Cari di blog ini

Selasa, 15 Oktober 2013

jurnal EBN KARDIOMIOPATI

JURNAL
KARDIOMIOPATI PERIPARTUM

NAMA KELOMPOK  9 :
1.     DM Gina Dwi Handayani  (1202039)
2.      Marsela Riska Raswandaru (1202093)
3.      Vincentia Pangestika (1202143)
4.      Yohanes Krisdyanto (1202155)
5.      Datik Suastika (1202031)
6.      Miki Lea Marsemi (1202096)
7.      Ghandis Ayu (1202164)
8.      Herdianto Septiaji (1202058)
9.      Indri krisyelita (1202065)
10.    Septina Dwi Anggraini (1202128)




STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2012/2013
JURNAL EBN KARDIOMIOPATI PERIPARTUM
ü  JURNAL UTAMA
PILIHAN TERAPI KARDIOMIOPATI PERIPARTUM AKUT DENGAN IABP,LVAD,LVADs,DAN ECMO
ü  JURNAL PEMBANDING 
PEMULIHAN KARDIOMIOPATI PERIPARTUM AKUT DENGAN PENGOBATAN BROMOCRIPTINE PADA SAUDARA KANDUNG

BAB I
LATAR BELAKANG
  1. Definisi
Kardiomiopati adalah  penyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi  atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
Menurut WHO, kardiomiopati adalah suatu kelainan akut, subakut atau kronis pada otot jantung.
  1. Etiologi
1.        Kardiomiopati kongestif/dilatasi
Etiologi kardiomiopati kongestif belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan pemakaian alkohol berlebihan, graviditas dan puerperium, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, dan pengaruh bahan kimia dan fisik.
2.        Kardiomiopati hipertropik
Etiologi penyakit kardiomiopati hipertrofik ini tidak diketahui. Diduga penyebabanya adalah factor genetik, familial, rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koronerkecil, kelainan yang menyebabkan iskemia miokard, kelainan konduksi atrioventrikular dan kelainan kolagen.
3.        Kardiomiopati restriktif
Penyebab kelainan otot jantung ini juga tidak diketahui. Kardiomiopati restriktif sering ditemukan pada amiloidosis, hemokromatosis, deposisi glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibroelastosis, dan lain-lain.
  1. Penatalaksanaan
Penanganan kardiomiopati peripartum hampir sama dengan penanganan kardiomiopati dilatasi non-iskemik
1.                  Terapi non-farmakologi
2.                  Diet rendah garam (< 4 g/hari)
3.                  Pembatasan cairan (< 2 L/hari)
4.                  Exercise sederhana (contoh: berjalan, bersepeda)
5.                  Terapi farmakologi oral
6.                  Prepartum
7.                  Amlodipine
8.                  Hidralazin / nitrat
9.                  Digoksin
10.              Diuretik
11.              Beta blocker
12.              Postpartum
13.              ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker
14.              Digoksin
15.              Diuretin
16.              Amlodipin
17.              Hidrolizin / nitrat
18.              Beta blocker
19.              Terapi farmakologi intravena pada pasien dengan gejala berat.
20.              Tidak berespon terhadap terapi oral
21.              Dobutamin
22.              Dopamine
23.              Milrinon
24.              Nitroprusid
Tujuan penanganan adalah untuk mengurangi kembalinya volume ke jantung (mengurangi preload), menurunkan resistensi yang melawan pompa jantung (mengurangi afterload), dan meningkatkan kontraktilitas jantung (inotropik).



