Cari di blog ini

Selasa, 15 Oktober 2013

jurnal EBN KARDIOMIOPATI

JURNAL
KARDIOMIOPATI PERIPARTUM

NAMA KELOMPOK  9 :
1.     DM Gina Dwi Handayani  (1202039)
2.      Marsela Riska Raswandaru (1202093)
3.      Vincentia Pangestika (1202143)
4.      Yohanes Krisdyanto (1202155)
5.      Datik Suastika (1202031)
6.      Miki Lea Marsemi (1202096)
7.      Ghandis Ayu (1202164)
8.      Herdianto Septiaji (1202058)
9.      Indri krisyelita (1202065)
10.    Septina Dwi Anggraini (1202128)




STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2012/2013
JURNAL EBN KARDIOMIOPATI PERIPARTUM
ü  JURNAL UTAMA
PILIHAN TERAPI KARDIOMIOPATI PERIPARTUM AKUT DENGAN IABP,LVAD,LVADs,DAN ECMO
ü  JURNAL PEMBANDING 
PEMULIHAN KARDIOMIOPATI PERIPARTUM AKUT DENGAN PENGOBATAN BROMOCRIPTINE PADA SAUDARA KANDUNG

BAB I
LATAR BELAKANG
  1. Definisi
Kardiomiopati adalah  penyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi  atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
Menurut WHO, kardiomiopati adalah suatu kelainan akut, subakut atau kronis pada otot jantung.
  1. Etiologi
1.        Kardiomiopati kongestif/dilatasi
Etiologi kardiomiopati kongestif belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan pemakaian alkohol berlebihan, graviditas dan puerperium, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, dan pengaruh bahan kimia dan fisik.
2.        Kardiomiopati hipertropik
Etiologi penyakit kardiomiopati hipertrofik ini tidak diketahui. Diduga penyebabanya adalah factor genetik, familial, rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koronerkecil, kelainan yang menyebabkan iskemia miokard, kelainan konduksi atrioventrikular dan kelainan kolagen.
3.        Kardiomiopati restriktif
Penyebab kelainan otot jantung ini juga tidak diketahui. Kardiomiopati restriktif sering ditemukan pada amiloidosis, hemokromatosis, deposisi glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibroelastosis, dan lain-lain.
  1. Penatalaksanaan
Penanganan kardiomiopati peripartum hampir sama dengan penanganan kardiomiopati dilatasi non-iskemik
1.                  Terapi non-farmakologi
2.                  Diet rendah garam (< 4 g/hari)
3.                  Pembatasan cairan (< 2 L/hari)
4.                  Exercise sederhana (contoh: berjalan, bersepeda)
5.                  Terapi farmakologi oral
6.                  Prepartum
7.                  Amlodipine
8.                  Hidralazin / nitrat
9.                  Digoksin
10.              Diuretik
11.              Beta blocker
12.              Postpartum
13.              ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker
14.              Digoksin
15.              Diuretin
16.              Amlodipin
17.              Hidrolizin / nitrat
18.              Beta blocker
19.              Terapi farmakologi intravena pada pasien dengan gejala berat.
20.              Tidak berespon terhadap terapi oral
21.              Dobutamin
22.              Dopamine
23.              Milrinon
24.              Nitroprusid
Tujuan penanganan adalah untuk mengurangi kembalinya volume ke jantung (mengurangi preload), menurunkan resistensi yang melawan pompa jantung (mengurangi afterload), dan meningkatkan kontraktilitas jantung (inotropik).



ANALISIS EVIDENCE BASED NURSING
A.    TINJAUAN EBPN
A.1 MASALAH KLINIK
a.    Problem/Populasi
Di Amerika Serikat, insiden penyakit kardiomiopati antara 1: 300 – 1 : 4000 kehamilan, variasi ini diyakini akibat faktor genetik dan budaya setempat. Walaupun secara definisi kardiomiopati peripartum dapat terjadi sejak bulan terakhir kehamilan hingga 5 bulan pasca melahirkan, sekitar 60% kasus terjadi dalam 2 bulan pertama masa nifas, hanya sekitar 7% kasus terjadi pada trisemester ke-3. Selain itu juga dilaporkan insiden kardiomiopati peripartum lebih tinggi diwilayah geografis Afrika sebagian besar disebabkan karena faktor malnutrisi dan kebudayaan lokal pada masa nifas.

