Cari di blog ini

Senin, 18 Juni 2012

BILA TAK ADA KASIH (Penyakit paling mematikan)


            BILA TAK ADA KASIH

Artikel ini saya tulis setelah saya membaca buku dari Ayub  Yahya, yang begitu mrnyentuh hati saya. Saya tidak tahu mengapa tiba-tiba saya ingin sekali menulis artikel ini, saya juga menambahkan kutipan dari buku Ayub Yahya yang sempat say abaca. Buku tersebut banyak sekali merubah hidup saya , dan mengajari saya untuk saling mengasihi sesama manusia.

Ibu Teresa pernah mengatakan , “ Penyakit yang paling menakutkan bukan TBC atau Lepra , melainkan tidak dikehendaki, tidak dicintai, dan tidak dipedulikan. Kita dapat mengobati penyakiot fisik dengan obat-obatan, tetapi satu-satunya obat untuk kesepian keputusasaan, dan hilangnya harapan adalah kasih. Didunia ini banyak sekali yang mati karena kurang makan, tetapi jauh lebih banyak lagi yang mati karena haus akan kasih sayang.
            Ya, kasih adalah mutiara kehidupan yang paling indah dalam hidup ini , mahkota yang paling berharga, harta yang paling mahal. Tanpa kasih hidup ini tidak akan berarti. Tanpa kasih hidup ini tidak akan berarti, hambar, dan kosong.
Ada cerita, seorang pemuda Amerika pergi ke Vietnam dalam rangka tugas. Dua tahun kemudian kembali. Karena rumahnya di pinggir kota , ia tidak bias langsung pulang. Ia menginap di sebuah wisma . dari wisma itu ia menelpon rumahnya. Ibunya yang menerima
“ Ma, saya pulang,” katanya.
            “ Puji Tuhan, Nak. Dua tahun kami menunggumu dengan doa dan harapan yang tidak pernah putus. Sekarang kamu pulang, selamat dating kembali di rumah, Nak,”sahutnya gembira.
            “ Ma, boleh tidak saya bawa teman untuk tinggal dirumah kita ?”
            “O, boleh, Nak. Tentu . Biarlah temanmu itu tinggal bersama kit. Masih ada kamar kosong disebelah kamakrmu, bukan ?
            “Tapi Ma, “pemuda itu ( berhenti sejenak ragu-ragu ) “ teman saya itu cacat ; kedua kakinya diamputasi karena menginjak ranjau di Vietnam. Tangan kanannya pun sudah tidak ada, terkena pecahan mortir. Tinggal tangan kirinya yang tersisa”
            “ Nada gembira si ibu hilang, berganti suara kagetdan marah. “ Nak, apa kamu sudah gila , mau-maunya membawa orang cacat begitu tinggal dirumah kita, “ katanya dengan nada tinggi. “ Apa kamu tidak punya teman yang normal ? orang cacat selamanya akan bikin kita susah . Kamu sama saja membawa kutu ke kepalamu sendiri.  Mama tidak setuju !.
            “Tiba – tiba telepon itu terputus, tanpa say good-bye dari si pemuda.Besoknya si ibu dan suaminya pergi menjemput anaknya. Di depan wisma mereka. Melihat ada banyak orang dan polisi. Rupanya ada seorang anak muda yang bunuh diri dengan cara melemparkan dirinya dari lantai atas.
            Mereka mendekat. Orang yang bunuh diri itu seorang pemuda yang tidak memiliki kedua kaki, tangan kanannya juga sudah tidak ada, tinggal kanan kirinya yang tersisa. Dan ternyata pemuda itu adalah anak mereka!
            Jadi, rupanya ketika pemuda itu berbicara tentang temannya yang cacat, ia sedang berbicara tentang dirinya sendiri. Bisa dibayangkan, betapa sedih dan luka hatinya ketika mendengar ibunya mengatakan penolakan atas kehadirannya.
           
Di saku baju si pemuda tadi ditemukan secarik surat dengan noda darah. ’’mama,papa,dua tahun yang lalu saya pergi ke Vietnam dengan membawa cinta mama dan papa. Ketika saya kembali, saya berharap cinta itu masih ada. Tapi rupanya cinta itu sudah hilang bersama bersama hilangnya kedua kaki dan sebelah tangan saya. Lalu apa gunanya ssaya hidup.
Begitulah , tanpa kasih segala yang ada pada kita menjadi tidak berarti. Pun kalau kita punya otak cemerlang, segudang harta kekayaan , atau juga kemampuan-kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang lain , tanpa kasih semua itu tiada guna.
Apa itu kasih ? “Kasih itu sabar, kasih itu baik hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri sendiri dan tidak sombong. Ia tidak  melakukan hal yang tidak sopan dan tidak menjcari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain . Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan tetapi karena kebenaran . Ia menahan segala sesuatu , percaya segala sesuatu , mengharapkan sesuatu”
Maka marilah kita menanamkan kasih dalam hati kita, dalam pikiran kita , dalam setiap langkah . pupuklah it uterus, tidak saja hidup kita akan terasa lebih ringan , tetapi juga melalui kasih yang kita tebar kiranya kita dapat berperan serta menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Lebih indah dan lebih manusiawi. Kita bias memulainya dengan mengasihi orang-orang yang kita temui.

Semoga Tulisan ini Dapat Bermanfaat Bagi Rekan-Rekan yang Membacanya ……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar