Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu, yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu.
Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini tapi kekasihnya telah pergi dengan membawa luka dihati.
=============================================
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Cari di blog ini
Kamis, 05 Juli 2012
Rabu, 04 Juli 2012
MAKALAH GLOBALISASI
CONTOH MAKALAH GLOBALISASI (FULL)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Civic Education ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu saya dalam
memperdalam mata kuliah Civic Education dalam kegiatan belajar. Selain itu,
makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi
warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena materi ini disajikan
mengarah pada terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu,, makalah ini diharapkan agar
bangsa Indonesia memiliki sikap yang kritis terhadap situasi dan kondisi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang selalu berubah.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para
pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca. Amin……..
Surabaya, Mei 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Mata Kuliah Civic Education memiliki sasaran
pembelajaran berupa hal-hal yang menyangkut tentang peranan masyarakat, bangsa
dan negara di dalam suatu negara Indonesia. Disini saya membahas tentang
pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Globalisasi tampaknya telah menjadi bagian dari
kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi. Ibaratnya,
siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi. Namun demikian,
arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif. Ada pula dampak
negatifnya. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk
menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman. Justru sebaliknya, kita
harus tetap menjadi manusia yang berjiwa manusiawi. Untuk kesuksesan dan
kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Proses Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang
globalisasi, seyogyanya kita harus memahami terlebih dahulu pengertian
globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary
English, mengartikan global dengan concerning the whole earth.
Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam
jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian,
kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih
luas.
Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu
proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia
menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di
daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah
keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke
dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat
majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan.
Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses
pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi
global.
Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep
globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara
(stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state)
tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian
“sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan
kehidupan, dan sistem perdagangan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan
bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses pengintegrasian manusia dengan
segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan
yang lebih besar.
2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu
fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad
lamanya.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus
globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan
teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada
pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon
genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu
terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga
ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli
(konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau
sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di
Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan
perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini
dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi,
perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
B. Pengaruh
Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di
dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu
kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua merupakan
makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi,
politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling
ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan
kehidupan manusia secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara
khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan
manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya.
Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap
menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak
dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah
arus globalisasi.
Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang
sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya
komunisme, umat manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang
dapat membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin
demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka
melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan
diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat.
Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu
dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan
Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi
semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa
beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah
laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita
seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa
kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya
yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada
pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar melihat dunia
dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing
tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan
dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling
menghargai antar kebudayaan yang ada.
C. Aspek-Aspek
Positif dan Negatif dari Globalisasi
Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan
membuat setiap bangsa menjadi bagian dari sistem nilai dunia.
Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya
sinergi positif antara beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok
ekonomi luar negeri. Sinergi ekonomi positif yang berciri multilateral ini
perlu diarahkan untuk tidak mematikan kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di
negara-negara yang beraliansi ekonomi secara multilateral tersebut.
Secara politis, era globalisasi dapat menumbuhkan
kesadaran berdemokrasi yaitu kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran
tanggung jawab dalam bernegara. Pada masa reformasi, demokrasi telah membawa
perubahan-perubahan yang besar diantaranya pelaksanaan pemilihan umum
legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung.
Aspek negatif globalisasi dapat dicontohkan
sebagai berikut : Berhadapan dengan kekuatan global negara-negara dunia ketiga
akan sulit mempertahankan pola produksinya dan sulit meningkatkan taraf
hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang akan terperangkap dengan
hutang-hutangnya yang semakin lama semakin menggelembung.
Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah
mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang terjadi di kebanyakan
negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat
memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk
sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi
ini karena penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi memperhatikan
nasib dan kepentingan rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya mementingkan
kepentingan diri, keluarga, dan kelompoknya.
D. Menunjukkan
Sikap Selektif Terhadap Globalisasi
1. Latar Belakang dan Pengertian
Proses globalisasi yang membawa dampak positif
maupun dampak negatif telah menembus ke segala penjuru dunia tanpa mengenal
batas administrasi negara. Oleh karena itu, tindakan preventif yang harus kita
lakukan terhadap arus globalisasi yaitu bersikap waspada dan selektif terhadap
segala macam arus globalisasi tersebut. Untuk itu kita harus memiliki ketahanan
nasional yang kuat.
Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk
memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan
normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar sehingga apa yang telah
menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
2. Nilai Dasar Pancasila sebagai
Filter Arus Global
Kita mempunyai nilai dasar yang dapat membentengi
pengaruh buruk akibat arus globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari budaya luhur bangsa.
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan
pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk percaya dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada sesama,
menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.
Nilai persatuan Indonesia memberikan pemahaman
kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada
bangsa Indonesia untuk bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung
jawab.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak
dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh
karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan
kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat.
E. Menentukan
Posisi Terhadap Implikasi Globalisasi
1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia merupakan hak kodrat manusia
yang bersifat universal, baik sebagai individu, warga masyarakat, warga negara,
maupun warga dunia. Skala pelanggaran hak asasi manusia itu dapat terjadi
secara lokal di kawasan tertentu, di negara tertentu, dan bahkan di dunia.
Terhadap isu-isu hak asasi manusia, posisi bangsa
Indonesia, yakni berusaha mencegah munculnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi
manusia, antara lain dengan cara meningkatkan kesadaran warga negara untuk
menghormati hak asasi manusia, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
masyarakat, dan mematuhi hukum yang berlaku.
2.
Migrasi
Selain hak asasi manusia, migrasi pun merupakan
masalah global. Apakah itu bentuknya emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi
negara yang didatangi tentu akan menimbulkan masalah yang bermacam-macam,
seperti memikirkan masalah keamanan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
3.
Demokrasi
Demokrasi dalam arti luas meliputi demokrasi
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Demokrasi menjadi isu global karena
nilai-nilai demokrasi yang semestinya menghormati hak-hak rakyat dalam
mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa.
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai
demokrasi yang berasaskan Pancasila, seperti memberikan kebebasan berpendapat
sesuai dengan aturan, memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk menggunakan
hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa waspada terhadap sistem
demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian bangsa.
4. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya
Alam
Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak
terjaga dapat menimbulkan masalah global. Lingkungan hidup yang penuh polusi
akan menimbulkan dampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
5. Perdamaian dan
Keamanan
Perdamaian dan keamanan menjadi dambaan setiap
umat manusia. Namun demikian, kenyataannya sampai saat ini perdamaian dan
keamanan masih sangat mencekam.
Masalah perdamaian dan keamanan telah menjadi
masalah global yang tidak mungkin diselesaikan oleh satu negara saja walaupun
negara itu merupakan negara besar. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah
membangun kerja sama, baik secara bilateral maupun secara multilateral.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang
pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju,
masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah
taraf hidupnya.
Dalam era global, suatu masyarakat/negara
tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu
masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan
akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan
kebodohan.
Dampak positif dan negatif pada pengaruh
globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya
era globalisasi pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan
kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar,
diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak positifnya.
Sedang dampak negatifnya ialah pada kebanyakan
negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat
memakan banyak korban diantara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk
sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Seperti munculnya Gerakan Papua
Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education.
Bandung : Benang Merah Press.
Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik
Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact.
Langganan:
Postingan (Atom)