b.   Intervensi
·      Jurnal Utama
-       Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kardiomiopati peripartum yang di Rumah Sakit Universitas Ghent dengan jumlah sampel 6 pasien.
-       Tiga pasien disajikan dalam periode postpartum dan tiga pasien pada akhir kehamilan
-       Instrumen yang digunakan adalah terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO).
·      Jurnal Pembanding
-       Populasi pada penelitian ini adalah 2 saudara perempuan yang berumur 27 dan 35 tahun berasal dari Afrika.
-        Penelitian ini membandingkan pasien pertama pembesaran trombos ventrikel kiri sedangkan yang kedua tidak
-       Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengobatan Bromocriptine



c.    Comparation/Perbandingan intervensi
Pada penelitian ini membandingkan pilihan terapi (IABP, LVAD, LVADs, dan ECMO) dan pengobatan Bromocriptine.
·      Jurnal Utama
Pemberian terapi dilakukan berkisar antara 1 sampai 13 hari yang pelaksanaannya sesuai dengan standar opersional prosedur.
·      Jurnal Pembanding
Melakukan pengobatan Brimocriptine terkait dengan pemulihan kardiomiopati peripartum pada saudara kandung.

d.   Output
Tujuan              :     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemulihan yang lebih efektif dan aman antara terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO) dan pengobatan Bromocriptine.
Latar Belakang :    Kardiomiopati adalah  penyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi  atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
Menurut WHO, kardiomiopati adalah suatu kelainan akut, subakut atau kronis pada otot jantung.
Metode             :    - Junal Utama
Menggunakan terapi dan pompa balon intra – aorta (IABP), ventrikel kiri membantu perangkat (LVAD), LVADs, dan Ekstra korporeal oksigenasi membran (ECMO), terhadap tiga pasien disajikan dalam periode postpartum dan tiga pasien pada akhir kehamilan dengan hasil :
-          Satu pasien yang menggunakan EMCO dengan syok kardiogenik , menimbulkan sindrom disfungsi organ dan bayi lahir meninggal.
-          Dua pasien menunjukkan pemulihan parsial dan bisa dipisahkan dari IABP.
-          Tiga pasien LVAD berhasil dipindahkan 78 , 126 dan 360 hari setelah implan LVAD

- Jurnal Pembanding
Menggunakan pengobatan Bromocriptine terhadap 2 saudara perempuan yang berumur 27 dan 35 tahun berasal dari Afrika, dengan hasil :
-          Selama tindak lanjut, pasien yang mengalami trombus ventrikel kiri terdegradasi.
-          Pasien yang tidak mengalami  trombus ventrikel kiri mengalami trombotik, dan perbaikan terus menerus fungsi jantung.

Kesimpulan      :     - Jurnal utama
                               Dalam PPCM dengan refraktori gagal jantung IABP adalah aman dan efisien sebagai terapi untuk pemulihan atau sebagai penghubung  LVAD . ECMO memberikan dukungan sementara sebagai penghubung untuk LVAD juga , sementara baru LVADs terus-aliran yang ditawarkan aman untuk transplantasi .

- Jurnal Pembanding
Perkembangan kardiomiopati peripartum di dua saudara menunjukkan bahwa ada dasar genetik untuk jenis kardiomiopati, dan bahwa wanita dengan riwayat keluarga yang positif untuk peripartum cardiomyopathy mungkin memiliki peningkatan risiko mengembangkan penyakit. Ini juga merupakan laporan pertama dari pasien mengalami degradasi trombus ventrikel kiri besar di bawah terapi standar untuk gagal jantung dengan bromocriptine. Ini menunjukkan bahwa penggunaan bromocriptine dalam hubungan dengan memadai anti-koagulasi dan terapi gagal jantung bermanfaat dan aman.
LAMPIRAN JURNAL
 JURNAL UTAMA :
2011;15(2):R93. doi: 10.1186/cc10098. Epub 2011 Mar 10.

Acute and critically ill peripartum cardiomyopathy and 'bridge to' therapeutic options: a single center experience with intra-aortic balloon pump, extra corporeal membrane oxygenation and continuous-flow left ventricular assist devices.

Source

Department of Cardiology, Heart Center, Ghent University Hospital, De Pintelaan 185, 9000 Ghent, Belgium. sofie.gevaert@ugent.be

Abstract

INTRODUCTION:

Peripartum cardiomyopathy (PPCM) patients refractory to medical therapy and intra-aortic balloon pump (IABP) counterpulsation or in whom weaning from these therapies is impossible, are candidates for a left ventricular assist device (LVAD) as a bridge to recovery or transplant. Continuous-flow LVADs are smaller, have a better long-term durability and are associated with better outcomes. Extra corporeal membrane oxygenation (ECMO) can be used as a temporary support in patients with refractory cardiogenic shock. The aim of this study was to evaluate the efficacy and safety of mechanical support in acute and critically ill PPCM patients.

METHODS:

This was a retrospective search of the patient database of the Ghent University hospital (2000 to 2010).

RESULTS:

Six PPCM-patients were treated with mechanical support. Three patients presented in the postpartum period and three patients at the end of pregnancy. All were treated with IABP, the duration of IABP support ranged from 1 to 13 days. An ECMO was inserted in one patient who presented with cardiogenic shock, multiple organ dysfunction syndrome and a stillborn baby. Two patients showed partial recovery and could be weaned off the IABP. Four patients were implanted with a continuous-flow LVAD (HeartMate II, Thoratec Inc.), including the ECMO-patient. Three LVAD patients were successfully transplanted 78, 126 and 360 days after LVAD implant; one patient is still on the transplant waiting list. We observed one peripheral thrombotic complication due to IABP and five early bleeding complications in three LVAD patients. One patient died suddenly two years after transplantation.

CONCLUSIONS:

In PPCM with refractory heart failure IABP was safe and efficient as a bridge to recovery or as a bridge to LVAD. ECMO provided temporary support as a bridge to LVAD, while the newer continuous-flow LVADs offered a safe bridge to transplant.
Figure 1





JURNAL PEMBANDING
2010 Mar 4;4:80. doi: 10.1186/1752-1947-4-80.

Bromocriptine treatment associated with recovery from peripartum cardiomyopathy in siblings: two case reports.

Source

Department of Cardiology and Angiology, MHH, Carl Neuberg Strasse 1, 30625 Hannover, Germany. meyer.gerdp@mh-hannover.de.

Abstract

INTRODUCTION:

Peripartum cardiomyopathy is a rare form of cardiomyopathy, with heterogeneous presentation occurring in women between one-month antepartum and six months postpartum. It carries a poor prognosis and a high risk of mortality.

CASE PRESENTATION:

We report the development of peripartum cardiomyopathy in two sisters, 27- and 35-year-old African women, one of whom presented with a large left ventricular thrombus. Subsequently, both patients were treated with bromocriptine, heparin and standard therapy for heart failure (angiotensin converting enzyme inhibitors, beta-blockers and diuretics). During follow-up, the left ventricular thrombus observed in one patient degraded. Neither patient experienced a thrombotic event, and both experienced continuous improvements in cardiac function and New York Heart Association stage.

CONCLUSION:

The development of peripartum cardiomyopathy in two sisters indicates that there may be a genetic basis for this type of cardiomyopathy, and that women with a positive family history for peripartum cardiomyopathy may have an increased risk of developing the disease. This is also the first report of a patient experiencing degradation of a large left ventricular thrombus under standard therapy for heart failure with bromocriptine. It suggests that the use of bromocriptine in association with adequate anti-coagulation and heart failure therapy may be beneficial and safe.


Figure 1

Kamis, 08 Agustus 2013

                                                                           CINTA SEJATI

Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu? Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki oleh semua orang? Cinta yang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang terus menerus melolong dihatiku.
***

Kupandangi bingkai biru di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum menatap benda yang ada didalam bingkai itu.

Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku merobek buku catatanya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.


Dia bukan artis. Dia adalah siswa tampan dan cerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar dalam bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik bagi para kaum hawa, termasuk aku. Tapi, bisa dibilang, aku tidak terlalu menunjukkan diri bahwa aku menyukainya. Terbukti. Aku tidak pernah menyapa ataupun menegurnya. Aku menyukainya lewat diam.

Bahkan, robekan catatan PKN itu aku ambil diam- diam untuk kenang- kenanganku karena aku tahu dia akan melanjutkan study ke L.A.

