Cari di blog ini

Kamis, 20 September 2012

ASKEP JANTUNG

Askep Jantung AMI / IMA (Acut Miocard Infark)

1. PENGERTIAN

Infark miocardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)

Infark miocard acut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono, 1999)

Anatomi Jantung
2. ETIOLOGI (kasuari, 2002)

Faktor penyebab :

    Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
        Faktor pembuluh darah :
            Aterosklerosis.
            Spasme
            Arteritis
        Faktor sirkulasi :
            Hipotensi
            Stenosos aurta
            insufisiensi
        Faktor darah :
            Anemia
            Hipoksemia
            polisitemia
    Curah jantung yang meningkat :
        Aktifitas berlebihan
        Emosi
        Makan terlalu banyak
        Hypertiroidisme
    Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
        Kerusakan miocard
        Hypertropimiocard
        Hypertensi diastolic
Faktor predisposisi :

    Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
        Usia lebih dari 40 tahun
        Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
        Hereditas
        Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
    Faktor resiko yang dapat diubah :
        Mayor :
            hiperlipidemia
            hipertensi
            Merokok
            Diabetes
            Obesitas
            Diet tinggi lemak jenuh, kalori
        Minor:
            Inaktifitas fisik
            Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
            Stress psikologis berlebihan.


3. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala infark miocard (TRIAS) adalah :

    Nyeri
        Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
        Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
        Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
        Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
        Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
        Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
        Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
    Laborat
    Pemeriksaan Enzim jantung :
        CPK-MB/CPK
        Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4 - 6 jam, memuncak dalam 12 - 24 jam, kembali normal dalam 36 - 48 jam.
        LDH/HBDH
        Meningkat dalam 12 - 24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
        AST/SGOT
        Meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6 - 12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
    EKG
    Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.

Skor nyeri menurut White :

    = tidak mengalami nyeri
    = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
    = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.


4. PATHWAY

Download Pathway AMI
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    EKG
    Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
    Enzim Jantung.
    CPKMB, LDH, AST
    Elektrolit.
    Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi, hiperkalemi
    Sel darah putih
    Leukosit (10.000 - 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
    Kecepatan sedimentasi
    Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI, menunjukkan inflamasi.
    Kimia
    Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ acut atau kronis
    GDA
    Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru acut atau kronis.
    Kolesterol atau Trigliserida serum
    Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
    Foto dada
    Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
    Ekokardiogram
    Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
    Pemeriksaan pencitraan nuklir
    Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA
    Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
    Pencitraan darah jantung (MUGA)
    Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah)
    Angiografi koroner
    Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
    Digital subtraksion angiografi (PSA)
    Teknik yang digunakan untuk menggambarkan pembuluh darah yang mengarah ke atau dari jantung
    Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
    Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
    Tes stress olah raga
    Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada Askep Jantung AMI / IMA (Acut Miocard Infark) adalah antara lain:

    Rawat ICCU, puasa 8 jam
    Tirah baring, posisi semi fowler.
    Monitor EKG
    Infus D5% 10 - 12 tetes/ menit
    Oksigen 2 - 4 lt/menit
    Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 - 50 mg
    Obat sedatif : diazepam 2 - 5 mg
    Bowel care : laksadin
    Antikoagulan : heparin tiap 4 - 6 jam /infus
    Diet rendah kalori dan mudah dicerna
    Psikoterapi untuk mengurangi cemas


7. PENGKAJIAN PRIMER

Pengkajian Primer yang perlu dilakukan pada Askep Jantung AMI / IMA (Acut Miocard Infark) antara lain:

    Airways
        Sumbatan atau penumpukan secret
        Wheezing atau krekles
    Breathing
        Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
        Respirasi lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
        Ronchi, krekles
        Ekspansi dada tidak penuh
        Penggunaan otot bantu nafas
    Circulation
        Nadi lemah , tidak teratur
        Takikardi
        Tekanan Darah meningkat / menurun
        Edema
        Gelisah
        Akral dingin
        Kulit pucat, sianosis
        Output urine menurun


8. PENGKAJIAN SEKUNDER.

Sedangkan pengkajian sekunder pada Askep Jantung AMI / IMA (Acut Miocard Infark):

    Aktifitas
        Gejala :
            Kelemahan
            Kelelahan
            Tidak dapat tidur
            Pola hidup menetap
            Jadwal olah raga tidak teratur
        Tanda :
            Takikardi
            Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
    Sirkulasi
        Gejala :
            Riwayat IMA sebelumnya
            Penyakit arteri koroner
            Masalah tekanan darah
            Miabetes mellitus.
        Tanda :
            Tekanan darah: Dapat normal / naik / turun
            Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
            Nadi : Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
            Bunyi jantung : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
            Murmur : Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
            Friksi ; dicurigai Perikarditis
            Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
            Edema : Distensi vena juguler, edema dependent, perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
            Warna : Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukossa atau bibir
    Integritas ego
        Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi tacut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja, keluarga
        Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri
    Eliminasi
        Tanda : normal, bunyi usus menurun.
    Makanan atau cairan
        Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
        Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
    Hygiene
        Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
    Neurosensori
        Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
        Tanda : perubahan mental, kelemahan
    Nyeri atau ketidaknyamanan
        Gejala :
            Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
            Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal, prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
            Kualitas : "Crushing ", menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
            Intensitas : Biasanya 10 (pada skala 1 - 10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
            Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus, hipertensi, lansia
    Pernafasan:
        Gejala :
            Dispnea tanpa atau dengan kerja
            Dispnea nocturnal
            Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
            Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
        Tanda :
            Peningkatan frekuensi pernafasan
            Nafas sesak / kuat
            Pucat, sianosis
            Bunyi nafas (bersih, krekles, mengi), sputum
    Interkasi sosial
        Gejala :
            Stress
            Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
        Tanda :
            Kesulitan istirahat dengan tenang
            Respon terlalu emosi (marah terus-menerus, tacut)
            Menarik diri


9. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan yang mungkin muncul pada Askep Jantung AMI / IMA (Acut Miocard Infark) antara lain sebagai berikut:

    Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
        Ditandai dengan :
            Nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
            Wajah meringis
            Gelisah
            Delirium
            Perubahan nadi, tekanan darah.
        Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......di RS
        Kriteria Hasil:
            Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
            Ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
            Tidak gelisah
            Nadi 60 - 100 x / menit
            Tekanan Darah 120/80 mmHg
        Intervensi :
            Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut.
            Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
            Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
            Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya (2 - 4 lt/menit)
            Monitor tanda-tanda vital (Nadi & tekanan darah) tiap dua jam.
            Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
    Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miocard
        Tujuan : Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x 24 jam di RS
        Kriteria Hasil :
            Tidak ada edema
            Tidak ada disritmia
            Haluaran urin normal
            Tanda Tanda Vital dalam batas normal
        Intervensi :
            Pertahankan tirah baring selama fase acut
            Kaji dan laporkan adanya tanda - tanda penurunan COP, Tekanan Darah
            Monitor haluaran urin
            Kaji dan pantau Tanda-tanda Vital tiap jam
            Kaji dan pantau EKG tiap hari
            Berikan oksigen sesuai kebutuhan
            Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
            Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
            Berikan makanan sesuai diitnya
            Hindari valsava manuver, mengejan (gunakan laxan)
    Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
        Ditandai dengan :
            Daerah perifer dingin
            EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
            Respirasi lebih dari 24 x/ menit
            Kapiler refill Lebih dari 3 detik
            Nyeri dada
            Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru (tidak selalu)
            Tekanan Darah > 120/80 mmHg, Analisa Gas Darah dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
            Nadi lebih dari 100 x/ menit
            Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
        Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan di RS.
        Kriteria Hasil:
            Daerah perifer hangat
            Tidak sianosis
            Gambaran EKG tidak menunjukan perluasan infark
            Respirasi 16 - 24 x/ menit
            Tidak terdapat clubbing finger
            Kapiler refill 3 - 5 detik
            Nadi 60 - 100x / menit
            Tekanan Darah 120/80 mmHg
        Intervensi :
            Monitor Frekuensi dan irama jantung
            Observasi perubahan status mental
            Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
            Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
            Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi
            Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit , GDA (Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2). Dan Pemberian oksigen
    Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
        Tujuan : Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
        Kriteria Hasil :
            Tekanan darah dalam batas normal
            Tidak ada distensi vena perifer / vena dan edema dependen
            Paru bersih
            Berat badan ideal (BB ideal TB -100 ± 10 %)
        Intervensi :
            Ukur masukan / haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan
            Observasi adanya oedema dependen
            Timbang Berat Badan tiap hari
            Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
            Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuretik.
    Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler (atelektasis, kolaps jalan nafas / alveolar, edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif)
        Ditandai dengan :
            Dispnea berat
            Gelisah
            Sianosis
            Perubahan GDA
            Hipoksemia
        Tujuan : Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg) setelah dilakukan tindakan keperawtan selama di RS.
        Kriteria hasil :
            Tidak sesak nafas
            Tidak gelisah
            GDA dalam batas Normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )
        Intervensi :
            Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan
            Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
            Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.
            Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
            Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan / kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah.
    Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miocard
        Ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
        Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di RS
        Kriteria Hasil :
            klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
            Frekuensi jantung 60 - 100 x/ menit
            Tekanan Darah 120 - 80 mmHg
        Intervensi :
            Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan Tekanan Darah selama dan sesudah aktifitas
            Tingkatkan istirahat (di tempat tidur)
            Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat.
            Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah mkan.
            Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.
    Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
        Tujuan : cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
        Kriteria Hasil :
            Klien tampak rileks
            Klien dapat beristirahat
            TTV dalam batas normal
        Intervensi :
            Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
            Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
            Ajarkan tehnik relaksasi
            Minimalkan rangsang yang membuat stress
            Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
            Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan suasana tenang
            Berikan support mental
            Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang, kebutuhan perubahan pola hidup
        Ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah
        Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah diberi pendidikan kesehatan selama di RS
        Kriteria Hasil :
            Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung, rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
            Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian cepat.
        Intervensi :
            Berikan informasi dalam bentuk belajar yang berfariasi, contoh buku, program audio/ visual, Tanya jawab dll.
            Beri penjelasan factor resiko, diet (Rendah lemak dan rendah garam) dan aktifitas yang berlebihan,
            Peringatan untuk menghindari paktifitas manuver valsava
            Latih pasien sehubungan dengan aktifitas yang bertahap contoh : jalan, kerja, rekreasi aktifitas seksual.





Disalin dari : http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/sistem-fungsi-anatomi-jantung-manusia.html#.UFu5q653DIU
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar