mengulurkan tangan untuk berjabat tangan

K :
Klien mengulurkan tangan sebagai wujud balasan terhadap ajakan perawat

Melakukan pendekatan secara fisik untuk membangkitkan keakraban dalam interaksi





Klien mau memulai perkenalan dengan perawat


Dengan memperkenalkan diri pada klien diharapkan klien mau berkenalan dengan perawat
K : Ny. I
K :
Klien menatap perawat dan melepaskan jabatan tangan

P :
Perawat menatap klien sambil tersenyum  dan mendengarkan dengan kesungguhan





Menatap klien untuk tetap mempertahankan komunikasi dan meyakinkan klien bahwa perawat ingin membantu

Klien mau menerima perkenalan perawat 
Klien membuka diri untuk berkenalan atau klien mulai menerima hubungan dengan perawat 
P : Mbak senang dipanggil dengan nama apa?

P :
Menatap klien kemudian  tersenyum

K :
Diam, menatap perawat


Memberikan perasaan nyaman pada klien




Memperhatikan pertanyaan perawat
Dengan menanyakan panggilan kesukaan klien diharapkan klien akan merasa dihargai oleh perawat
K : saya senang di panggil I
K :
Klien menatap perawat dan menyebutkan namanya dengan senang

P :
Mendengarkan jawaban klien




Klien mau membina hubungan saling percaya dengan perawat



Dengan mendengarkan klien akan mempertahankan hubungan yang sudah terbina
Klien percaya dengan perawat dengan mau menyebutkan panggilan kesenangan.
P : Bagaimana perasaan mbak I hari ini ?
P :
Menatap mata klien dengan tersenyum
K :
Melihat perawat sambil menata duduknya

Menunjukkan perhatian pada klien



Menunjukkan adanya perhatian terhadap pertanyaan yang diajukan oleh perawat
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya sehingga klien akan merasa diperhatikan oleh perawat
K : Baik.
K :
Menatap perawat

P :
Menatap klien sambil mengangukkan kepala




Menunjukkan perhatian pada klien
Klien mau mengungkapkan perasaannya pada perawat
Klien mau mengungkapkan perasaannya pada perawat
P : Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal.
P :
Menatap klien

K :
Menatap perawat

Meminta persetujuan klien



Memperhatikan pertanyaan perawat
Memberikan kesempatan pada klien untuk memutuskan tindakan
K : Boleh

K :
Klien menatap perawat dan menganggukkan kepala

P :
Menatap klien, menunggu jawaban klien




Meyakinkan klien bahwa keputusan klien diharapkan oleh perawat

Klien memberikan persetujuan pada perawat


Pernyataan persetujuan dari klien akan memudahkan klien dan perawat untuk lebih saling mengenal
P :
Berapa lama kita akan berbincang-bincang. Bagaimana kalau 15 menit? Dimana tempat yang menurut mbak cocok? Bagaimana kalau diruang tamu? Setuju ?
P :
Menatap klien sambil tangan menunjuk ruang tamu

K :
Melihat ke arah yang ditunjuk oleh perawat kemudian menatap perawat lagi

Menunjukkan tempat yang akan digunakan untuk berbincang-bincang




Menunjukkan perhatian pada perawat
Dengan meminta persetujuan klien untuk memilih tempat akan membuat klien merasa nyaman dan lebih leluasa dalam berinteraksi dengan perawat
K : Ya
K :
Klien berjalan kearah ruang tamu

P :
Membimbing klien dan mengikuti klien kearah ruang tamu





Mendampingi klien selama interaksi

Menunjukkan kesediaan berinteraksi dengan perawat dan menerima keberadaan perawat
Dengan tanggapan yang baik dari klien menunjukkan klien percaya dengan perawat
P : Kalau boleh saya tahu mbak I rumahnya mana? Dan Mengapa Mbak I sampai dibawa  kemari
P :
Menatap klien dan tersenyum

K :
Menatap perawat dan sambil membetulkan tempat duduk
Menunjukkan perhatian pada klien



Memperhatikan pertanyaan perawat
Dengan menanyakan penyebab klien dibawa ke rumah sakit akan membantu perawat dalam merawat klien
K : Saya jengkel di jauhin mertua saya, lalu saya marah-marah
K :
Menatap perawat

P :
Mendengarkan penjelasan klien



Menunjukkan perhatian pada klien
Menunjukkan keterbukaan pada perawat
Jawaban klien menunjukkan bahwa klien merasakan kalau keadaannya perlu perawatan di rumah sakit
P : Apakah Mbak I tahu sekarang berada dimana? Siapa yang membawa Mbak I kemari? Dan sejak kapan Mak I disini ?
P :
Menatap klien

K :
Melihat sekeliling kemudian menatap perawat lagi

Mempertahankan kontak dengan klien



Klien memastikan keberadaannya
Mengarahkan klien terhadap orientasi tempat dan waktu
K :
Di rumah sakit. suami saya  yang membawa, bapak dan ibu. Hari Jumat abis magrib bilangnya mau di periksain dokter
K :
Klien menjawab sambil menatap perawat dan tampak mengingat sesuatu

P :
Mendengarkan jawaban klien dan menganggukkan kepala







Menunjukkan perhatian pada klien
Klien beusaha mengingat peristiwa yang dialaminya
Klien orientasi terhadap tempat, waktu
P :
Saya senang sekali Mbak I mau berkenalan dengan saya. Bagaimana perasaan Mbak I setelah kita berbincang-bincang selama kurang lebih 15 menit
P :
Menatap klien dan tersenyum pada klien sambil melihat jam



K :
Mendengarkan ucapan perawat, menatap perawat

Menunjukkan rasa senang setelah berinteraksi dengan klien dan meyakinkan bahwa waktu yang telah disepakati telah berakhir








Menunjukkan perhatian pada perawat
Mengetahui perasaan klien setelah berbincang-bincang membantu perawat untuk mengadakan kontrak selanjutnya dengan klien
K :
Senang , dan lega bisa berbincang
K :
Menatap perawat dan tersenyum


P :
Tersenyum pada klien




Menunjukkan perhatian pada klien dan rasa senang setelah berinteraksi dengan klien

Menunjukkan rasa senang setelah berinteraksi dengan perawat
Ungkapan rasa senang klien akan semakin membuat klien percaya pada perawat
P :
Mbak I tadi mengatakan kalau Mbak I marah-marah hebat. Bagaimana kalau nanti siang kita berbincang-bincang lagi tentang penyebab  Mbak I marah, tanda gejala dan akibat jika yang ditimbulkan saat mba marah ? Waktu jam 11:00 dan tempat sama disini. Setuju ?

P :
Menatap klien dan berbicara dengan pelan dan jelas

K :
Menatap perawat
Pertanyaan yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh klien




Klien memperhatikan pertanyaan perawat
Kontrak dengan klien akan meningkatkan kepercayaan klien pada perawat
K : Ya
K :
Menatap perawat dan menganggukan kepala

P :
Menatap klien dan bernafas lega




Menunjukkan rasa lega karena klien mau berbincang-bincang lagi dengan perawat



Klien setuju dengan kontrak yang diajukan oleh perawat
Persetujuan yang telah disampaikan klien akan memudahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien
P : Terima kasih karena Mbak T sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai bertemu nanti siang jam 11:00 disini. Silahkan mbak I kembali keruangan
P :
Menatap klien sambil menjabat tangan klien

K :
Membalas jabatan tangan perawat dan menatap perawat

Mengakhiri pembicaraan dengan bersahabat




Menunjukkan perhatian pada perawat
Ucapan terima kasih pada klien akan meningkatkan kepercayaan klien pada perawat
K :
Ya
K :
Menatap kepergian perawat dan menuju kamar mau tidur

P :
Meninggalkan klien sambil melambaikan tangan




Mengucapkan selamat tinggal pada klien

Klien menerima perpisahan dengan perawat
Jawaban klien menunjukkan keterbukaan klien pada perawat


ASKEP FRAKTUR FEMUR


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T
DENGAN FRAKTUR FEMUR DEXTRA
DIRUANG J RS BETHESDA

Disusun oleh:
      Nama                        : Petrus Dwi Asmara
Nim                          : 1202167
     
















PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2015
  









BAB I
PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG
Ada tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional dan anestesi lokal. Masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan. Seorang ahli anestesi akan menentukan jenis anestesi yang menurutnya terbaik dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing tindakannya tersebut. Operasi obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010, sekitar 22% pasien dilakukan dengan anestesi umum dan 78% dilakukan dengan anestesi regional.

Regional anestesi terbagi atas spinal anestesi, epidural anestesi dan blok perifer. Spinal & anestesi epidural ini telah secara luas digunakan di ortopedi, obstetri dan anggota tubuh bagian bawah termasuk fraktur colum femur.

Komplikasi dari spinal anestesi yang mungkin terjadi adalah nyeri saat penyuntikan, nyeri punggung, sakit kepala, retensio urin, meningitis, cedera pumbuluh darah dan saraf, serta anestesi spinal total sehingga perlu dipahami teknik yang benar tentang spinal anestesi.

B.   Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Melalui pelaksanaan praktik klinik keperawatan pada sistem neurobehavior, sistem imun hematologi dan sistem integumen di RS Bethesda Yogyakarta, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang telah diperoleh selama menerima dan mempelajari mata kuliah mata kuliah tersebut diatas.
2.      Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik laboraturium klinik keperawatan di RS Bethesda Yogyakarta, Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat, dengan mampu melakukan:
1)      Tujuan Khusus :
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui dan menerapkan konsep medis :
A.    Pengertian
B.     Anatomi Fisiologi
C.     Pathofisiologi
D.    Manifestasi klinis
E.     Pemeriksaan diagnostic
F.      Penatalaksanaan medis
G.    Komplikasi
H.    Prognosis
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui dan menerapkan konsep keperawatan :
A.    Pengkajian
B.     Diagnose keperawatan
C.     Perencanaan keperawatan


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

                                                       
Tgl Pengkajian: 27 Januari 2015                     Pukul: 10:00 WIB                               Oleh: Petrus

I.       IDENTITAS

  1. Pasien
Nama                           : Ny. t
Tempat / tgl lahir        : Bantul, 21 juli 1930
Jenis Kelamin              : Perempuan
Usia                             : 85 Tahun
Agama                         : Islam
Alamat                        : Panggang Bantul
Status Perkawinan      :  Kawin
Pendidikan                  : -
Pekerjaan                     : Tani
Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia
Tgl. Masuk RS           : 25 Januari 2015
No. RM                       : 02021xxx
Ruang                          : J
Diagnosa Medis         :  Fraktur Femur Dextra

  1. Keluarga/Penanggung Jawab
Nama                          : Ny. S
Hubungan                  : Anak
Umur                          : 37
Pendidikan                 : -
Pekerjaan                   : Tani
Alamat                        : Panggang Bantul

II.                RIWAYAT KESEHATAN
A.    Kesehatan pasien
1.      Keluhan utama saat dikaji.
Pasien mengatakan kaki kanannya sakit nyut-nyutan.
2.      Keluhan tambahan/keluhan yang lain saat dikaji
Pasien mengatakan kepala sakit
3.      Alasan utama masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan jatuh dari tempat tidur dan kaki kanan sakit tidak bisa buat berdiri
4.      Riwayat Penyakit Sekarang
Pagi jam 05:15 tanggal 24 Januari 2015 pasien hendak bangun dari tempat tidur , dan tidak bisa berdiri, , lalu dibawa ke rumah sakit Bethesda dan masuk IGD pukul 10:10, setelah di tangani oleh tim Dokter dan Perawat IGD dirujuk ke ruang J untuk persiapan operasi karena pasien mengalami Fraktur femur dextra . Dan masuk ruang J pukul 13:17.
5.      Riwayat Penyakit yang lain
      Tidak ada
    1. Alergi
Tidak ada.
     











  1. Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ibunya mempunyai riwayat Hipertensi.
Pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus, Hemofilia, dll.


Keterangan :
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
                     : Tinggal Serumah
 
 
                                                                                   





































III. POLA FUNGSI KESEHATAN
A.    Pola nutrisi-Metabolik 
1.     Pola Nutrisi-Metabolik
a.      Sebelum Sakit
      Frekuensi                                 : 3 kali sehari tapi tidak teratur
      Jenis makan                             : Nasi, lauk dan sayur.
      Makanan yang disukai            : Tiwul.
      Makanan yang tidak disukai   : Tidak ada makanan yang tidak disuka
      Makanan pantang                    : Sesuai ajaran agama yang dianut.
      Makanan tambahan                 : Jarang minum susu.
      Kebiasaan  makan                   : Kebiasaan makan di rumah,
      Nafsu makan                           : Baik.
      Banyaknya minum                  : 5-6 gelas kurang lebih 200 cc/gelas : 1000 2000 cc/ hari.
      Jenis minuman                         : Air putih dan teh
      Minuman yang disukai            :  Jus apukat
b.     Selama Sakit
      Jenis makanan                         : Bubur
      Frekuensi                                : 3x sehari
      Porsi makan yang dihabiskan : 200 cc
      Alat bantu                               :    Tidak memakai alat bantu
2.     Pola Eliminasi
a)      Sebelum Sakit
-     Buang air besar
a)        Frekuensi                           : 1x sehari.
b)       Waktu                               : Biasanya waktu pagi hari.
c)        Warna                                : Kecoklatan
d)       Konsistensi                        : Padat.
e)        Posisi waktu BAB                        : Jongkok
f)        Penghantar waktu BAB   : Tidak pernah memakai pengencer waktu BAB.
g)       Keluhan                            : Tidak ada keluhan dalam BAB.
      Buang Air Kecil
a)        Frekuensi, jumlah         : 5x sehari 800cc
b)       Warna                     : Kuning.
c)        Bau                         : Khas urine.
d)       Keluhan                  : Tidak ada keluhan.
            b)   Selama Sakit
      Buang Air Besar
a)        Selama di rumah sakit belum BAB.
      Buang Air Kecil
a)      Frekuensi, jumlah   :  1200 per hari
b)      Memakai alat bantu kateter ukuran 18
c)      Warna : Kuning.
d)     Bau     : Khas urine.

3.     Pola Aktivitas Istirahat-Tidur
a).    Sebelum Sakit
1)      Keadaan Aktivitas Sehari-hari                       
a)      Kebiasaan olah raga                      :   Keluarga mengatakan pasien jarang                                                                  olahraga,
b)     Lingkungan rumah/tempat kerja   :   Alat bantu untuk memenuhi :
Pasien tidak memakai alat bantu aktivitas
c). Kegiatan sehari-hari sebelum sakit pasien dapat memenuhi sendiri.

AKTIVITAS
0
1
2
3
4
Mandi
ü   




Berpakaian
ü   




Eliminasi
ü   




Ambulansi
ü   




Merapikan Rumah
ü   




Belanja
ü   













Ket :        0: Mandiri
                1: Dibantu sebagian
                2: Perlu bantuan orang lain
                3: Perlu bantuan orang lain dan alat
                4: Tergantung total

2)      Kebutuhan Tidur
a). Jumlah jam tidur dalam sehari
      Tidur siang      : 1-2 jam
      Tidur malam    : 4-6 jam.
b). Kebiasaan pengantar tidur : Pasien tidak menggunakan pengantar tidur
3)      Kebutuhan Istirahat
a)      Kegiatan yang dilakukan pasien untuk mengisi waktu luang adalah melihat TV dan bersih-bersih halaman





b).    Selama Sakit
1)      Keadaan aktivitas

Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan


ü


Mandi


ü


BAB/BAK




ü
Memakai baju




ü   
Mobilisasi di TT



ü

Ambulasi / ROM



ü


                                    Ket      : 0 = Mandiri
                                                  1 = Alat bantu
                                                  2 = Dibantu orang lain
                                                  3 = Dibantu orang lain dan alat
                                                  4 = Tergantung total
2)      Kebutuhan Tidur
a)        Tidur siang            :3  Jam.
b)       Tidur malam          :4 Jam.
3)      Kebutuhan Istirahat
a)      Pasien mengatakan terkadang susah untuk istrahat
4)      Pola Kebersihan Diri
a)      Kebersihan Kulit
      Keluarga pasien mengatakan 2x sehari mandi, memakai sabun.
b). Kebersihan Rambut
      Pasien mengatakan selama dirumah sakit pasien belum pernah keramas
      Pasien juga mengatakan bahwa kulit kepalanya tidak gatal-gatal
c). Kebersihan Telinga
      Pasien mengatakan jarang membersikan telinga

d). Kebersihan Mata
      Keluarga pasien mengatakan jarang memakai tetes mata.
e). Kebersihan Mulut
      Keluarga pasien mengatakan gosok gigi minimal 2x sehari saat mandi.
      Memakai pasta gigi dan pasien tidak memakai gigi palsu.
f). Kebersihan kuku
      Pasien mengatakan satu minggu sekali memotong kuku
5)      Pola Persepsi – Pemeliharaan kesehatan
                                             i.            Penggunaan :
a.       Tembakau
      Pasien mengatakan tidak menggunakan atau mengkomsumsi rokok
b.      Alkohol
      Keluarga pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol.
                                           ii.            Intelektual
      Pasien mengetahui tentang dirinya saat ini bahwa mengalami patah tulah femur kanan
6)      Pola Reproduksi Seksual
·         Pasien memiliki 4 orang anak
7)      Pola Kognitif-Persepsi/Sensorik
a)         Keadaan mental
      Compos mentis
b)         Berbicara
      Jelas dan baik
c)         Bahasa yang dikuasai
      Bahasa Jawa
d)     Penglihatan : tidak memakai kacamata
e)      Penciuman : T.a.kada keluhan
f)       Pengecapan : t.a.k
g)      Perabaan     : Ekskremitas bawah bagian dextra tidak dapat digerakan karena                   fraktur

8)      Pola Konsep Diri
a)      Identitas diri      : pasien dapat menyebutkan namanya, pasien mengenali   anak-anaknya
b)      Ideal diri            : Pasien mengatakan,” saya ingin cepat sembuh sehingga cepat pulang”.
c)      Harga diri           :  Pasien mengatakan,” saya senang dijenguk banyak orang “.
d)     Gambaran diri    : Pasien mengatakan,”  penyakit saya sembuhnya lama “.
e)      Peran diri           : -
9)      Pola Koping
a)      Pola peran
      -
b)      Gambaran peran
Sebagai nenek dari cucu-cucu
c)      Kepuasan menjalankan peran
Tidak terkaji
d)     Pentingnya keluarga sangat penting
struktur dan dukungan : Anak-anak dan keluarga selalu mendukung
e)      Proses pengambilan keputusan : Dibantu oleh anak-anak dan keluarga

IV.       PEMERIKSAAN FISIK
  1. Pengukuran TB: 157  cm
  2. Pengukuran BB 52 kg
  3. Pengukuran tanda vital
1.      Tekanan darah:130/80 mmHg, diukur di lengan kanan pasien, posisi pasien tidur.
2.      Nadi :84x/mnt, reguler,diukur di radialis kanan, teraba kuat.
3.      Suhu:  36,8oC, diukur di aksila.
4.      Respirasi:21   x/mnt, reguler.
5.      Nyeri :
      Sejak masuk di ruang J pasien mengatakan kaki kanan nyeri
  1. Tingkat Kesadaran  dengan metode kualitatif dan atau kuantitatif (dilakukan dua-duanya bila kasus neurologi dan kesadaran pasien  fluktuatif))
1.    Kualitatif:  Compos Mentis
2.    Kuantitatif
GCS = E : 4   V : 5   M : 6
  1. Keadaan umum:
Pasien sakit berat  (terpasang infus asering Rl, kateter ukuran 18, kaki kanan dibalut bidai, dan terpasang traksi dengan beban 4kg )

  1. Urutan Pemeriksaan Fisik:
1.  Integumen secara umum:
Warna kulit coklat kehitaman , elastis, paha kanan di balut bidai setelah operasi dan terpasang traksi
2. Kepala  
-          Bentuk kepala simetris
-          Tidak ada lesi
-          Wajah sayu, terlihat lemas
3. Mata
-          Konjungtiva: ananemis 
-          Sclera : pucat
-          Pupil    : Isokor
4.    Telinga
-          Bentuk kanan kiri simetris
-          Tidak keluar cairan dan tak bau
-          Dapat mendengar dengan baik
5.      Hidung
-          Septum ditengah
-          Tidak terdapat sekret
6.    Mulut dan tenggorokan
-          Warna lidah putih
-          Mukosa bibir kering

       
7.    Leher
-          Tidak ada pembesaran tyroid
-          Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan kelenjar limfe
-          Tidak ada masa.
8.    Tengkuk
-       Kaku kuduk (-)        
9.    Dada
a.       Inspeksi
-          Pernapasan dangkal
b.      Palpasi
-          Tidak terkaji
c.       Perkusi
-          Tidak terkaji
d.      Auskultasi
-          Vesikuler
10.      Payudara
-          Tidak terkaji
11.      Massa/tumor Punggung
-       Bentuk (normal)
12.      Abdomen (IAPP)
a.       Inspeksi
-          Tidak terkaji
b.      Auskultasi
-      Frekuensi peristaltik (Bising usus) 8X/menit
c.       Perkusi
-          Tidak terkaji
d.      Palpasi
-          Tidak terkaji
13.    Anus dan rektum
-      Tidak terkaji
14.    Genetalia
-       Terpasang kateter ukuran 18
15.    Ekstermitas
a.    Atas
-     Anggota gerak lengkap (D, S)
-     Kelainan jari  tidak ada
-     kekuatan otot (kanan :5 , kiri : 5)
-     Kesimetrisan: bentuk sama & gerak tidak terkaji
-     Bentuk kuku panjang bersih
-     Clubbing Finger normal kurang dari 3 detik
-     Tidak ada oedema
-     Terpasang infus asering 500 ml di tangan kanan
b.    Bawah
-     Anggota gerak lengkap (D,S)
-     Kekuatan otot (kanan : 0, kiri : 5)
-     Bentuk kaki (normal lurus)
-     Telapak kaki ( flatfood)
-     Tidak  ada kaki gajah.
c.    Adanya oedema
-      Tidak ada edema
d.   Perabaan akral hangat
16.    Reflek-Reflek Neurologi:
a)    Babinski (-)









V.                DIAGNOSTIK TEST
-Radiologi CT Scan Pelvis : AP
 Tanggal 26 Januari 2015
a)      Diskontinuitas pada1/3 proximalos femur dextra dengan :
·         Fragmented (+)
·         Angulasi (+)
·         Contracted (+)
·         Trabeculasi :dbn
Hasil :  Completa fractur 1/3 proximal os femur dextra

- Laboratorium
  Tanggal 7 Juli 2014
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Metoda
Darah Lengkap
Hemoglobin
10.7
gr/dL
11,7 -15,5
Hema auto
Leukosit
18.07
Ribu/mmk
4,50-11,50

Hitung jenis
Eusinofil
0,3
%
2,0 -4,0
Hema auto
Basofil
0,2
%
0,0 – 1,0
Hema auto
Segmen
82,2
%
50,0 – 70,0
Hema auto
Limfosit
13.8
%
18,0 -42,0
Hema auto
Monosit
H 4,7
%
2,0 – 8,0
Hema auto
Hematocrit
29.50
%
40,0 – 54,0
Hema auto
Eritrosit
3,55
Juta/mmk
4,50 – 5,40
Hema auto
RDW
13,90
%
11,50 – 14,50
Hema auto
MCV
86,10
Fl
80,0 – 94,0
Hema auto
MCH
30,90
Pg
26,00 – 32,00
Hema auto
MCHC
35,90
gr/dL
32,00 – 36,00
Hema auto
Trombosit
296
Ribu/mmk
150 – 450
Hema auto
MPV
8,60
Fl
7,20 – 11,10
Hema auto
PDW
9,5
Fl
9,0 – 13,0
Hema auto
Pungsi ginjal
Paket ginjal
Ureum
4,,2
mg/dL
10,0 – 50,0
Kimia auto
Kreatinin
H 1,27
mg/dL
0,70 – 1,20
SAFFE















VI. PROGRAM PENGOBATAN dan Analisa Obat
1)   Enteral
-             Calcidin 3x1
2)   Parenteral
-             Ketorolac 2x1 60 mg
-             Dexpira 2x3 8mg
-             Narfoz 2x1 8mg
-             Tramadol 2x1  50mg

No.
Nama Obat
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek Samping
Implikasi Keperawatan
1.
Ketorolac
untuk inflamasi akut dalam jangka waktu penggunaan maksimal selama 5 hari
untuk pasien dengan riwayat gagal ginjal, riwayat atau sedang menderita ulcerasi peptic, angka trombosit yang rendah

a.    Efek pada gastrointestinal
b.   Efek pada ginjal
c.    Resiko perdarahan
d.   Reaksi hipersensitivitas
Memperhatikan 12 benar (pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan , riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
2.
Dexpira
Mual dan muntah yang dipicu oleh kemoterapi atau radiasi (radioterapi sitotoksis)
Insufisiensi ginjal kronik (Bersihan kreatinin <20 mL/mnt


Memperhatikan 12 benar (pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan , riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
3.
Narfoz
Mual dan muntah yang diinduksi obat kemoterapi dan radioterapi sitotoksik.
Narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap Ondansetron
Sakit kepala, rasa panas atau kemerahan pada kepala dan epigastrium, konstipasi, peningkatan temporer aminotransferase yang asimtomati
Memperhatikan 12 benar (pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan , riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
4.


Tramadol
Nyeri akut dan kronik yang berat.
Nyeri pasca bedah
.
Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO).
- Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol
mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala
Memperhatikan 12 benar (pangkajian,obat ,pasien, dosis, cara, waktu, dokumentasi, penolakan , riwayat pengobatan , interaksi dengan obat lain,
Penkes,evaluasi
                                                                 











VII.          PROGRAM TINDAKAN
-          Rawat luka
-          Memberikan obat

VIII.       RENCANA PULANG
A.    Di tempat tinggalnya, pasien tinggal dengan:
-          Anaknya
B.     Keinginan tinggal setelah pulang
C.     Pelayanan kesehatan yang digunakan sebelumnya
D.    Kendaraaan yang digunakan saat pulang
-          Mobil
                                         


































ANALISIS DATA

TGL/ NO
PENGELOMPOKAN DATA
MASALAH (P)
PENYEBAB (E)
07/7/2014
1
DO:
-          Pasien berbaring lemah di atas tempat tidur.
-          Hasil CT scan Pelvis : AP
·         Completa fraktur 1/3 proximal os femur dextra
-          Kaki kanan dibalut bidai dan terpasang traksi dengan berat beban 4kg
DS :
-          Pasien mengatakan kaki kanannya nyeri dengan skala nyeri 6
Hambatan mobilitas fisik
Fraktur os femur dextra














2
DO :
-          Tonus otot tangan kanan 5
-          Tonus otot tangan kiri , mampu mengangkat tangan dan dapat menahan beban tangan pemeriksa.
-          Tonus otot kaki kanan 0, tidak dapat digerakan
-          Pasien membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan seperti : makan, mandi, BAB dan BAK.
DS :
-          Klien mengatakan badan lemas dan mual
Devisit perawatan diri.: mandi
Kelemahan otot / hemiparese ekskremintas  dextra.
