Aku kembali tersenyum manis saat melihat robekan catatan itu. Orang bilang, apapun itu, jika memang jodoh, maka dia akan kembali lagi dan lagi. Dan aku percaya dia akan kembali kulihat.

Aku mengeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk- peluk dan kubelai. Ku ajak tertawa dan tersenyum.

Gila. Konyol memang. Setelah puas dengan kegiatanku itu, aku meletakkan kertas itu di atas meja belajarku. Dan...
Syuuuut...
Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar jendela dan jatuh dipekarangan. Dengan sigap aku keluar rumah dan mengejar kertas itu. Itu adalah satu- satunya milikku yang mampu membuatku mengingatnya.

Saat aku hampir mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauhiku. Argh! Angin ini! Batinku kesal.

Aku kembali mengejar kertas itu. Dan saat aku hampir mendapatkannya kembali...
"Argh!! Sial banget sih?! Malah keinjek lagi!" seruku kesal saat tahu kertas itu di injak seseorang. Orang itu mengambil kertas yang ada di injakannya itu. Aku masih menatap jalanan berdebu dengan kesal.
"Jadi, daritadi kamu ngejar kertas ini ya?" ucap orang itu. Suara bariton yang ku kenal. Ku tengadahkan kepalaku menatap wajah dari si pemilik suara.

DEG!!!
Di... Diakan? Diakan pemilik kertas itu sebenarnya? Vigo. Cowok tampan, keren dan pintar itu... Bagaimana bisa?
"Ma... af. Aku ngerobek kertas itu...."
"gapapa kok Dina. Beneran deh gapapa. Karena, aku juga udah foto kamu diam- diam waktu itu." akunya padaku. Dia... Tau namaku?
"foto?! Diem- diem?"
"Lebih baik, kita nostalgianya ditaman aja deh." ucapnya sambil menarik tanganku ke taman.
***

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Fotoku ada dalam dompet Vigo?
"Aku dulu suka banget sama kamu Dina. Karena, kamu itu satu- satunya cewek yang gak pernah negur aku. Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum.
"Dulu, aku berharap bisa kenal dan pacaran sama kamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah gemetaran, apalagi ngobrol sama kamu..." ucap Vigo lagi. Lalu dia menatap robekan kertas itu.
"Aku tau kok, kamu ngerobek kertas ini. Cuma aku pura- pura gatau aja. Aku seneng banget waktu kamu robek kertas ini. Karena itu artinya, kamu juga suka sama aku. Iyakan?" ucapnya yang membuatku tersipu malu.
"Ikh... Kok diem aja?" ujarnya sambil mencubit pipiku pelan.
"aku bingung mau ngomong apa..."
"Kamu percaya mitos True Love gak?"
"True Love? Emang ada?" tanyaku.
"mulanya, aku juga gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Love aku udah aku temuin lagi. Aku suka kamu." ucapnya sambil natap bintang.
"udah jam 12 belom?" tanyanya.
"udah. Udah jam 12 tepat."
"Happy Birthday Dina :). Will you be My True Love?"

Apakah dia menyatakan perasaannya. Tanpa sadar, aku mengucapkan
"yes. I will."
***

Percaya atau tidak, itulah faktanya. Cinta Sejati akan datang. Sejauh dan sesulit apapun, Cinta Sejati akan mencari jalan lagi dan lagi untuk kita temukan. :)

Kamis, 16 Mei 2013

MEKANIS NYERI

NYERI
  • Alasan paling umum orang mencari perawatan
  • Sumber penyebab frustasi
\Suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yg tidak menyenangkan berkaitan dng kerusakan jaringan yg aktual atau potensial atau yg dirasakan dlm kejadian2 di mana terjadi kerusakan (IASP, 1979)
Perawat bertanggung jawab mengontrol nyeri dan menghilangkan penderitaan nyeri klien
Pengertian Nyeri
Nyeri → Perasaan atau keadaan emosi yang tidak menyenangkan karena potensial kerusakan jaringan atau jaringan rusak. PENGERTIAN NYERI
  • Mc Coffery (1979) : suatu keadaan yg mempengaruhi seseorang, yg keberadaanya diketahui hanya jika orang itu pernah mengalaminya
  • Wolf W. Feurst (1974) : suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yg menimbulkan ketegangan
  • Arthur C. Curton (1983) :  suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak,dan menyebabkan individu tersebut bereaksi utk menghilangkan nyeri.
Fisiologi Nyeri