ANALISIS EVIDENCE BASED NURSING
A.    TINJAUAN EBPN
A.1 MASALAH KLINIK
a.    Problem/Populasi
Di Amerika Serikat, insiden penyakit kardiomiopati antara 1: 300 – 1 : 4000 kehamilan, variasi ini diyakini akibat faktor genetik dan budaya setempat. Walaupun secara definisi kardiomiopati peripartum dapat terjadi sejak bulan terakhir kehamilan hingga 5 bulan pasca melahirkan, sekitar 60% kasus terjadi dalam 2 bulan pertama masa nifas, hanya sekitar 7% kasus terjadi pada trisemester ke-3. Selain itu juga dilaporkan insiden kardiomiopati peripartum lebih tinggi diwilayah geografis Afrika sebagian besar disebabkan karena faktor malnutrisi dan kebudayaan lokal pada masa nifas.

b.   Intervensi
·      Jurnal Utama
-       Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kardiomiopati peripartum yang di Rumah Sakit Universitas Ghent dengan jumlah sampel 6 pasien.
-       Tiga pasien disajikan dalam periode postpartum dan tiga pasien pada akhir kehamilan
-       Instrumen yang digunakan adalah terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO).
·      Jurnal Pembanding
-       Populasi pada penelitian ini adalah 2 saudara perempuan yang berumur 27 dan 35 tahun berasal dari Afrika.
-        Penelitian ini membandingkan pasien pertama pembesaran trombos ventrikel kiri sedangkan yang kedua tidak
-       Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengobatan Bromocriptine



c.    Comparation/Perbandingan intervensi
Pada penelitian ini membandingkan pilihan terapi (IABP, LVAD, LVADs, dan ECMO) dan pengobatan Bromocriptine.
·      Jurnal Utama
Pemberian terapi dilakukan berkisar antara 1 sampai 13 hari yang pelaksanaannya sesuai dengan standar opersional prosedur.
·      Jurnal Pembanding
Melakukan pengobatan Brimocriptine terkait dengan pemulihan kardiomiopati peripartum pada saudara kandung.

d.   Output
Tujuan              :     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemulihan yang lebih efektif dan aman antara terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO) dan pengobatan Bromocriptine.
Latar Belakang :    Kardiomiopati adalah  penyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi  atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
Menurut WHO, kardiomiopati adalah suatu kelainan akut, subakut atau kronis pada otot jantung.
Metode             :    - Junal Utama
Menggunakan terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO), terhadap tiga pasien disajikan dalam periode postpartum dan tiga pasien pada akhir kehamilan dengan hasil :
-          Satu pasien yang menggunakan EMCO dengan syok kardiogenik , menimbulkan sindrom disfungsi organ dan bayi lahir meninggal.
-          Dua pasien menunjukkan pemulihan parsial dan bisa dipisahkan dari IABP.
-          Tiga pasien LVAD berhasil dipindahkan 78 , 126 dan 360 hari setelah implan LVAD

- Jurnal Pembanding
Menggunakan pengobatan Bromocriptine terhadap 2 saudara perempuan yang berumur 27 dan 35 tahun berasal dari Afrika, dengan hasil :
-          Selama tindak lanjut, pasien yang mengalami trombus ventrikel kiri terdegradasi.
-          Pasien yang tidak mengalami  trombus ventrikel kiri mengalami trombotik, dan perbaikan terus menerus fungsi jantung.

Kesimpulan      :     - Jurnal utama
                               Dalam PPCM dengan refraktori gagal jantung IABP adalah aman dan efisien sebagai terapi untuk pemulihan atau sebagai penghubung  LVAD . ECMO memberikan dukungan sementara sebagai penghubung untuk LVAD juga , sementara baru LVADs terus-aliran yang ditawarkan aman untuk transplantasi .

- Jurnal Pembanding
Perkembangan kardiomiopati peripartum di dua saudara menunjukkan bahwa ada dasar genetik untuk jenis kardiomiopati, dan bahwa wanita dengan riwayat keluarga yang positif untuk peripartum cardiomyopathy mungkin memiliki peningkatan risiko mengembangkan penyakit. Ini juga merupakan laporan pertama dari pasien mengalami degradasi trombus ventrikel kiri besar di bawah terapi standar untuk gagal jantung dengan bromocriptine. Ini menunjukkan bahwa penggunaan bromocriptine dalam hubungan dengan memadai anti-koagulasi dan terapi gagal jantung bermanfaat dan aman.
LAMPIRAN JURNAL
 JURNAL UTAMA :
2011;15(2):R93. doi: 10.1186/cc10098. Epub 2011 Mar 10.

Acute and critically ill peripartum cardiomyopathy and 'bridge to' therapeutic options: a single center experience with intra-aortic balloon pump, extra corporeal membrane oxygenation and continuous-flow left ventricular assist devices.

Source

Department of Cardiology, Heart Center, Ghent University Hospital, De Pintelaan 185, 9000 Ghent, Belgium. sofie.gevaert@ugent.be

Abstract

INTRODUCTION:

Peripartum cardiomyopathy (PPCM) patients refractory to medical therapy and intra-aortic balloon pump (IABP) counterpulsation or in whom weaning from these therapies is impossible, are candidates for a left ventricular assist device (LVAD) as a bridge to recovery or transplant. Continuous-flow LVADs are smaller, have a better long-term durability and are associated with better outcomes. Extra corporeal membrane oxygenation (ECMO) can be used as a temporary support in patients with refractory cardiogenic shock. The aim of this study was to evaluate the efficacy and safety of mechanical support in acute and critically ill PPCM patients.

METHODS:

This was a retrospective search of the patient database of the Ghent University hospital (2000 to 2010).

RESULTS:

Six PPCM-patients were treated with mechanical support. Three patients presented in the postpartum period and three patients at the end of pregnancy. All were treated with IABP, the duration of IABP support ranged from 1 to 13 days. An ECMO was inserted in one patient who presented with cardiogenic shock, multiple organ dysfunction syndrome and a stillborn baby. Two patients showed partial recovery and could be weaned off the IABP. Four patients were implanted with a continuous-flow LVAD (HeartMate II, Thoratec Inc.), including the ECMO-patient. Three LVAD patients were successfully transplanted 78, 126 and 360 days after LVAD implant; one patient is still on the transplant waiting list. We observed one peripheral thrombotic complication due to IABP and five early bleeding complications in three LVAD patients. One patient died suddenly two years after transplantation.

CONCLUSIONS:

In PPCM with refractory heart failure IABP was safe and efficient as a bridge to recovery or as a bridge to LVAD. ECMO provided temporary support as a bridge to LVAD, while the newer continuous-flow LVADs offered a safe bridge to transplant.
Figure 1





JURNAL PEMBANDING
2010 Mar 4;4:80. doi: 10.1186/1752-1947-4-80.

Bromocriptine treatment associated with recovery from peripartum cardiomyopathy in siblings: two case reports.

Source

Department of Cardiology and Angiology, MHH, Carl Neuberg Strasse 1, 30625 Hannover, Germany. meyer.gerdp@mh-hannover.de.

Abstract

INTRODUCTION:

Peripartum cardiomyopathy is a rare form of cardiomyopathy, with heterogeneous presentation occurring in women between one-month antepartum and six months postpartum. It carries a poor prognosis and a high risk of mortality.

CASE PRESENTATION:

We report the development of peripartum cardiomyopathy in two sisters, 27- and 35-year-old African women, one of whom presented with a large left ventricular thrombus. Subsequently, both patients were treated with bromocriptine, heparin and standard therapy for heart failure (angiotensin converting enzyme inhibitors, beta-blockers and diuretics). During follow-up, the left ventricular thrombus observed in one patient degraded. Neither patient experienced a thrombotic event, and both experienced continuous improvements in cardiac function and New York Heart Association stage.

CONCLUSION:

The development of peripartum cardiomyopathy in two sisters indicates that there may be a genetic basis for this type of cardiomyopathy, and that women with a positive family history for peripartum cardiomyopathy may have an increased risk of developing the disease. This is also the first report of a patient experiencing degradation of a large left ventricular thrombus under standard therapy for heart failure with bromocriptine. It suggests that the use of bromocriptine in association with adequate anti-coagulation and heart failure therapy may be beneficial and safe.


Figure 1