3









DO :
-          Pasien terbaring lemah di bed
-          Pasien terlihat menahan nyeri
DS :
-          Pasien mengatakan kaki kanan nyeri senut-senut dengan skala nyeri 6
-          Pasien mengatakan susah istirahat



Nyeri Akut










Fraktur femur dextra


























DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(disusun berdasarkan urutan prioritasnya)

TGL/NO
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1.









2.











3.


















Nyeri akut b/d agen cidera, fraktur femur dextra
DS :
Pasien mengeluh pahanya  sakit dengan skala nyeri 6
Pasien mengatakan jika pahanya bergerak atau bergeser rasa nyerinya bertambah

DO :
Pasien terlihat menahan sakit
Pada femur dextra terpasang balut bidai dan traksi dengan beban 4kg
Hasil CT scan : Completa fractur 1/3 proximal os femur dextra


Devisit perawatan diri : makan  b/d gangguan muskuloskeletal
DS :
Pasien mengatakan badan lemas tidak bisa makan sendiri dan sedikit mual

DO:
Tonus otot tangan kanan 5
Tonus tangan kiri 5
Tonus kaki kiri 5
Tonus kaki kanan 0
Pasien membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Seperti : makan, mandi, toiletting.

Hambatan  Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
DS :
Pasien mengatakan lemas dan tidak kuat untuk bergerak
Dan kaki kanannya kalo di gerakkan sakit

DO:
Mobilisasi pasien dibantu
Pasien terbaring lemah
Terdapat fraktur pada femur dextra


         


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama                    : Nn . N
Ruang                   : J / 2
Tanggal                : 27-28 Januari 2015
Nama mahasiswa : Petrus Dwi Asmar




No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
RENCANA INTERVENSI
Inteview
Rasionalisasi
1.
Tanggal 27 Januari  jam 12:00
Nyeri akut b/d agen cidera  fraktur femur dextra dengan:
DO:
a)       Tonus otot kaki kanan 0, jika digeser pasien mengeluh sakit
b)       Femur terpasang balut bidai dan terpasang traksi dengan beban 4 kg
c)       Tangan kanan terpasang infus Asering Rl 20 tetes/menit
d)        Hasil Ct scanCompleta fractur 1/3 proximal os femur dextra

DS:
a)        Pasien mengatakan pahanya nyeri dengan skala 6
b)       Pasien mengatakan nyeri bertambah jika kaki kanannya goyang atau digerakan atau digeser

Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB setelah dilakukan tindkaan keperawatan selama 2 x 24 jam  nyeri  dapat berkurang, dibuktikan dengan:
a)    Pasien mengatakan rasa nyaman bertambah
b)    Derajat nyeri berada di 0-4
c)    Tanda tanda vital normal


Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB.
1.      Observasi derajat nyeri
2.      Observasi tanda-tanda vital setial 4-6 jam sekali
3.      Beri lingkungan yang nyaman dan tenang
4.      Ajarkan cara mengontrol nyeri dengan teknik nafas dalam
Tanggal 27 Januari 2015 jam 15:40 WIB.
a)      Untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri
b)      Untuk mengetahui tanda-tanda vital , apabila tanda vital naik menunjukan pasien mengeluh nyeri
c)      Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan
d)      Untuk mengurangi rasa nyeri ketika bergerak . .Dan keluarga merupakan terapi supportif bagi klien




















No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
RENCANA INTERVENSI
Inteview
Rasionalisasi
2.
Tanggal 27 Januari  jam 12:00
Devisit perawatan diri b/d gangguan  muskuloskeletal  ditandai dengan:
DO:
a)    Tonus otot kaki  kanan 0
b)    Kaki kanan terpasang traksi dengan beban 4kg
c)    Pasien terlihat kesulitan dalan bermobilisasi

DS:
a)        Pasien mengatakan badan lemas
b)       Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya : makan

Tanggal 27 Juli 2015 jam 12 :00 WIB setelah dilakukan tindkaan keperawatan selama 2 x 24 jam  pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya, dibuktikan dengan:
a)     Pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi : makan, minum.mandi
b)     Pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri: mandi dan toiletting
c)      Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
a)       Kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi :
a)       Pasien dibantu mandi
b)       Pasien dibantu dalam mengganti baju
c)       Pasien dibantu dalam toiletting


Tanggal 27 Januari 2015 jam 15:40 WIB.
1.      Kaji tingkat kemandirian pasien
2.      Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien setiap jam makan tiba
3.      Kaji pemenuhan kebersihan diri pasien setiap jam mandi tiba
4.      Kaji pemenuhan kebutuhan dialetting pasien
5.       Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri seperti : makan, mandi, ganti baju, BAB, BAK.
5.      Libatkan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien.

Tanggal 27 Januari 2015 jam 12:40 WIB.
a)       Untuk Untuk mengetahui seberapa tingkat kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhannya
b)       Untuk mengetahui apakah kebutuhan nutrisi pasien sudah terpenuhi atau belum
b)       Mengetahui apakah kebutuhan kebersihan diri pasien terpenuhi atau belum.
c)       Untuk mengetahui apakah kebutuhan toiletting terpenuhi atau tidak
c)       Supaya kebutuhan perawatan diri pasien dapat terpenuhi.
d)       Supaya keluarga dapat berlatih dalam  membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien setelah di rumah.


