Tahapan Fisiologi Nyeri
  • Trasduksi
  • Transmisi
  • Persepsi
  • Modulasi
Tahap Trasduksi
  • Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan mediator kimia                    (prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi P) yg mensensitisasi nosiseptor
  • Mediator kimia akan berkonversi mjd impuls2 nyeri elektrik
Tahap Transmisi
Terdiri atas 3 bagian :
  1. Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke medula spinalis
  2. Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi nyeri
  3. Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di persepsikan
Tahap Persepsi
  • Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri
  • memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif utk mengurangi kompenen sensorik dan afektif nyeri
Tahap Modulasi
  • Disebut juga tahap desenden
  • Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal2 kembali ke medula spinalis
  • Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan norepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden yg membahayakan di bag dorsal medula spinalis
Teori Pengendalian GerbangGate Control Theory
  • Impuls nyeri dpt diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang SSP
  • Mekanisme pertahanan ditemukan di sel2 gelatinosa substansia
  • “ impuls nyeri dihantar saat pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat pertahanan ditutup”
  • Neuron delta A & C melepaskan subtansi P bersifat membuka pertahanan
  • Neuron beta A menghambat pelepasan subtansi P, bersifat menutup pertahanan
  • Menutup pertahanan dpt dng cara menggosok punggung, plasebo (obat tdk berisi analgetik tetapi berisi gula, air atau saline)
Teori Pengendalian Gerbang / Gate Control Theory
  • MEKANISME KERJA TEORI GATE CONTROLDikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965 Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
  •  TEORI GATE CONTROLImpuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem syaraf pusat.

