Cari di blog ini

Rabu, 29 April 2015

Menghargai Diri Sendiri Bukan Egois

Menghargai diri sendiri adalah titik tolak kesuksesan kita di masa depan. Alasannya adalah, seperti apa kita memandang diri sendiri, seperti itulah kita akan terlihat dan terbentuk. Kalau kita menganggap diri kita pantas untuk sukses, kita akan bersikap layaknya orang sukses. Disiplin terhadap waktu, matang ketika membuat keputusan, jujur, produktif, dan adil.

Sebaliknya, kalau kita tidak menghargai diri sendiri, menganggap diri tidak mampu, bodoh, jelek, dan tidak layak sukses, maka seperti itu pulalah kita akan terlihat dan terbentuk.

Biar saja orang-orang mengkritik dan mencemooh bentuk tubuh kita, kemiskinan kita dan segala kekurangan kita, namun, selama kita tahu cara menghargai diri sendiri, kita tahu cara bagaimana memanfaatkan segenap potensi kita, maka keberhasilan takkan lari kemana.

Kita merasa senang dan bangga bila berhasil, namun tidak lantas merasa perlu mengumumkan keberhasilan kita pada orang lain demi mendapat perhatian dan pujian. Kita menerima segala kekurangan diri sambil terus berusaha keras memperbaiki diri agar senantiasa mendapat nilai plus dihadapan Tuhan Yang Maha Esa

Renungan Ku


“Tak seorangpun sempurna, mereka yang mau belajar dari kesalahan, adalah bijak”.

“Bila kita mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri”.

“Tidak perlu merisaukan kedatangan masa depan, karena ia pasti datang, dan ia datang dalam potongan hari. Maka jadikanlah setiap hari bernilai, karena yakinlah akan satu hal, semua telah digariskan oleh Allah”.

“Tuliskan rencana hidupmu dengan sebuah pensil, akan tetapi berikan penghapusnya pada Allah, izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikannya dengan Rencana Allah yang indah di dalam hidupmu”.

“Keindahan hidup bukanlah tergantung pada bagaimana bahagianya dirimu, tetapi terletak pada bagaimana bahagianya orang lain karena dirimu”.

“Kegembiraan hidup seseorang bukan karena berapa banyak materi yang dimilikinya, tapi karena sedikitnya saling berhitungan dengan orang lain”.

“Memiliki uang banyak belum tentu suatu kegembiraan, hati tanpa dosa yang membuat kehidupan damai tentram”.

“Hati-hati dalam memilih hati, karena hati yang tidak hati-hati, seringkali disakiti oleh hati yang kurang hati-hati”.

“Akan terasa indah ketika satu orang menyayangi kita, 
Terasa lebih baik ketika satu orang merindukan kita, 
Tapi yang terbaik adalah ketika satu orang tidak pernah melupakan kita”.

“Sebuah gelas yang sumbing pinggirnya, jika dipandang dari sudut yang lain, maka gelas itu tetap merupakan sebuah lingkaran”.

“Lebih baik bekerja keras dan benar-benar melakukannya daripada berkemampuan tapi tidak melakukannya sama sekali”.

“Orang yang selalu mencari-cari alasan bagi pembenaran dirinya, tidak akan memperoleh kemajuan untuk selamanya”.

“Mata manusia berada di bagian depan, hanya dapat melihat kekurangan orang lain, maka sama sekali tidak bisa melihat kekurangan diri sendiri”.

“Bila tabiat dan ucapannya tidak baik, maka hati sebaik apapun, tidak dapat dikategorikan sebagai orang baik”.

“Permasalahan sukar dan sulit diputuskan dalam hidup adalah suatu “cobaan”.

“Jadikanlah permasalahan sebagai pelajaran dan pujian sebagai peringatan untuk mawas diri”.

“Renungkanlah selalu kesalahan yang pernah kita lakukan. Jangan gunjingkan permasalahan orang lain dalam pembicaraan”.

“Sedikit berbicara adalah lebih baik, akan lebih baik jika hanya membicarakan hal-hal yang bermanfaat”.

“Dua hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup; berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan bagi sesama”.

“Jangan bersusah hati karena orang tidak mengenalmu, tapi berusahalah agar kamu pantas dikenal”.

“Jangan membuang waktu semenitpun untuk memikirkan orang-orang yang tidak kita sukai”.

“Jangan katakan semua yang diketahui tetapi ketahuilah semua apa yang dikatakan”.

“Jangan “membeli” teman dengan hadiah, jika anda berhenti memberi maka mereka pun berhenti menyayangi”.

“Sahabat sejati menaruh kasih sayang setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran”.

Mari kita renungkan.....