No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Inteview
Rasionalisasi
3
Tanggal 27 Januari 2015 jam 12:00 WIB Hambatan  Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot   , ditandai dengan:
-      Do
a)   Mobilisasi pasien dibantu
b)   Pasien terbaring lemah
c)    Terdapat fraktur pada femur dextra

-      Ds
a)   Pasien mengatakan jika badannya dipakai gerak kakinya nyeri dan nyerinya bertambah
Tanggal 27 januari  jam 12:00  WIB setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perfusi jaringan serebral mengalami perbaikan dengan kriteria:
a. Kesadaran CM
b. Tanda tanda vital normal
c. Nyeri berkurang
d. Tidak mual muntah

Tanggal 27 januari 2015 jam 12:00 WIB.
1.       Kaji keadaan umum pasien dan pantau GCS setiap 6 jam sekali.
2.       Kaji nyeri kepala setiap 6 jam sekali, baik itu intensitas, frekuensi, durasi, lokasi.
3.       Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian obat analgetikai : epinefrin
Tanggal 27 januari 2015 Jam 12:00 WIB
b)Mengetahui keadaan umum pasien, tingkat kesakitan, dan mengobservasi apabila terjadi perubahan GCS.
c)       Untuk mengetahui derajat/tingkat nyeri yang dialami pasien.
d)       Untuk mengurangi nyeri kepada serta meningkatkan kelancaran sirkulasi pembuluh darah serebral.
























CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN


Nama       : Nn N
Ruang      : J
Tanggal   : 27 – 28 Januari 2015
Nama mahsiswa : Petrus Dwi Asmara


No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
1
Diagnosa Nyeri akut b/d agen cidera fraktur femur dextra, ditandai:
DS:
-          Pasien mengeluh pahanya sakit dengan skala 6
-          Pasien mengatakan jika kakinya digerakkan nyeri bertambah
-          Hasil CT scan:
Completa fractur 1/3 proximal os femur dextra

Do:
-          Pasien terlihat menahan sakit
-          Kaki kanan terpasang traksi dengan beban 4kg
-          Tangan kanan terpasang infus asering RL 500ml
-          Pasien mengatakan mual

27 Januari 2015
12:00 WIB













13.30 WIB

I:
  1. Obs nyeri secara komprehensif lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
-          Observasi vital sign setiap 4-6 jam.
-          KU Baik, kesadaran apatis
-          TTV S : 36,8, N : 84, T :130/80 mmHg R:21
  1. Membatasi pengunjung.
  2. Pertahankan tirah baring selama fase akut
  3. Kolaborasi pemberian analgetik
Tramadol 1 kapsul 50 mg dan dexpira 2x3 8mg


E: DS:
·         pasien mengatakan kaki kanan masih nyeri dengan skala 6
·         pasien mengatakan susah istrahat kalo kakinya nyeri
DO :
-          TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg R : 21




petrus







No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
2.
Devisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, ditandai:
DO:
-          Tonus otot kaki kanan 0
-          Tonus tangan kiri 5
-          Tonus kaki kiri 5
-          Tonus tangan kanan 5
-          Pasien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
DS:
-          Pasien mengatakan badan lemas
-          Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan akivitasnyat
27 Januari 2015
12:00 WIB























13.30 WIB

I:
  1. Mengkaji tingkat kemandirian pasien
-          Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya karena kaki kanan fraktur dan terpasang traksi jika digerakkan sakit
  1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
-          Pasien makan dibantu oleh anaknya.
-          Porsi yang dihabiskan setengah dari porsi yang diberikan ± 7 sendok.

  1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan toileting pasien
-          pasien mengatakan belum BAB dari tadi pagi.
-          Jumlah urine dalam urine Bag 400 cc

E:

DS :  Pasien mengatakan masih membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
DO :
-          TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg
-          Pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya




petrus






No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
3
Hambatan  Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
, ditandai:
DO:
-          Tonus otot tangan kanan 5
-          Tonus tangan kiri 5
-          Tonus kaki kanan 5
-          Pasien memerlukan bantuan orang lain dalam kebutuhan aktivitasnya
-          Pasien Kesulitan merubah posisi
-          Kaki kanan terpasang traksi dengan beban 4kg
DS:
-          Pasien mengatakan jika menggerakkan badan dan merubah posisi kaki kanannya sakit
27 Januari 2015
12:00 WIB










13:30 WIB

I:
  1. Monitoring vital sign
TTV S : 36,9, N : 84, T :130/80 mmHg
  1. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
  2. Bantu klien dalam mobilisasi






E:

DS :  Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam mobilisasi

DO :
  1. TTV S : 36,9, N : 84, T :125/80 mmHg
  2. Pasien mendapatkan bantuan dalam mobilisasi







petrus








No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
1.
Diagnosa Nyeri akut b/d agen cidera, fraktur femur dextra, ditandai:
DS:
-          Pasien mengatkan nyeri kaki kanan pada skala 5
-          Pasien mengatakan sudah bisa istrirahat semalam

DO:
-          Pasien terlihat menahan nyeri ketika badan di geser
-          Kaki kanan masih terpasang traksi dengan beban 4kg
28 Januari 2015
08:40 WIB



















09 .30 WIB







13:00 WIB
I:
  1. Obs nyeri secara komprehensif lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
-          Observasi vital sign setiap 4-6 jam.
-          KU Baik, kesadaran CM
-          TTV S : 36,7, N : 85, T :120/90 mmHg
  1. Membatasi pengunjung.
  2. Pertahankan tirah baring selama fase akut
  3. Kolaborasi pemberian analgetik
Tramadol 1 kapsul 50 mg