Nyeri Secara UmumNyeri akut : Nyeri yang timbul karena kerusakan  jaringan, nyeri yang timbul secara mendadak dan diikuti aktifitas syaraf otonom. Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan
 Citi-ciri Nyeri akut
  1. Cepat menghilang,
  2. Tidak melebihi 6 bulan
  3. Ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
  4. Takikardi
  5. Hipertensi
  6. Pucat
  7. Miadriasis
Nyeri akut
  • Aktifitas syaraf otonom: takikardi, hipertensi, keringat dingin, pucat, pupil medriasis.
  • Nyeri akan hilang setelah penyembuhan jaringan
  • Pengobatan paling baik jika dilakukan pada etiologinya
  • Terapi dengan analgetik
  • Rangsangan pada kulit→Impuls →Nosiseptor (Tipe α, ∂, dan C) →Saraf aferen → Medulla spinalis →Traktus spinotalmikus → Talamus → diproyeksikan pd  korteks somatosintesis (Proses deskriminatif informasi: Menentukan lokasi dikulit shg dapat merasakannyeri dibagian kulit tertentu)
  • Nosiseptor dapat diaktifkan melalui: rangsangan mekanik yang kuat
  • Dingin yang ekstrim
  • Panas yang tinggi
Dikenal dengan: Tranduksi, transmisi, Modulasi, dan persepsi.
Nyeri akut: nyeri post operasi
Ditangani dengan: Obat anagetik, Blok Syaraf, Epidural, dan Patient Controled analgesia (PCA) atau kombinasi obat dan teknik
Nyeri kronis : nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, menetap, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bln, sukar dicari penyebabnya, tidak disertai aktivitas syaraf otonom
Ex: nyeri terminal
Nyeri kronis
  • Umumnya karena kanker
  • Tidak disertai dengan aktifitas saraf otonom
  • Disertai gejala: Kecemasan, ketakutan, putus asa, gangguan tidur, nafsu makan dan libido berkurang, BB↓
Hal yang harus diperhatikan dalam penanganan nyeri kronik:
  • Tidak fokus pada PF saja
  • Faktor psikologis
  • Latar belakang Sosial Ekonomi
Mekanisme nyeri kronik
  • Mekanisme nyeri perifer
  • Mekanisme nyeri perifer sentral
  • Mekanisme nyeri sentral
  • Mekanisme nyeri Psikologis
Mekanisme nyeri perifer
  • Proses paologis jaringan berupa perubahan kimia, mekanik, dan termal→ terlepasnya pain product substansi → ↑aktifitas saraf simpatis → ↓/↑ nyeri
  • Serabut saraf Tipe α, ∂, dan C yg telah mengalami kerusakan → >> sensitif
Nyeri perifer sentral
  1. Mekanisme lingkaran setan
  2. Mekanisme decrease of pheripheral inhibition
Mekanisme lingkaran setanKerusakan jaringan →Reflek otot dan reflek simpatis→ spasme, vasokonstriksi → ischemia → pain product subtance →aktifitas simpatis →↑ noradrenalin (sensitifitas terhadap nyeri)→ Nyeri yang menetap.
Mekanisme decrease of pheripheral inhibition
  • Substansi gelatinosa (SG) pada konureseptor medula spinalis sebagai pintu kontrol jalur rangsang nyeri ke perifer dan ke medula spinalis untuk selanjutnya terus ke otak
  • Stimulasi nyeri mengalami dari perifer lebih dulu mengalami modulasi di SG sebelum diteruskan ke spinal
Mekanisme nyeri sentral
  • Mekanisme nyeri yang pasti beum jelas tetapi diduga  disebabkan oleh hilangnya pengaruh inhibisi desending Nyeri sentral bisa mengenai SSP
  • Nyeri dirasakan seperti: rasa terbakar, hiperalgelsia
Mekanisme nyeri psikologis
  • Mekanisme Nyeri psikofisiologis
  • Mekanisme Nyeri Operant
  • Mekanisme Nyeri psikogen
  • Mekanisme Nyeri psikiatri
Mekanisme Nyeri psikofisiologis
  • Stress →spasme otot, vaso konstriksi lokal, gangguan viseral, producing substance → NYERI
  • NYERI → menambah STRESS → lingkaran setan
  • Ex: tension headache, low back pan, migrain
Mekanisme Nyeri Operant
  • Nyeri kronik tidak relefant dengan kelainan yang diderita
  • Kompensasi untuk mendapat perhatian tetapi kemudian menjadipain behavior dan pain learning
Mekanisme Nyeri Psikogen
  • Nyeri somatic yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk fisik
  • Sebagian adalah Nyeri kronik
  • Dihubungkan dengan kecemasan, ketakutan,
Mekanisme Nyeri PsikiatriKadang merupakan gejala depresi, histeri, atau gangguan psikiatri lainnya.
Nyeri Secara Spesifik
  • Nyeri somatis dan viseral : nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit ,pada otot dan tulang
  • Nyeri menjalar : nyeri yg terasa pada bagian tubuh yg lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral
  • Nyeri psikogenik : nyeri yg tidak diketahui secara fisik yg timbul akibat psikologis
  • Nyeri phantom : nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi
  • Nyeri neurologis : nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur syaraf
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
  • Usia dan jenis kelamin
  • Kebudayaan
  • Makna dan toleransi nyeri
  • Perhatian
  • Ansietas
  • Keletihan
  • Pengalaman sebelumnya
  • Gaya koping
  • Dukungan keluarga dan sosial
PENANGANAN NYERI
1.      FARMAKOLOGIS
  • SAID (Steroid Anti-Inflamasion Drugs)
    Dua jenis utama SAID murni:
    1. Agonis murni
    2. Kombinasi agonis-integonis
  • NSAID (Non Steroid Anti-Iflamasion Drugs)
    1. NON FARMAKOLOGIS
      Penanganan fisik meliputi:
      • Message kulit
      • Stimulasi Kontralateral
      • Tens
      • Pijat refleksi
      • Plasebo
      • Stimulisasi elektrik
      • Akupuntur
      • Distraksi
      • Relaksasi
      • Komunikasi terapeutik
      • Hipnosis
      • Biofeedback
    2. Penanganan KOGNITIF
    3. REGIONAL ANALGESIA
      Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan  obat pada batang saraf.Obat ini dilakukan dengan cara disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi tulang
      Terdiri atas 2 analgesia yaitu:
      • Analgesia Lokal
      • Analgesia Infiltrasi
MACAM SKALA NYERI
  1. SKALA NUMERIS
  2. SKALA DESKRIPTIF
  3. SKALA ANALOG VISUAL
  4. SKALA OUCHER
  5. SKALA WAJAH

SKALA NUMERIS

SKALA DESKRIPTIF

SKALA WAJAH