S :
·         Pasien mengatakan semalam sudah bisa istrahat
·         Pasien mengatakan skala nyeri 5
·         Sudah tidak mual

O : Pasien mengikuti anjuran untuk istrahat dan tirah baring

A : masalah teratasi sebagian

P : 
a)   Kaji keadaan umum dan pantau GCS 6 Jam sekali
GCS E 4 V5 M 6
b)   Kaji nyeri pasien
Derajat nyeri 5
c)   Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian tramadol 1 kapsul

I : Lanjut

E
DS :  -Pasien mengatakan kaki kanan sakit dengan skala 5
DO : TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg

petrus


No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
2.
Devisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, ditandai:
DO:
-          Tonus otot tangan kanan 5
-          Tonus tangan kiri 5
-          Tonus otot kaki kanan 0
-          Pasien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
DS:
-          Pasien mengatakan badan lemas, masih susah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas secara mandiri
28 Januari 2015

08:00 WIB










O8.30 WIB



























13:00 WIB
I:
  1. Mengkaji tingkat kemandirian pasien
-          Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya karena kaki kanan fraktur dan terpasang traksi jika digerakkan sakit
  1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
-          Pasien makan dibantu oleh anaknya.
-          Porsi yang dihabiskan setengah dari porsi yang diberikan ± 8 sendok.
-          Pasien minum 2 gelas air ±400 cc

  1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan toileting pasien
-          pasien mengatakan belum BAB dari tadi pagi.
-          Jumlah urine dalam urine Bag 300 cc


S : Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan perawatan diri

O : Tubuh pasien masih lemas, tonus otot kaki  kanan 0

A : masalah belum teratasi

P : Lanjut intervensi

I : mengganti infus yang habis dengan RL



E:
DS :  Pasien mengatakan masih membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
DO :
-          TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg
-          Pasien mendapatkan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya




petrus



































No.
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Tanggal/Jam
Perkembangan
Tanda Tangan
3
Hambatan  Mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
, ditandai:
DO:
-          Tonus kaki kanan 0
-          Pasien memerlukan bantuan orang lain dalam kebutuhan aktivitasnya
-          Pasien kesulitan merubah posisi
-          Pahan kanan terbalut bidai dan terpasang traksi
DS:
-          Pasien mengatakan badan lemas dan kesulitan dalam bermobilisasi

28 Januari 2015
07:30 WIB














10:30 WIB

12:00 WIB



13:00 WIB
I:
  1. Monitoring vital sign
TTV TTV S : 36,9, N : 84, T :90/60 mmHg
  1. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
  2. Bantu klien dalam mobilisasi


S : Gerak terbatas di tempat tidur

O : ADL dibantu

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi lanjut

I : membantu pasien mobilisasi diatas tempat tidur
Memberikan obat injeksi
Dexpira 8mg
Celocid 250mg
Narfoz 8mg
Ketorolac 60mg

E:
DS :  Pasien mengatakan membutuhkan bantuan orang lain dalam mobilisasi

DO :
  1. TTV S : 36,9, N : 86, T :100/80 mmHg
  2. Pasien mendapatkan bantuan dalam mobilisasi







petrus


BAB III.
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Pemahaman akan landasan teori yang matang membuat praktik lapangan yang dilakukan dan pengelolaan kasus yang ada dapat berjalan dengan baik sebagai penegakan diagnose yang diterapkan pada pasien. Penegakan diagnose keperawatan antara landasan teori dan pengelolaan kasus sama, karena keluhan pasien yang sama. Pengkajian yang komperhensif perlu dilakukan untuk membantu masalah pasien dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

B.     Saran
Berdasarkan hasil prektik klinik laboratorium keperawatan, maka ada beberapa saran yang sekiranya dapat digunakan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi pasien:
1.      Bagi pasien
Pemerliharan lingkungan serta pola makan yang teratur dan menjaga kebiasaan hidup sehat dan bersih perlu dilakuakan untuk menghindari penyakit ini. Penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu pemulihan pasien serta mengindari terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.
2.      Bagi perawat
Pengkajian yang menyeluruh dan komperhensif perlu dilakuakn untuk mengevalusai masalah yang dialami pasien. Pengkolaborasian dengan tim kesehatan yang dapat membatu penanganan masalah pasin perlu dilakuakn guna peningkatan derajad kesehatan pasien.
3.      Bagi mahasiswa
Pemahaman landasan teori yang ada perlu dilakuakan agar tidak terjadi kerancuan dari penegakan diagnose yang ada.
4.      Untuk Ruang J
a.      Menindaklanjuti rencana keperawatan yang belum teratasi dengan baik.
b.      Lebih sering mengadakan komunikasi dengan klien untuk membantu membina hubungan saling percaya antara klien dengan perawat dan dapat bekerjasama demi kelancaran proses keperawatan yang dilakukan demi kesembuhan klien.
5.      Untuk STIKES Bethesda YAKKUM Yogyakarta
Tetap mempertahankan RS Bethesda terutama Ruang J sebagai lahan praktik klinik. Agar praktikan dan mahasiswa/i praktikan dapat lebih mengenal mengenai dunia keperawatan dan lebih peduli dengan sesama terlebih  klien/pasien kita.































DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 3. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. Jakarta : EGC
Doenges, E Marylin. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Johnson, M,et all. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) Second Edition. New Jersey : Upper Saddle River
Mc, Closkey, C.J, et all. 1996. Nursing Interventions Classifications (NIC) second Edition. New Jersey : Upper Saddle River
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika